Part 14

3.5K 190 0
                                    

Tetap up biarpun vote nya ga tembus 100☝️😔

Brukk!

Saat tengah fokus dengan kegiatannya seorang gadis dengan sengaja menabraknya hingga bakso yang dibawa gadis itu tumpah membasahi seragam yang di pakai oleh Vano.

"Shh." Vano sedikit meringis merasakan perih pada kulit nya yang melepuh akibat kuah bakso yang masih sangat panas itu mengenai bagian perut dan tangannya.

"Eh aduhh! Maaf-maaf gue ga sengaja." bohong gadis yang bernametag Auralia Jess Sanjaya.

Alia mengambil beberapa lembar tisu dan berpura-pura membersihkan tumpahan baksonya di tubuh pemuda yang ada dihadapan nya itu.

Namun tiba-tiba gadis itu membisikkan sesuatu pada Vano.

"Panaskan? Makanya gausah caper ke pacar gue jadi cowok, paham?" Alia menekan semua ucapan yang ia bisikkan pada Vano, ia benci melihat Vano yang begitu dekat dengan Kay karena sejatinya gadis itu jatuh cinta pada Kay namun Kay terus mengabaikan nya.

"Akhh!" teriak Vano ketika Alia dengan sengaja mencengkram kuat bagian kulit nya yang melepuh.

Srett!

Bruk!!

Tubuh Alia terlempar ke belakang dan jatuh menghantam salah satu kursi yang ada di kantin tersebut sesaat setelah Kay menarik kuat rambut panjang gadis itu.

"Pergi." dingin Kay menatap tajam ke arah Alia, tersirat kemarahan yang terpendam di mata Kay.

"Apasih Kay! Lu kasar banget jadi cowok! Padahal Alia ga sengaja gitu doang kok marah." bentak salah satu teman Alia pada Kay, Elisa Azhie Lexya.

"Pergi jika kalian tidak ingin mati." tatapan membunuh itu Kay layangkan pada dua gadis menyebalkan dihadapan nya ini.

"Cih, awas lu." sungut Elisa menatap tajam Vano yang hanya diam karena masih kaget dengan apa yang terjadi, Elisa segera membawa temannya pergi setelah membantu Alia berdiri kembali.

Kay berbalik menatap Vano, ia membawa Vano yang masih shock itu ke gendongan untuk di bawa ke UKS.

Setelah mengobati Vano, Kay menyuapi anak itu dengan bubur ayam yang entah kapan dibeli oleh anak itu, meski harus ada acara paksa memaksa terlebih dahulu sebelum akhirnya Vano mengalah dan menurut untuk makan.

"Kay, aku ada bikin salah ya?" tanya Vano lirih, ia bingung kenapa ini semua bisa terjadi padanya, padahal ini hari pertama ia masuk sekolah dan siapa sangka ia akan mengalami hal buruk ini.

"Tadi katanya jangan caper ke pacarnya, emang Kay pacarnya cewek itu ya?" Vano menatap Kay dengan tatapan intimidasi.

"Tidak." Kay menatap datar Vano yang sudah berpikir bahwa dirinya adalah kekasih dari wanita sialan itu.

"Tap--"

"Sttt, sudah lebih baik kau tidur sekarang." belum selesai Vano berucap namun kalimat nya lebih dulu dipotong oleh Kay.

"Tidak mau, orang sekolah buat belajar juga malah disuruh tidur." tolak Vano mentah-mentah mana mau dia bolos di hari pertama ia sekolah, sangat-sangat tidak mencerminkan murid yang teladan.

"Tidur atau aku akan memberi tahu Abang mu tentang hal ini?" ancam Kay, sedangkan Vano yang kaget berusaha untuk terlihat biasa saja.

"Beritahu saja, lagi pun apa kau tau siapa abangku?"

"Gara dan Revan." bungkam Vano terdiam setelah mendengar jawaban Kay, apa ini? Kay tau darimana mengenai hal ini.

"Tenang saja aku bisa menjaga rahasia, jadi kau cukup menurut dan tidur sekarang sebagai syaratnya." lanjut Kay setelah menyadari ketakutan anak itu.

Protective family sadistic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang