Chapter 4

1.3K 47 0
                                    

★★★

09.30 WIB

Hanya sedikit pembantu yang berlalu-lalang mengerjakan tugas nya, karna banyak diantara mereka yang telah selesai dengan pekerjaan mereka.

Karena Gisella yang keluar untuk bertemu teman lamanya sejak pukul tujuh tadi pagi, Gean yang bosan hanya bermain game dan memakan cemilan sambil menonton film di laptop nya. Sesekali Gean melihat lihat pekerjaan para pembantu yang sedang sibuk di dapur.

Sebenarnya Gean ingin tahu apa yang dilakukan Aura didalam kamar. Mengapa gadis itu tak keluar sejak tadi, apakah dia tidak lapar. Gean membuang pikiran nya itu dan fokus membaca buku pelajaran di ruang tamu.

***

"Dimana kak Aura? Aku tidak melihatnya bahkan saat nyonya dan yang lainnya sarapan tadi pagi kak Aura tidak terlihat."

"Diamlah Pia, jika kamu mengajakku bicara terus aku tidak akan selesai memotong bawang." Balas Wulan sambil menunjukkan bawang merah yang ia iris ke depan wajah Pia.

"Iihhh, itukan tinggal satu biji saja."

"Sudahlah jangan dipikirkan, Aura pasti sedang istirahat didalam kamarnya. Tuan Gavin kan pulang tadi malam."

"Lalu? Apa hubungannya dengan tuan Gavin pulang?"

"Ck anak ini, tentu saja tuan Gavin merindukan tidur bersama Aura. Dan membuat Aura kelelahan semalaman."

"Haa??"

"Astaga. Lupakan ucapan ku tadi, kamu masih kecil. Ayo kita keluar, aku akan membeli saus dan beberapa bumbu lainnya di supermarket."

"Hah baiklah... apa kak Wulan akan membelikan ku permen?"

"Iya iya akan ku belikan."

Wulan dan Pia pun keluar mansion melewati gerbang dengan berjalan kaki. Wulan menolak diantar karena ingin sambil berjalan kaki.

Tidak banyak yang dibeli mereka hingga saat pulang tak susah untuk membawanya. Di jalan Pia banyak bicara dan Wulan kadang mendengar kadang juga mengabaikan suara dari mulut Pia.

Wulan masuk seorang diri sedangkan Pia membantu seorang kakek penjaga kebun membawa beberapa alat alat nya. Saat selesai Pia berniat kembali kedalam mansion menyusul Wulan.

Tak sengaja pandangan nya melihat ke arah balkon kamar Gavin. Terlihat seorang perempuan seperti tertidur disana. Perempuan itu dapat dilihat Pia karna posisinya berada dipinggir pagar balkon.

Kak Aura??

Pia bergegas masuk dan menemui Wulan, memberitahu apa yang dilihatnya. Wulan awalnya menolak untuk memeriksa Aura didalam kamar, namun Pia membujuk nya sambil menarik-narik tangan dan pakaian yang dipakai Wulan membuat Wulan terpaksa menuruti meskipun ia takut jika akhirnya nanti mereka akan dimarahi.

Mereka berdua berjalan hingga melewati ruang tamu yang dimana ada Gean disana. Namun Gean seakan tak melihat keberadaan dua pembantu nya itu. Akhirnya mereka melanjutkan langkah menuju tangga.

Diam diam Gean memperhatikan kedua pembantu nya yang menaiki tangga. Tadi sudah ada orang yang membersihkan lantai dua, kenapa ada pembantu lagi yang pergi kesana?.

Apa yang mereka lakukan? Bukankah diatas sudah dibersihkan tadi?

Pasti mereka mau melakukan sesuatu, atau...apa mereka mau mencuri? Tapi kenapa mereka tidak takut padahal ada aku disini.

Gean pun akhirnya mengikuti keduanya. Perlahan-lahan dan berhati-hati agar Pia dan Wulan tak menyadari jika mereka di ikuti.

***

A U R O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang