Halo halo
Ada yg nungguin? Hehe...
Selamat membaca semua, dan siap menampung aspirasi kira-kira siapakah penjahatnya?
.
.
.Tidak peduli berapa kali Atiana mengecek data jadwalnya bulan ini dan tetap tidak menemukan satupun yang berhubungan dengan penanganan Langit.
"Sus Emy, benar ini diberikan oleh bagian staf administrasi? Saya rasa ada kesalahan disini."
Asisten perawatnya yang bernama Emy tersebut menilik dan memeriksa kesesuaian jadwal juga pembagian shift lalu mengangguk yakin. "Memang benar itu adalah jadwal baru Dokter selama sebulan ke depan. Ada beberapa perubahan karena kekosongan Dokter Ardan selama pelatihan dan seminar di Surabaya."
Itu bukan masalah. Atiana sama sekali tidak keberatan dengan penambahan atau penggeseran beberapa jadwal dari Ardan. "Bukan itu, tapi sepertinya mereka terlewat memasukan jadwal konseling dan pemeriksaan untuk pasien atasnama Langit Megantara. Selama ini saya yang menjadi penanggung jawabnya."
"Oh, memang ada pengaturan khusus untuk yang satu itu." Perawat Emy terlihat mengoreksi, "ada penambahan dokter spesialis asal Singapura sehingga beberapa terjadi penggeseran jadwal. Pembentukan tim gabungan ini sekaligus akan diketuai oleh Prof. Faizal."
"Prof. Faizal?" Kening Atiana semakin berkerut, "kenapa tiba-tiba? Sejak awal penanggung jawabnya adalah saya."
"Saya juga tidak tahu, Dok. Tapi bisa jadi memang ini ada permintan dari wali pasien."
Permintaan dari wali pasien? Omong kosong. Atiana tidak akan percaya sebelum menegaskannya sendiri secara langsung. Sayangnya ponsel milik Langit tidak bisa dihubungi, begitu juga dengan Lingga yang malah bisa-bisanya sengaja mematikan panggilannya.
"Saya harus memastikannya secara langsung dengan Prof. Faizal." Dan begitulah Atiana kemudian meninggalkan meja kerjanya. Sedikit tidak profesional karena dirinya memiliki jadwal visit pasien yang terpaksa harus diundurnya.
Kebetulan sekali karena jadwal Prof. Faizal yang baru saja menyelesaikan satu operadi lengangkatan limpa dan kini masih berada di ruangan transit untuk sterilisasi diri pasca pembedahan. Atiana nekat menyusul masuk dan atas hubungan baik yang selama ini mereka miliki, keduanya lantas duduk di kurdi deret dengan keseriusannya.
"Saya mau mengajukan keberatan atas pengambilalihan jadwal pasien atasnama Langit Megantara, Prof. Sejak awal, dia adalah pasien saya."
Prof. Faizal yang terlihat membenarkan letak kacamatanya baru memahami tujuan Atiana sampai menyusulnya ke ruangan transit. "Untuk yang satu ini, direktur rumah sakit sendiri yang sampai membuat pengarturan. Kita hanya bisa mengikuti jadwal dan pembagian yang dilakukan bagian ketenaga kerjaan dan administrasi. Saya mendengar justru Dokter Atiana sengaja dialihkan pada bangsal VIP menggantika tugas Dokter Ardan yang dinas luar. Saya rasa ini cukup adil."
Sayangnya tidak sama sekali bagi Atiana. "Saya tetap mau bertukar. Masuk kedalam tim Prof. Faizal juga tidak masalah. Saya memiliki hubungan yang cukup dekat dengan pasien ini dan saya minta untuk tetap dilibatkan dalam setiap penanganan maupun tindakan medis nya."
"Itu bukan kewenangan saya, Dokter. Lagipula bukankah sama saja? Asalkan pasien ini mendapatkan dokter yang lebih kompeten justru itu lebih menguntungkan?"
"Saya juga kompeten dalam merawatnya selama ini," entah kenapa Atiana merasaka sesuatu yang tidak adil disini. Ada perasaan tidak terima karena secara tiba-tiba dirinya dikeluarkan dan sengaja dijauhkan begitu saja.
"Saya yakin memang begitu," Prof. Faizal terlihat serba salah. "Tapi kali ini, seorang profesor ahli neurologis dan genetika yang akan menangani pasien. Bukankah itu bagus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Untuk Mas Langit [END]
RomanceDi hari pernikahannya, Kinara Laurasia Mahardika mengetahui fakta bahwa Rega-calon suaminya ternyata berselingkuh. Alasannya sangat mengejutkan, bahwa seama 7 tahun mereka berpacaran Kinara hanya membatasi pelukan atau sekedar ciuman di pipi. Bagaim...