Seminggu telah berlalu, sejak kejadian itu Vano sudah menjadi anak lebih menurut dari sebelumnya, ingat hanya sedikit.
Dan ya hari ini Vano memulai kegiatan sekolah nya di KHS (KRISMANTATARA HIGH SCHOOL) yah, kalian tidak salah tebak itu ada sekolah yang didirikan oleh keluarga nya, Krismantara.
Terlihat wajah cerah anak itu yang tak berhenti tersenyum karena ini pertama kalinya ia merasakan sekolah diluar rumah, excited bgt dek.
Walau tadi malam sempat menimbulkan pro kontra mengenai masalah sekolah Vano, namun anak itu kekeh membujuk keluarga nya agar mengizinkan nya untuk sekolah.
Hingga pada akhirnya mereka semua setuju namun dengan syarat Vano harus menyembunyikan identitas aslinya di depan publik, karena sudah dipastikan para pesaing Hendra akan memanfaatkan Vano untuk menjatuhkan dirinya jika orang lain sampai mengetahui fakta tentang siapa Vano itu, hanya orang tertentu saja yang boleh tau.
Vano pun tak masalah dengan itu, lagi pula ia sekolah bukan untuk pamer bukan?
"Abang yang akan mengantar mu nanti, dan saat pulang jangan kemana-mana jika abang belum menjemput mu, mengerti?" ujar Gara, diselingi dengan sedikit wejangan.
"Iya Abang." jawab Vano setelah menelan makanan nya, karena posisi mereka saat ini sedang melakukan sarapan.
Setelah selesai dengan acara sarapan mereka Vano segera masuk ke mobil Gara karena tak sabar lagi untuk pergi sekolah terlihat dari senyuman anak itu yang tak pernah luntur.
Mobil Gara pun berangkat, Vano menatap keluar kaca mobil cuaca senin pagi hari ini benar-benar mendukung perasaaan nya, sangat cerah.
Setelah sampai di sekolah Gara ikut turun untuk menemani adiknya ke ruang kepala sekolah, Gara menggunakan masker dan topi, ia tak mau warga sekolah mengenali dirinya berunjung penyamaran adiknya terungkap.
Setelah selesai dengan semua urusannya Gara berpamitan dengan adiknya, namun sebelum itu...
"Abang berangkat kerja dulu, ingat apa yang Abang ucapkan tadi pagi?" tanya Gara di balas anggukan kecil oleh Vano.
"Bagus." Gara melepas masker nya setelah memastikan keadaan aman, ia menunjukkan pipinya ke arah Vano, Vano pun bingung namun di detik berikutnya ia paham dengan maksud Abang nya.
Cup
Cup
Dua kecupan Vano berikan di kedua pipi Gara, Gara tersenyum puas, ia pun berlalu meninggalkan adiknya bersama dengan sang kepala sekolah, Gara mempercayakan adiknya pada guru tersebut namun sebelum itu Gara memberikan ancaman terlebih dahulu.
"Ayo tuan muda." ajak ibu kepala sekolah itu dengan lembut.
"Panggil Vano aja buk." suruh Vano ia tak enak jika seorang guru harus memanggil nya seperti itu.
"Tidak apa-apa tuan muda." Vano semakin tak enak setelah guru itu kembali memanggil nya seperti tadi.
"Buk, tuh kan dibilangin panggil Vano aja." Guru tersebut tertawa jika dilihat-lihat siswa barunya ini sangat menggemaskan.
Sedikit pemberitahuan Vano pastinya akan dimasukkan ke kelas 10 mengingat Vano yang sebelumnya tak pernah menjalani sekolah di luar seperti ini tentunya ia harus mengikuti mata pelajaran di kelas 10 terlebih dahulu.
X MIPA 2 itu yang tertulis pada papan kecil yang di tempatkan di atas salah satu pintu kelas.
Kepala sekolah berhenti di depan pintu tersebut, seorang guru yang tengah mengajar di kelas itu pun meminta anak-anak muridnya untuk menghentikan kegiatan belajar mereka sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective family sadistic
RandomMenceritakan seorang anak laki-laki remaja berusia 17 tahun bernama Fian Aldevano, yang merasa terkekang atas sifat ayah dan ke 2 abangnya yang berbuat seenaknya serta mengatur hidupnya baik dalam hal apapun. Ia hidup berempat dalam satu rumah mewah...