dikeluarkan?

668 61 37
                                    

"ibu, yang benar saja? aku masih ingin sekolah. Aku ingin melanjutkannya. Jika aku diberhentikan karena uang sekolahku.. aku bisa bekerja! Memangnya beasiswa ku sudah dicabut? Jangan pernah mengatakan hal buruk itu kumohon! aku masih ingin memiliki masa depan. Tolong katakan pada Jaemin Hyung aku tidak ingin berhenti Bu!"

"Jisung, bukan ibu yang meminta kamu berhenti sayang. Pihak sekolahmu yang mengajukannya. Lagian, kalau kau ingin bekerja? apa pengalamanmu Jie? Kau bahkan masih dibawah umur. Satu-satu nya yang bisa kau dapat hanya menjadi pembantu atau.."

"Aku bersedia menjadi pembantu bu! Asalkan aku masih bisa bersekolah, kumohon.. jangan menyiksaku dengan cara seperti ini." Jisung menyambar tubuh Joy dan memeluknya, membiarkan air mata nya tetap berjatuhan dan membuat wajahnya menjadi basah.

"Jie, sama saja. Jika pun kau bekerja, pasti banyak yang berkata bahwa kau jual diri." Jisung membulatkan mata mendengarnya setelah itu ia menghela napas sembari mencoba menenangkan diri. Jisung mulai berpikir, memang benar adanya dia jual diri karena Dia memang sudah menjadi jalang sejak kecil.

"Tapi Aku memang jual diri kan? Bahkan diposisi yang sekarang juga. Jika aku tidak melayani Jaemin Hyung.. memangnya aku diberi asupan? Tidak sama sekali bu. Hidupku bergantung padanya.." Suaranya yang parau membuat Joy mengepalkan tangannya.

"Tidak! Ibu selalu membuatkan sarapan dan makan malam untukmu, apa kau tidak pernah memakannya?"

"Bukankah aku hanya bisa memakan, makanan sisa Jaemin Hyung? Aku tidak mendapatkannya Bu.."

"Jisung.. maafkan ibu, ibu tidak tahu. Lagian, bersabar saja. Sebentar lagi Jaemin akan mengadakan pernikahan denganmu, kau akan diperlakukan baik Jisung."

"P-pernikahan!? Aku tidak mau! Aku tidak sanggup jika harus menikah dengannya ibu!"

"Jisung, kau tidak diperbolehkan menolak.. kau sangat tahu watak Jaemin. Bahkan ibu saja tidak bisa ikut campur jika sudah menyangkut dirimu."

"Bolehkah aku yang membujuknya Bu? Aku akan berusaha membuatnya membatalkan pernikahan itu."

"Silahkan Jie, ibu harap dia mau mendengarkanmu. Tapi berhati-hatilah dalam berucap." Jisung mengangguk dan dengan spontan memeluk Joy. "Ibu sangat baik kepadaku, ada sangat banyak orang disekitarku.. tetapi hanya ibu yang peduli kepada ku.." Jisung membenamkan wajahnya di ceruk leher Joy. Wajahnya merah padam, ia menangis tanpa suara disana.

"Hyung, apa aku benar-benar dikeluarkan dari sekolahku?"

"Ya. Aku yang melakukannya."

"Kenapa?! Aku masih mau sekolah Hyung! Aku tahu kau orang yang memiliki kuasa disana, tapi aku juga masih ingin sekolah!" Jisung membentak Jaemin dengan lantang, sejujurnya ia takut tapi apa boleh buat, dia masih ingin sekolah dan memiliki masa depan.

"Kenapa? Apa alasanmu masih ingin melanjutkan sekolah? Sejak pindah ke mansion pun kau sudah sangat sering tidak masuk, banyak guru yang mengeluh akan dirimu. Beasiswa mu sudah lama dicabut."

"Beasiswa? aku tidak peduli Hyung! Aku.. aku juga mau memiliki masa depan, aku bisa bekerja jika itu menyangkut biaya."

"Bekerja? Menjadi pelacur? Kau pikir tempat mana yang mau menerima anak dibawah umur."

"P-pelacur? Sebegitu murahnya aku dimatamu? Aku bahkan bersedia jika diperintah menjadi pembantu asalkan masih bisa melanjutkan sekolahku.."

"kau memang murahan. Menyerahkan tubuhmu kepada orang yang tidak dikenal, membiarkan penis lelaki asing bersarang di dalam analmu. Dan, perlu kau ingat Jisung. Aku bisa membuat orang dikeluarkan dengan mudah karena kepala sekolahmu sangat bodoh. maka, aku yang membuatmu dikeluarkan dari sana."

𝐖һ᥆'s 𝕻ᥲіᥒ?! _ 𝙹𝚊𝚎𝚖𝚜𝚞𝚗𝚐 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang