merajut?

476 48 10
                                    

"Jisung, ayo kembali pada kami. Kau pasti tidak betah kan tinggal disana? Kami tau keberadaannya Jisung. Jika sempat kekasihmu itu pergi, kami tidak akan segan-segan untuk menculikmu."

"Aku tidak mau. Aku lebih baik disini dibanding berada di sisi kalian, dan tempat itu adalah neraka bagiku. Jisung tau, kalian meminta Jisung untuk kembali karena kalian tidak memiliki kelinci percobaan lagi." Taeyeon dari ujung sana terdiam sebentar mendengar kalimat yang keluar dari mulut Jisung. Emosi nya semakin meluap membuatnya sangat ingin memukuli anak yang dianggapnya sebagai 'jalang'.

"Ck dasar jalang! Aku yang membesarkanmu, malah kau bilang mansion ini sebagai neraka. Lihat saja kau Jisung. Aku akan membuatmu diusir dari sana."

Jisung langsung mematikan panggilannya tanpa menjawab dialog terakhir bunda nya. Jisung meletakkan handphone milik Jaemin di ranjangnya. Ia merasa sedikit pusing memikirkan segala nya, termasuk darimana ibunya mendapat nomor ponsel Jaemin. Jaemin itu bukan kalangan rakyat biasa, untuk mendapat nomornya mungkin sangat sulit.

Jisung memilih untuk diam dan mengakhirinya, dibandingkan harus mendengar semua hinaan dan sumpah serapah yang hendak keluar dari mulut sang bunda.

"Jisung-ie! Bagaimana kabar keponakanku?" Jisung terkejut dengan kehadiran Wonyoung di depan pintu. Jisung melihat ke arah Jaemin yang masih tertidur sebentar lalu tersenyum pada Wonyoung.

Jisung turun dari ranjang dan langsung memeluk Wonyoung. "Tentu saja baik!" Jisung mengarahkan tangan Wonyoung ke perutnya yang masih rata.

"Ah.. bayi ini harus diberi nama yang memiliki arti ketangguhan dan kesetiaan ya!"

"Eoh? Kenapa begitu?"

"Karena dia akan terlahir dari seorang lelaki yang tangguh, setia, dan selalu dapat melewati rintangan walaupun hidupnya bagaikan jalanan yang dipenuhi dengan duri tajam dan api yang berkobar tinggi."

"Aku terharu Noona." Jisung kembali memeluk Wonyoung tapi tidak dengan tangisan, Jisung hanya tersenyum dibalik sana. Wonyoung mengelus bahu Jisung membuatnya tenang.

"Aku tidak pernah tahu, seorang laki-laki bisa hamil."

"Ah.. aku juga tidak tahu kenapa bisa bisa."

Wonyoung membawa Jisung keluar dari kamar. Mereka membuat cemilan khusus untuk kedua nya. Disaat orang lain masih tertidur, mereka berdua malah membuat cemilan di pagi buta. Keduanya pergi ke kamar Wonyoung dan menikmati waktu luang kedua nya hingga Jaemin mengetuk kamar Wonyoung dan melihat Jisung.

"Agh.. jam berapa ini? Siapa yang membiarkanmu pergi?"

"Maaf Hyung, tadi aku lapar jadi aku meminta Wonyoung Noona menemaniku."

"Ck, aku tidak peduli dengan hal itu. Kembali ke kamar mu dan beristirahatlah." Sejujurnya Jisung merasa tersanjung dengan ketampanan Jaemin, Jaemin dengan rambut yang masih berantakan membuatnya semakin tampan.

"Baiklah.." Jisung berdiri dan berjalan di belakang Jaemin sebelum Jaemin langsung menarik tangan Jisung dan membiarkannya jalan di depannya. Jisung memasuki kamar terlebih dahulu dan langsung memasuki selimut, Jaemin menyusulnya dan langsung memeluk Jisung. Jisung sedikit terkejut namun membiarkannya seperti itu.

"Dua bajingan itu menghubungimu lagi?"

"Ya, tadi bunda menghubungi ku dan memaksa ku untuk kembali bersama nya."

"Jangan menuruti perkataannya lagi. Kau sudah menjadi milikku. Ingat lah, tidak lama lagi kau akan resmi menyandang marga Na."

"Heum.." Jisung hanya membalasnya singkat. Jisung mengambil posisi ternyamannya dan memeluk Jaemin di dalam selimut.

𝐖һ᥆'s 𝕻ᥲіᥒ?! _ 𝙹𝚊𝚎𝚖𝚜𝚞𝚗𝚐 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang