★★★
23.43 WIB
Xavier Rifant Mahardika & Zavier Robert Mahardika.
Dua nama yang tertulis di hiasan dinding sebuah kamar bernuansa Abu-abu. Nama itu diberikan Gavin untuk kedua putra kembar nya dua bulan yang lalu. Xavier putra pertama, dan Zavier untuk putra kedua. Aura menyukai kedua nama yang diberikan Gavin.
Xavier dan Zavier tidur di kamar mereka sendiri, tepat disamping kamar Gavin dan Aura. Kedua bayi itu dipantau dua kamera yang terhubung dengan ponsel Gavin. Saat Gavin tertidur, lalu Aura menyadari Xavier menangis ditengah malam, Aura akan datang untuk menyusui bayinya sampai kembali tertidur. Setelah nya Aura akan tidur dikamar Xavier dan Zavier hingga pagi. Membuat Gavin sedikit kesal jika bangun tanpa melihat istrinya.
Ceklek.
"Aurora..."
"Gavin?"
Gavin melangkah mendekati Aura yang duduk sambil menyusui Xavier di sebuah sofa panjang yang ada di kamar si kembar, ia duduk di sebelah kanan Aura memperhatikan Xavier yang tenang menyusu.
"Kenapa kesini?"
"Aku bangun...dan kamu tidak ada." Gavin menyandarkan kepalanya pada bahu Aura, tapi tidak terlalu menekan nya.
"Tidurlah, aku akan menyusul sebentar lagi"
Gavin tak bergerak sedikit pun, ia masih memperhatikan Xavier dan dada Aura. Rasa kantuknya hilang, terganti dengan hal lain. Gavin menginginkan Aura, mencoba untuk menggoda istrinya, ia berniat untuk mengawali dengan mempermainkan benda favorit nya.
"Aku ingin itu."
Aura mengikuti arah Gavin memandang, dadanya. Tubuh Aura tiba-tiba merasa merinding terlebih saat tangan kiri Gavin mulai mengelus pinggang nya pelan. Berpikir apakah Gavin hanya menginginkan dadanya atau lebih dari ini. Jika memang Gavin menginginkan itu, Aura tidak akan menolak.
"Se-sebentar" Aura berdiri dan mengembalikan Xavier ditempat tidur nya.
Disambut Gavin yang langsung menggendong Aura lalu membawanya kembali ke kamar mereka. Aura hanya pasrah dengan apa yang akan Gavin lakukan.
Setelah mengunci pintu kamarnya, Gavin kembali mendekati Aura yang sudah ia turunkan diatas tempat tidur. Memulai dengan mencium bibir Aura secara lembut hingga beberapa menit, puas dengan bibir, ciuman Gavin pelan-pelan turun ke leher Aura. Karna Aura menahan suaranya, membuat Gavin terpaksa menggigit kecil leher Aura dan berhasil membuat wanita itu mendesah.
"Aahhh Gavinh..."
"Emmm."
Terus turun sampai akhirnya wajah Gavin berhenti di depan dada Aura. Aura tidak memiliki tenaga untuk mencegah Gavin, pria itu tidak membuka perlahan satu-persatu kancing baju tidur nya, melainkan menarik nya hingga membuat kancing baju Aura lepas dari bajunya.
Aura hanya melihat yang dilakukan Gavin, nafasnya terengah-engah padahal belum melakukan kegiatan inti. Gavin melepas kaitan bra milik Aura, mengangkat nya cepat dan terlihat benda kesukaan nya didepan mata.
Cup
Mencium sekilas dada istrinya, dan mulai mengulum puting Aura. Seketika membuat Aura membusungkan dadanya, sekuat tenaga menahan suara desah yang tertahan.
Tak tinggal diam, tangan kanan Gavin mempermainkan puting kiri milik Aura. Berusaha membuat Aura menyerah dan mengeluarkan suara desahan. Jari nya memilin sesekali meremas lembut keseluruhan dada Aura.
"Ahhh Gavhh emmhh..."
Gavin melirik ekspresi Aura, ekspresi yang paling ia sukai. Kembali fokus pada kegiatan nya, Gavin mulai turun hingga wajahnya tepat didepan bagian inti Aura. Memiliki sebuah ide untuk melakukan hal yang belum pernah dicoba.
KAMU SEDANG MEMBACA
A U R O R A
Ficção Geral18+!!! Tamat, lengkap, & gk plagiat. ★★★ Aurora Elysia (19) terpaksa menikah dengan Gavin Keanu Mahardika (25) untuk membayar hutang orang tuanya yang telah meninggal kepada Georgio, ayah dari Gavin. Gavin bukan hanya tidak menyukai Aurora, melainka...