Nudin bangun ketika mendengar ketukan pintu kamar kosnya. Dengan malas ia pun berjalan ke arah pintu dan membukanya. Terlihat Pandu dan Seorang laki-laki paruh baya yang membawa tas kecil di pinggangnya.
"Din, ini tukang pijat yang gue bilang kemarin. Biasa bantuin temen-temen gue yang senasib sama lo." Kata Pandu.
Tukang pijat itu menatap Nudin dari bawah hingga ke atas, kemudian mengulurkan tangannya. "Tarso."
Nudin menjabat tangannya. "Nudin."
"Kita lanjutin di dalam saja ya, Din." Ucap Pandu. Nudin hanya mengangguk dan membiarkan kedua tamunya masuk ke dalam kamar kosnya.
"Jadi permasalahannya bagaimana? Tanya pak Tarso kepada Nudin.
Nudin awalnya ragu menjelaskan, tetapi ia menceritakannya juga. Semenjak diperah oleh pak Ari dosennya sendiri, kejantanannya susah untuk dirangsang bahkan ngaceng pun tak bisa. Pandu yang baru mendengar cerita itu terkejut hingga mengepalkan tangannya menahan emosi.
"Kok lo gak bilang dari awal sih, Din?!!"
"Sabar dek." Pak Tarso memegang bahu Pandu agar tidak kelepasan.
"Maaf," ucap Nudin lirih. Pandu pun menarik napas dalam-dalam. Menenangkan dirinya.
"Kenapa dia ngelakuin gitu? Kamu tahu?" Tanya pak Tarso. Nudin hanya menggeleng.
"Oke lah. Langsung saja kalau gitu. Udah siap?"
Nudin mengangguk.
"Sekarang buka baju sama celana kamu."
Nudin hanya menurut. Ia melepaskan kaosnya terlebih dahulu. Memperlihatkan otot yang terbentuk di lengan, dada, dan perutnya. Pandu yang melihat itu hanya diam mematung. Sekarang Nudin tanpa malu melepaskan celana dan celana dalamnya sekaligus.
"ASTAGA!" Pekik pak Tarso.
"Kenapa pak?" Tanya Nudin.
"Oh gak apa-apa." Pak Tarso aslinya terkejut dengan ukuran kontol jumbo Nudin yang lemas. Terlebih telurnya yang bulat itu. Baru pertama kali aku melihat yang sebesar ini.
Pandu yang juga melihat itu pun tercengang. Ukuran jendolan saja seakan menipu ukuran aslinya. Kontol Pandu diam-diam sudah mulai bangun hanya dari melihat saja.
"Kamu tiduran aja. Biar bapak periksa dulu tubuh kamu."
Nudin menurut dan berbaring di kasur. Pak Tarso kini berdiri di samping kasur Nudin dan memulai memijat daerah paha dan selangkangan Nudin perlahan. Memegang kedua telur kembar Nudin serta menekan pelan pangkal kontolnya. Nudin sedikit meringis ketika pijatan itu menekan titik itu. Pak Tarso pun menghentikan pijatannya.
"Bagaimana pak?" Tanya Pandu.
"Bapak udah tahu sebabnya. Ini bukan karena masalah otot kontol kamu atau fisik lainnya. Kontol kamu sehat dan gak impoten sama sekali. Tapi masalahnya karena hal lain." Jawab pak Tarso.
"Apa itu?" Tanya Nudin.
"Ada yang ngasih mantra buat ngunci kontol kamu dan ngebuat gak bisa ngaceng. Kamu hanya boleh ngaceng dan crot kalau orang itu mengizinkan."
"Gak usah bohong pak?" Pandu tidak terima.
"Beneran. Bapak dulu belajar pijat juga sama dukun di desa bapak. Jadi bapak bisa tahu ini."
"Cara ngelepasinnya bagaimana pak?" Tanya Pandu lagi.
"Kita harus memaksa orang yang mengunci ini membukanya lagi. Tapi ada cara lain dengan cara ngebobol 'gembok' nya."
"Caranya?" Tanya Nudin.
"Kamu harus memaksakan kontol kamu ejakulasi agar mantra itu dipatahkan. 'Gembok' ini memang ada, tapi tidak berarti kamu tetap bisa ngaceng dan ejakulasi. Tapi perlu usaha ekstra karena kondisi rangsangan kamu terlalu minim."
KAMU SEDANG MEMBACA
Penakluk Mahasiswa Akhir [END]
Teen FictionSeason 2 dari cerita Pemerahan Mahasiswa KKN. Kehidupan Arga dkk setelah kabur dari desa Cibudan.