★★★
18.30 WIB
Dari mereka sampai di villa hingga detik ini, Aura sibuk karena tugas dari Gavin. Gavin menyuruhnya untuk membersihkan setiap kamar yang berantakan dan mengepel beberapa ruangan yang berdebu. Beruntung banyak kamar yang sudah rapi membuat Aura hanya fokus membersihkan ruangan saja.
Sekarang Aura sedang mengepel lantai dapur seorang diri. Meskipun lelah ia tak mungkin menolak perintah dari Gavin. Gavin sendiri sedang duduk di ruang tengah dengan berfokus pada laptop mengurus pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh David.
Mengepel lantai dapur adalah hal terakhir yang disebutkan oleh Gavin, mungkin setelah ini ia akan mengistirahatkan kaki dan tangan nya. Setelah selesai mengepel Aura berniat naik menuju kamar nya. Saat lewat di belakang sofa panjang yang diduduki oleh Gavin, pria itu mengeluarkan suara lagi.
"Buatkan aku kopi."
Aura langsung kembali ke dapur, membuat kopi sesuai perintah dari Gavin. Dengan cepat ia membawa kopi yang sudah jadi kepada Gavin. Aura meletakkan kopi di atas meja dekat dengan laptop Gavin.
"Sshh."
Pranggg
Gavin membanting cangkir kopi yang ia pegang ke lantai dekat dengan kaki Aura berdiri. Menyebabkan beberapa pecahan kaca dan tetesan kopi panas mengenai kaki Aura.
"Kau membuat kopi yang terlalu panas, buatkan lagi dan setelah itu cepat bersihkan ini."
"Iya tuan"
Terburu-buru Aura kembali ke dapur membuat kopi lagi yang tidak terlalu panas. Membawa nya ke Gavin dan meletakkan nya diatas meja. Gavin meminumnya dengan tenang.
"Bagus, sekarang bersihkan itu."
Aura sekali lagi menuju dapur mencari kantung plastik. Ia menemukan nya dan membawanya ke tempat pecahan cangkir tadi. Memunguti pecahan cangkir tanpa mengobati kakinya yang tergores. Gavin melirik kaki Aura yang tidak di obati itu.
"Kau tidak mengobati kakimu?"
"Tidak tuan, ini hanya luka kecil"
"Kau bodoh itu sebabnya berpikir seperti itu. Luka mu akan terinfeksi jika tidak diobati."
Aura tidak tau harus menjawab apa, ia diam sedangkan Gavin sendiri menyesal mengatakan itu.
"Cepat bersihkan!"
Aura melanjutkan kegiatan nya. Setelah selesai ia pun menuju kamar, namun saat melewati sofa yang terdapat Gavin tadi, pria itu tidak ada disana, mungkin sudah kembali ke kamarnya.
Merasa lelah namun ia tak merasakan kantuk sedikit pun. Aura sekarang duduk di kursi dekat jendela menatap cahaya bulan dan bintang yang bersinar terang. Jendela kamar Aura menghadap ke arah hutan namun juga bisa melihat kolam renang di sisi kirinya.
"Bunda... sekarang Aura sedang mengandung. Aura tidak tau harus melakukan apa, tuan Gavin, suami Aura tidak mungkin menginginkan anak ini." Lirihnya sambil menyenderkan kepala pada jendela.
"Aku ingin menjadi ibu yang baik, seperti bunda. Bunda tau? Aura mengandung tiga bayi, Aura akan menjadi ibu dari tiga bayi..."
Tak lama Aura merasa mengantuk hingga ia berpindah ke atas tempat tidur. Mengelus-elus perut nya sampai akhirnya ia tertidur pulas.
***
05.53 WIB
Aura sibuk di dapur memasak beberapa masakan. Memasak sendiri bukan hal yang berat bagi Aura karena ia terbiasa di rumah bundanya dulu. Gavin belum keluar dari kamar nya, Aura pikir mungkin Gavin belum bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
A U R O R A
General Fiction18+!!! Tamat, lengkap, & gk plagiat. ★★★ Aurora Elysia (19) terpaksa menikah dengan Gavin Keanu Mahardika (25) untuk membayar hutang orang tuanya yang telah meninggal kepada Georgio, ayah dari Gavin. Gavin bukan hanya tidak menyukai Aurora, melainka...