Chapter 12

1.3K 42 0
                                    

★★★

Beberapa jam yang lalu. (16.30 WIB)

Gavin lagi-lagi menemui Anna dirumah nya. Anna yang sedang duduk di taman sambil fokus membaca buku diary nya semasa belum hilang ingatan, merasa terganggu dengan kedatangan Gavin. Namun ia tak memperlihatkan hal itu.

Gavin melihat Anna duduk sendirian segera mendekati gadis yang ia sukai. Dengan tersenyum tulus tidak seperti Anna yang terpaksa memasang senyum palsu.

"Dimana Mama dan Papa?" Tanya Gavin sambil duduk berhadapan dengan Anna.

"Mereka ada keperluan diluar sebentar."

"Lalu apa yang kamu lakukan disini?."

Pedofil ini ternyata juga buta. "Aku sedang membaca buku diary ku."

"Apakah...kamu sudah bisa mengingat beberapa hal?"

"Tidak sama sekali. Tapi membaca buku diary ini membuat ku tau beberapa hal, termasuk fakta jika dulunya aku tidak mencintai atau menyukai siapapun." Jawab Anna berniat menyindir Gavin, namun Gavin terlihat tidak peka sama sekali.

"Benar, kamu tidak pernah terlihat menyukai siapapun. Termasuk aku..." Balas Gavin lirih.

"Aku sudah mengatakan pada Mama ku jika kamu mencintaiku dari kecil, karena waktu kau berumur lima tahun kau mengira aku adalah bayi yang menangis saat kau ajak menikah dulu."

Gavin tidak memahami apa yang dikatakan Anna. Dia diam menatap Anna menunggu gadis di depannya itu melanjutkan penjelasan nya.

Mengira? Apa maksud Anna.

Lebih baik jika aku mengatakan ini agar dia tidak lagi mengejar-ngejar ku. Dasar pedofil. Yang kau ajak menikah adalah adikku.

"Apa kau tau apa yang dikatakan Mama ku? Mama bilang kalau bayi Mama yang dibuat menangis olehmu karena kau mengajaknya menikah itu adalah Arra adikku dan bukan aku. Karna aku dan Papa sedang diluar negeri."

"Tidak mungkin... baby sitter itu menyebutkan namamu. Dia menyebut nama Anna, dan aku tidak lupa itu. Kamu menangis saat aku mengajakmu menikah."

"Bukan aku! Sudah kubilang dia adalah adikku Arra. Tanyakan pada Mamaku saat dia pulang nanti."

Setengah jam lebih Gavin duduk di sofa menunggu kedatangan Cahaya dan Damar. Gavin sibuk dengan pikirannya sedangkan Anna sudah kembali ke kamarnya meninggalkan Gavin, ia tak suka berdekatan dengan pria itu.

Ceklek.

Gavin menoleh ke arah pintu, terlihat Cahaya dan Damar berjalan masuk bersama. Damar membawa beberapa barang belanjaan Cahaya.

"Gavin...apa yang kamu lakukan disini? Dimana Anna?"

"Ma...ada yang perlu Gavin tanyakan."

Melihat wajah sedih Gavin, Cahaya menyuruh Damar untuk lebih dahulu keatas meninggalkan Cahaya bersama Gavin. Damar pun menaiki tangga menurut pada perintah Cahaya.

"Ayo, duduklah dan katakan apa yang ingin kamu tanyakan."

"Apa waktu aku kecil dulu... Arra adalah bayi yang ku buat menangis?"

"Benar Gavin, bayi Arra lah yang kamu buat menangis dulu. Anna tidak ada disini saat kamu dan Gisella kemari saat itu. Anna dibawa oleh Damar karna Anna tidak ingin ditinggal oleh Papanya dulu."

"Tapi.. waktu itu seorang baby sitter mengatakan jika nama bayi itu adalah Anna."

"Dia adalah baby sitter baru, entah kenapa dia selalu salah membedakan Anna dan Arra padahal mereka tidak terlalu mirip."

A U R O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang