Chapter 8

1.1K 38 0
                                    

★★★

07.05 WIB
Lima hari kemudian.

Gisella, Georgio, Gavin, dan Gilang duduk bersama diruang keluarga. Keempatnya sedang menunggu Aura dan Gean yang masih belum turun. 

Gean sekarang sedang berada di kamar Gavin berniat melihat gaun yang dipakai oleh Aura. Aura telah selesai bersiap-siap dibantu oleh Wulan yang menata rambutnya. Gean duduk di sofa sambil memainkan ponselnya tak memperhatikan Aura yang sudah berdiri didepannya.

"Gean..."

"Sudah selesa...?" Gean menghentikan ucapan nya saat matanya melihat penampilan Aura. Gadis didepannya sangat cantik dengan gaun hijau yang membalutnya.

"Gean?" Aura melambaikan tangan ke depan wajah Gean.

"A-ayo kebawah, semuanya me..nunggu dibawah." Astaga harusnya aku yang menikah dengan nya.

"Iya ayo..."

Gean dan Aura berjalan bersama menuruni tangga, dibelakang mereka ada Wulan yang mengikuti berniat menuju dapur. Georgio melihat Aura dengan kagum, menantu nya sangat cantik.

"Itu mereka." Ucap Gisella menyadarkan Gavin dan Gilang yang terus menatap ponsel mereka.

Gilang berekspresi datar sudah menduga Aura akan terlihat sangat menawan seperti itu. Sudah kuduga.
Sedangkan Gavin sedikit terkejut melihat nya, beberapa saat ia terpana dengan penampilan Aura namun dengan cepat menepis nya.

"Aurora...kamu sangat cantik memakai gaun ini nak."

"Terima kasih ayah..."

"Warna hijau sangat cocok dengan mu ya." Aura tersenyum pada Gisella. "Terima kasih juga ibu."

"Baiklah, ayo kita berangkat."

Semua keluarga Mahardika telah siap berangkat menuju acara pernikahan. Gean berjalan dibelakang Aura dan Gavin, mengikuti mereka yang akan memasuki sebuah mobil.

"Gean! Jangan mengikuti kakakmu terus, masuk ke dalam mobil yang sama dengan Gilang!" Seru Gisella pada Gean membuat anak itu tidak jadi masuk ke dalam mobil berisi Aura dan Gavin.

Gean berjalan ke belakang menuju mobil yang sudah terisi Gilang. "Mereka kan juga kakakku..." Lirihnya.

Georgio dan Gisella berada di mobil pertama, Gavin dan Aura mobil kedua, lalu mobil terakhir membawa Gean dan Gilang. Ketiga supir membawa ke enam anggota keluarga berangkat ke tempat acara. Aura yang sejak tadi bertatapan dengan Gavin merasa pria itu sedang menahan emosi, membuat Aura takut berada di sekitar Gavin apalagi sekarang mereka ada dalam mobil yang sama.

Didalam mobil pertama, Georgio dan Gisella menempel dan saling berpegangan tangan. Gisella juga menyandarkan kepalanya pada bahu Georgio romantis.
Dan didalam mobil ketiga Gean dan Gilang berjauhan sambil memainkan ponsel masing-masing. Gean menempel pada pintu mobil sebelah kiri sedangkan Gilang di sebelah kanan namun tak menempel, ia tak terlalu menghindari Gean.
Lalu mobil kedua Aura dan Gavin diam tanpa ada percakapan diantara mereka, Gavin terlalu membenci Aura tidak berniat mengobrol dengan gadis itu sedangkan Aura tidak berani karena takut pada Gavin.

***

09.00 WIB

Acara sumpah pernikahan telah selesai, keluarga Mahardika duduk bersama di satu meja dengan beberapa teman dekat Gisella dan Georgio. Gean sibuk memakan cemilan yang tersedia diatas meja, Gilang memotret hal-hal yang ia anggap menarik.

Aura diam sesekali Georgio mengajaknya bicara, Gavin terlihat memandangi sebuah meja yang disana terdapat Cahaya dan Damar duduk. Gavin tak melihat Anna, itu sebabnya ia penasaran akan hal itu.

A U R O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang