Chapter 22

1.3K 45 2
                                    

★★★

10.58 WIB

Diperjalanan, Gavin, Hades dan Carissa berpapasan dengan Gisella. Tanpa memberi penjelasan pada Gisella, Gavin meminta untuk ibunya ikut dengan nya, Gisella menurut karna Gavin mengatakan ia ingin mencari Aura. Hades menyuruh Carissa mencari Georgio dan Damian.

Kenapa wajah mereka seperti itu?
Itu Hades...

Mereka mau kemana? Mana kak Aura?

Gean dan Gilang melihat dari jauh Gavin dan Gisella yang seperti mengkhawatirkan sesuatu. Gean pun berpamitan dengan teman-teman nya dan berlari mengikuti Gavin. Gilang yang sendirian tanpa bersosialisasi dengan siapapun langsung menyusul Gean.

Sampai didepan kamar Felix, mereka merasakan kekhawatiran yang besar pasa Aura. Pintu dikunci dari dalam. Mendobrak nya merupakan hal yang sia-sia.

"Gean, ambil kunci kamar nomor 31 di resepsionis hotel, cepat!" Suruh Hades.

Gean mengangguk dan berlari. Gisella bingung dengan apa yang terjadi.

"Gavin, untuk apa kita kesini. Apa Aurora ada didalam?"

"Felix membawa menantu bibi kedalam kamar ini." Ucap Hades.

"Apa?!" Gisella panik seketika, air mata menetes tak bisa memikirkan apa yang terjadi pada Aura didalam sana.

Gavin bagaikan patung yang hanya menatap tajam pada pintu kamar Felix. Ia menahan amarahnya hingga tidak mengeluarkan kalimat apapun. Hades melihat tangan Gavin yang mengepal memperlihatkan uratnya.

"Bagaimana bisa Aurora bersama pria lain.."

"Dia pasti dijebak oleh Felix."

Tak lama Gean datang bersamaan dengan Carissa juga Georgio dan Damian. Mereka mengetahui tentang Aurora dari penjelasan singkat Carissa. Georgio terlihat berkeringat dengan wajah yang sangat marah seperti Gavin.

"Bukankah tadi Aurora bersamamu?! Apa saja yang kamu lakukan Gisel!"

"Maaf...ini kesalahan ku, seharusnya aku menjaga Aurora, tidak membiarkan dia sendirian..."

"Gio tenang lah...Pelaku nya adalah Felix, hukum dia setelah ini."

Gavin tak memperdulikan orang disekitarnya, ia mengambil kunci dari tangan Gean dan akan membuka pintu kamar Felix.
Tangannya berhenti, semua orang melihat ke arah pintu itu. Gagang pintu yang bergerak, pertanda orang didalam sedang membuka pintu.

Pintu akhirnya terbuka, menampilkan wajah panik Felix yang berkeringat. Melihat banyak orang didepan kamar nya, Felix berniat untuk kabur. Sebelum ia berhasil melangkah Gavin langsung mencengkram kuat leher Felix, mendorongnya dan memukuli wajah Felix secara bertubi-tubi.

Gilang membawa Gisella dan Carissa mundur agar tidak melihat apa yang dilakukan Gavin, meskipun begitu Gisella dan Carissa tetap bisa mendengar suara pukulan Gavin dan teriakan Felix.

Georgio, Damian, Hades, dan Gean masuk menyusul Gavin, mencari keberadaan Aura. Mereka melihat sobekan gaun berwarna merah muda, mereka sangat ingat itu adalah gaun yang Aura pakai tadi.

"Di sana." Hades menunjuk kamar mandi.

"Gavin! Hentikan! Biarkan paman dan Hades yang mengurus nya, cepat cari istri mu!!" Damian mencoba menghentikan kebrutalan Gavin. Kepala terutama wajah Felix berlumuran darah disebabkan ulah Gavin.

Georgio dan Gean memasuki kamar mandi terlebih dahulu disusul Gavin. Gean sangat terkejut melihat kondisi Aura, begitu juga Georgio. Aura tergeletak tak sadarkan diri di lantai kamar mandi dengan darah yang mewarnai gaun bagian bawahnya.

A U R O R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang