9. Adu Mantu

1.6K 101 9
                                    

Sudah terbayang sebenarnya bagaimana nantinya Kinar akan menghadapi satu hari penuh senyuman kaku yang terasa sampai membuat rahangnya pegal. Tapi tidak dikiranya kalau hari itu justru datang dalam bentuk menghadiri pernikahan mantan.

Acara paling sialan seumur hidupnya.

"Senyum, Kin. Jangan begitu mukanya. Nanti mereka malah mengira kamu belum move on."

Mau belum atau sudah memangnya apa urusannya dengan orang-orang julid itu? Begitulah kira-kira ekspresi wajah Kinar ketika mematap Ivana dengan sebal dan mata menyipit.

"Kin!" Ivana yang terlihat sangat gemas sampai memcuri untuk bisa mencubit paha Kinar yang terbentuk sempurna karena lekuk gaunnya.

"Sakit," protes Kinar dengan tetap mempertahankan wajah sebalnya. "Mama mau buat aku malu disini?"

"Justru kamu yang niat banget buat Mama malu disini!"

Bibir Kinar mencebik lucu. Lupakan soal tampil cantik menawan dengan dress berwarna putihnya yang membentuk lekuk tububnya sempurna tersebut. Karena tepat disaan Kinar menginjakan kaki di gedung ini, melihat semua deorasi dan pengaturan tata ruang yang dipilih langsung menerjunkan mood nya hingga ke dasar rawa.

Rega brengsek! Sialan!

Itu adalah semua yang diinginkannya dalam sebuah pesta pernikahan. Pilihannya bahkan sampai sesederhana warna dan jenis buket bunga pengantin. Benar-benar menyebalkan.

"Eh tapi Kin, dekorasinya lumayan ya? Penataan ruangannya juga bagus. Nggak kelihatan penuh walaupun pakai hotel bintang empat. Makanannya juga enak-enak." Ivana membisik lirih. Tidak tahu saja kalau kalimatnya tersebut hanya semakin membakar kekesalan dalam diri Kinar.

Jelas lah bagus. Ini semua adalah seleranya. Pilihannya. Pengantinnya saja yang kurang ide sampai mencuri konsep miliknya. Tapi... tidak sepenuhnya mencuri juga sih. Karena kan dulu, Kinar juga merancang konsep ini untuk pernikahannya bersama dengan Rega. Sayangnya pengantin wanitanya bukanlah dirinya.

"Kinar, kamu datang?" Rega terlihat lebih antusias dibandingkan ketika menyalami tamu sebelumnya.

Mendadak, Kinar merasa kalau semua orang jadi ikut memperhatikannya. Beruntung dirinya pintar langsung memasang wajah datarnya dalam sekejap. Bahkan Kinar sengaja mengabaikan Rega dan melewati pasangan pengantin tidak tahu diri yang menatapnya dengan ekspresi berbeda.

Rega ketara sekali berharap agar Kinar membuat ulah agar menunjukan bahwa Kinar ada pada posisi yang paling berharap pada hubungan mereka sedangkan Vala terlihat khawatir kembali dipermalukan.

Tidak tahu saja kalau dibelakang Kinar sudah ada Ivana yang menjadi orang pertama pelaku pelemparan bola panas diatas pelaminan tersebut. "Selamat ya buat kalian berdua."

Rega langsung gagap, "i—iya Mah."

Jelas sekali panggilan tersebut sangat tidak pantas dan bahkan sampai mengundang tatapan aneh dari para tamu lain yang mendengar. Tapi Ivana dengan elegan mengabaikannya seolah telinganya tidak pernah mendengar panggilan menjijikan tersebut.

"Terima kasih juga karena kamu batal menikah dengan anak saya. Nggak cocok soalnya." Ivana masih memulas senyum tipisnya sementara ekspresi wajah Rega berubah kecut. "Soalnya Kinar ini didikannya bagus, nggak bisa asal kamu ajak ngamar apalagi sampai jadi bayi."

Sampai detik ini, Kinar paham sekarang. Kalimat pedas mamanya ini memang lebih berguna untuk ditujukan disaat-saat seperti ini. Lihat saja wajah Rega yang pucat dan Vala yang sampai lemas mendengarnya. Belum lagi para tamu undangan yang jelas langsung tertuju pada bagian perut Vala yang sudah mati-matian disamarkan dengan renda dan brokat agar menyamarkan bulat.

Istri Untuk Mas Langit [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang