Diperah Sampai Habis

13.8K 229 10
                                    

Sebelumnya.

Rian agak terkejut karena tempat yang dikunjunginya adalah bar yang penuh dengan bau alkohol serta lagu dj yang memekakkan telinga. Orang yang dikenal Rian pun mengangkat tangan menunjukkan posisinya di tengah keramaian orang. Dia bersama 3 teman lainnya yang satu divisi dengannya. Rian pun mendekatinya.

"Hahaha liat fotografer ganteng kita udah dateng."

"Heh Rafi, napa lo gak bilang kita mo ke tempat kek gini??" Tanya Rian agak kesal seperti ditipu. Ia menutup hidungnya karena bau menyengat yang ada.

"Eh, jadi ini pertama kalinya lo kesini?" Tanya Rafi. Rian mengangguk.

"Hahaha lo harus coba suasana bar. Pasti ketagihan, apalagi di sini ada pelayanan eksklusif kalau lo punya uang."

"Pelayanan eksklusif?" Rian tidak paham.

"Ya... lo tahu lah. Dilayanin kayak makan dan minum disuapin, permintaan soal pakaian pun bakal diturutin, sampai... kalau lo mau "jajan" juga bisa." Jelas Rafi. Rian mengerti kalau soal "jajan" ini.

"Aduh... gimana ya haha, keknya gue mending balik dulu deh."

"Eh jangan dong. Kita kan disini mau berpesta."

"Di tempat lain aja deh ya,"

"Semua orang diawal pasti bilang gitu. Tapi mending lo cobain ini dulu deh." Rafi memberikan segelas kecil minuman berwarna ungu gelap. Baunya benar-benar menyengat.

"Gak usah, fi. Buat lo aja itu."

"Udah coba dulu dah dikit we." Rafi memaksa Rian memegang gelas itu. Rian pun tak berkutik. Bingung apa yang harus ia lakukan lagi agar bisa keluar.

"Nah, minum dulu. Biar kerasa enak harus sekali teguk. Pasti bisa lo."

Rian meneguk ludahnya sendiri. Ia melihat minuman itu di tangannya. Dia ingin menolak tapi tetap saja dipaksa. Rian pun meminum habis dalam satu teguk. Sekujur tubuhnya bergetar serta kepalanya terasa pening karena kadar alkohol yang kuat. Namun Rian masih bisa menahannya.

"Gila! Lo pertama kali tapi kuat banget. Coba deh gelas ke 2." Rafi memberikan lagi gelas selanjutnya. Tetapi Rian ingin menolak. Terlambat kedua tangannya di tahan oleh teman-teman Rafi dan mulutnya dipaksa dibuka kemudian meminum alkohol itu. Sebagian berhasil ditelan sebagian lagi dimuntahkan Rian.

"Hoek!! Udah anjing!!" Rian marah tapi pandangannya mulai kabur. Hanya beberapa detik saja kesadarannya mulai hilang. Sebelum ia tumbang, Rafi menahan tubuhnya.

"Selamat tidur 15 juta ku." Rafi menoleh ke ujung ruangan yang terdapat sofa. Telah duduk seseorang yang terus memerhatikan mereka dari awal. Rafi tersenyum dan mengangguk pada orang itu yang ternyata adalah pak Ari.

Kembali ke masa sekarang.

Rian hanya bisa mengigau karena kesadarannya yang belum kembali sepenuhnya. Ia mabuk karena alkohol yang terlalu kuat baginya. Sementara pak Ari tersenyum senang di depan jendolan celana Rian.

"Asal kau tahu, yang kau minum adalah alkohol dan obat racikanku yang sudah kucampur. Obat yang akan membuatmu terangsang dan memperbanyak isi dari pejuhmu."

Rian hanya bersandar tak bisa bergerak bebas di sofa. Entah mendengarkan pak Ari atau tidak namun mata sayunya hanya menatap ke langit-langit.

"Karena kau sama sekali belum diperah di Cibudan, aku akan mengambil semuanya sekarang. Pejuh yang tidak tercemar oleh bapak-bapak tua disana."

Pak Ari menarik retsleting Rian turun dan membebaskan kontol Rian yang sudah tegang maksimal 18 cm beserta bola kembar padat di dalamnya. Mata pak Ari membulat melihatnya. Dia meremas bola zakar Rian. Membuat remaja itu mengerang.

Penakluk Mahasiswa Akhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang