Chapter 7

1.1K 36 1
                                    

★★★

09.00 WIB

Sudah 3 Minggu ini Gavin tidak pulang karena tinggal di apartemen nya sambil fokus dan terus-menerus mengurus pekerjaan kantor sesekali dibantu oleh David. Saat merasa jenuh, Gavin akan pergi kerumah Cahaya untuk bertemu Anna meskipun tetap saja Anna tidak nyaman karena merasa tidak mengenal Gavin.

Sedangkan di mansion Aura menjadi lebih dekat dengan Gean, dan Gilang tidak lagi kaku saat bersama Aura karena mulai memahami sifat Aura, bagi Gilang Aura adalah gadis yang lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri, Gilang sudah tiga kali mengujinya dengan beberapa hal.

Gilang dan Gean juga pernah bersama-sama berpura-pura sakit untuk melihat bagaimana Aura merawat mereka. Mereka melakukan nya saat Gisella tidak bisa ada dirumah karna kesibukannya di butik bersama Helena. Aura merawat Gean dan Gilang dengan baik, dan Gisella berterimakasih untuk itu. Lalu tanpa diketahui Gilang, saat Gean berpura-pura demam ia berakting seakan-akan dirinya mengigau untuk dipeluk, Aura terpaksa memeluk nya tanpa menyadari Gean sengaja menginginkan pelukan itu.

Kini Aura bersama Wulan, Pia, Gean dan Gilang berada di taman bermain  bulu tangkis. Wulan hanya duduk menonton, tidak ingin ikut.

"Hahhh aku haus..." Gean mengelap keringat di pelipisnya.

"Kita lupa membawa minum tadi." Jawab Gilang.

"Akan ku ambil kan." Ucap Aura.

"Tidak kak, biar aku yang mengambil air." Ucap Pia.

"Tak apa Pia"

"Kalian duduk saja, akan ku ambilkan." Wulan berdiri menjauhi mereka berempat menuju dapur.

"Ayah mengirim pesan." Gean menunjukkan ponselnya pas didepan wajah Aura.

Ayah 💵
Tanyakan apa warna
Kesukaan Aurora

"Warna? Emm Hijau?"

"Baiklah hijau."

Gean mengetik diponsel membalas pesan ayahnya 'HIJAU'.

"Memang nya kenapa?"

"Mungkin ayah dan ibu memesan gaun untuk mu." Jawab Gilang.

"Gaun untuk apa?"

"Aku lupa memberi tau kalian, ibu dan ayah mendapat undangan pernikahan dari teman lama ayah, anaknya menikah besok dan kita akan datang kesana." Gilang menjelaskan sambil memainkan ponsel.

"Apakah aku juga?"

"Tentu saja kak, kau kan juga anggota keluarga."

Aura tersenyum, ia bahagia sekarang. Gean lebih menyukai nya dari pada dulu saat dirinya baru menjadi kakak ipar Gean.

"Ada kelas, aku berangkat sekarang." Gilang memberitahu dan berlari ke tempat parkir menuju mobilnya.

"Kak, ayo duduk disana.. matahari nya mulai panas." Pia menunjuk pada sebuah pohon rindang yang teduh.

"Baiklah, ayo Gean."

Mereka bertiga duduk di atas rumput berteduh dibawah pohon. Saat itu juga Wulan datang membawa jus apel untuk diminum bersama. Tapi dia tak sendiri.

"Geaaan, dimana paman dan bibi??" Seorang gadis berpenampilan seperti laki-laki, bahkan rambut nya sangat pendek seperti Gean namun agak lebih panjang menghampiri Gean dan duduk disampingnya.

"Kenapa kau kesini."

"Kamu seolah-olah tidak suka aku ada disini."

"Memang."

A U R O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang