penculik sebenarnya..🔞

2K 50 12
                                    

⚠️Hallo, peringatan nih ya, di chapter kali ini akan ada adegan yang bisa terbilang adegan dewasa. Dan, mohon maaf kalau aneh atau gak nyambung ya, soalnya baru pertama kali bikin adegan beginian😭. Untuk yang tidak suka boleh diskip kok, terimakasih.

Reo terbangun dari pingsannya.. Kepalanya sedikit pusing dan penglihatannya kabur... Reo Berusaha untuk melihat sekitar, ini bukan rumahnya! 'sial diamana aku?!" batinnya panik.

Kamar yang ia sedang tiduri begitu gelap.. Tetapi kasurnya sangat empuk. Sebenarnya tempat apa ini? Dimana?dan mengapa orang itu membawanya kemari??..

Kaki Reo terikat dengan rantai besi.. Dan mulutnya diikat dengan kain putih yang lembut, seperti potongan sprei.

"pagi, tuan muda Reo Mikage.." sapa seseorang bersurai putih lembut yang perlahan menghampiri ranjang Reo.
"MMMPPHHH?!" Reo berteriak dalam kain tersebut, meski berteriak tetapi suaranya teredam karena mulutnya dibungkam kain. Alangkah terkejutnya dia melihat siapa yang membawanya ke tempat misterius seperti ini.. Nagi! Ya Nagi, untuk apa Nagi menculiknya?! Pikirnya..
"oh.. Santai saja Reo, makan ya. Sarapan dulu Reo, ini makanannya.." ucap Nagi dengan senyuman lembutnya, seakan tidak terjadi apa-apa.
"kenapa tidak dimakan, Reo?" lanjutnya.

'orang bodoh. Bagaimana aku bisa makan dengan mulut diikat seperti ini??" batin Reo memaki.

"eumm.. Apa ada yang salah ya?.." Nagi berfikir keras, apa yang salah sehingga Reo tidak mau makan.
"mmphh!" lagi-lagi Reo berteriak dalam kainnya, cukup sudah, dia sudah muak.
"oh iya! Kainnya belum Sei lepas, haha. Sebentar ya Reo" perlahan dengan sangat hati-hati Nagi membuka ikatan dimulut Reo, dan juga ikatan tali ditangannya.
"nah udah deh" -Nagi
"NAGI?! Katakan apa yang lo mau dari gua hah?! Nagi, ngapain lo bawa gua ketempat aneh ini?meskipun ini kamar mewah dan semacamnya, tapi ini sama aja penculikan! Lo mau apa hah?!" akhirnya Reo bisa bertanya sambil membentak..itulah yang dia tunggu sedari tadi.

"mau Reo." -Nagi
"dan, call me Sei, not Nagi. Okay?"-Nagi

"H-hah? Apaansih! Pokoknya gua mau pulang. Minggir!" Reo hendak mendorong tubuh Nagi agar tidak menghalanginya turun, tetapi dengan kuat Nagi membanting Reo kembali ke kasur.

"Akhh!" rintih nya.
"Reo, kalau kamu tidak mau makan, bagaimana jika Sei saja yang memakanmu?" dengan suara beratnya, Nagi membisikkan tepat di telinga Reo, seketika Reo merinding mendengarnya (btw, posisi nya tuh Reo ada di bawah Nagi, dan Nagi diatasnya)
"Maksudnya?!" tanya Reo dengan heran, dan sedikit ketakutan..
"Nurut ya, sayang" Nagi mengecup kening Reo agar Reo sedikit lebih tenang..

Tidak lama setelahnya, Nagi menjilati telinga Reo.. Reo menggeliat tidak nyaman dibawah Nagi. Dengan libido nya yang sudah naik, Nagi kemudian membuka paksa baju Reo, umm.. Lebih tepatnya merobeknya dan membuang nya secara asal.

Dengan tergesa, Nagi menciumi Reo dengan sangat ganas, melumat dan menghisap bibir Reo tanpa ampun.. Merasa sudah puas dengan ciuman panasnya, Nagi beralih kebawah celana Reo.. Ya, reader pasti tau bukan apa yang akan terjadi selanjutnya?. Nagi membuka celana Reo, sekarang tubuh Reo benar-benar telanjang tanpa sehelai benang pun.

"Nagi ja-ahh!" -Reo

Nagi mulai memainkan nipple pink yang sangat manis itu, dengan tangan kirinya Nagi memainkan nipple pink tersebut dengan lihai.. Tangan kanannya mengelus penis Reo, meremas, dan lama kelamaan Nagi mengocok nya dengan tempo cepat.

"Ngghhh!.. Ahh.. N-nagh ah.. Nagih!" Reo mendesah hebat, matanya ia tutup kuat-kuat.. Jujur saja Reo merasa nikmat dibawah sana..

"Iya sayang? Sei disini.. Apa kurang? "
"Nghh.." -Reo
"Sudah nikmat? Atau belum?" tanya Nagi memancing dengan smirk nya, dia tau Reo sudah kewalahan dengan nikmat yang dia berikan, tetapi Nagi sengaja bertanya hanya untuk kejahilan nya saja.

"Ahhh~ nhh.. Mhn, a-anu.. Ah!" -Reo
"Aku tau. Kau akan klimaks kan? Baiklah akan ku percepat" -Nagi
"Ahh~" Reo klimaks, cairan putih nya muncrat hingga mengenai dada Nagi, tapi itu bukan masalah besar bagi Nagi..
"Hah.. Hah.. K-kau gila!" -Reo
"Gila karenamu, iya kan?" -Nagi

Reo akan memprotes lagi, sebelum hal itu terjadi, Nagi dengan cepat memasukkan 2 jarinya kedalam anus Reo dan mulai menggerakkan nya.

"Aaarghh! Ah! N-Nagi! Keluarkan jarimu hiks!" rasanya sakit, sakit sekali! Reo menangis menahan rasa sakit nya.. Sesekali dia memberontak tapi Nagi menahannya, dari tangan hingga kakinya.
"Tahan.. Setelah ini Sei janji tidak akan sakit, mengerti?" -Nagi
"Hiks diam! Nghh!" Reo masih berusaha untuk tenang, semakin dia memberontak maka Nagi akan semakin menjadi-jadi.. Seperti sekarang, Nagi malah menambahkan 1 jarinya lagi kedalam anus Reo.

Nagi semakin memaju mundurkan jarinya karena ia telah menemukan prostat Reo, Reo hanya bisa pasrah karena dia sudah gila dibawah sana.. Rasanya sakit itu hilang secara tiba-tiba dari anusnya, malah menjadi sangat nikmat.

"Nghh, anhh! Ah~" sudah dua kali Reo klimaks, cukup merepotkan karena seluruh kasur telah dipenuhi dengan cairan putih yang sangat kental dan lengket itu..

"Baiklah. Kurasa sudah cukup, kita akan melanjutkan ke yang lebih serius" ucap Nagi sambil membuka celana miliknya beserta gesper yang jadi pengikat tangan Reo.
"A-apa maumu?!" tanya Reo panik setengah mati, apalagi saat Nagi membuka celananya dan mendapatkan pemandangan penis Nagi yang kelewat besar! Reo menatap horror sambil sesekali menelan ludahnya kasar.
"Um. Seharusnya kau sudah tau" jelas Nagi.

"Tapih-ARGHHH! AAAHHH!" Reo berteriak sebisa mungkin, matanya ia tutup dengan kuat, tangannya yang diikat menegang dan air mata yang ikut mengalir membasahi pipi mulusnya.
"Reo.. Relax.." Nagi berusaha menenangkan Reo, agar Reo tidak memberontak dan menggeliat di bawahnya
"Nghh! Ah! Ah! Sakit! N-Nagi.." rasanya bagian bawahnya seperti dibelah menjadi dua, hancur berkeping-keping! Sakit, Oh tidak, sakit sekali! Kau tahu, rasanya dia akan mati..
"Tenang.." lirih Nagi masih berusaha menenangkan sembari dia mencari prostat milik Reo.

Kemudian Nagi menciumi leher Reo, membuat beberapa kissmark disana. Dan juga melumat bibir Reo agar dia sedikit melupakan rasa sakit nya.

"Shh.. Ahh~" Nagi mendesah lega, setelah dia melihat Reo dibawah nya sudah tenang dan malah sibuk dengan rasa nikmat nya.
"Nghh.. Ahh.. Mhh N-Nagih ahh." desahan Reo bagaikan alunan lagu yang merdu.. Membuat Nagi dan siapapun yang mendengar nya akan merasa candu.
"Hah.. Call me Sei" -Nagi
"Hah.. Hah.. Mhn S-Sei ah... Sei ah!" -Reo
"Good boy. " Nagi tersenyum smirk, semakin Reo mendesah, maka Nagi semakin mempercepat tempo dan semakin menghentakkan hingga Reo ikut terhentak-hentak.








Dosa ditanggung bareng-bareng ya😅🙏.
And, terimakasih yang sudah mau membaca.. Dan maaf sekali lagi jika tidak sesuai dengan ekspetasi reader 🙏

𝑮𝒐 𝑨𝒏𝒅 𝑩𝒂𝒄𝒌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang