Jisung membuka mata nya disebuah ruangan yang hanya berbentuk persegi tanpa barang berguna didalamnya.
Hanya ada beberapa barang yang tidak diketahui Jisung kegunaannya, seperti barang usang dan beberapa benda mengerikan. Tetapi yang paling mencolok dimata Jisung adalah besi yang memerah karena dipanaskan diatas perapian.
Jisung mengalihkan pandangannya, dari besi dan melihat dinding yang dihiasi oleh pisau beragam dan memiliki bentuk juga jenis yang sangat berbeda, lalu mengalihkannya ke arah lain sehingga ia melihat banyaknya senjata api beserta pelurunya yang tergeletak di lantai.
Jisung tidak menghentikan pergerakan bola matanya, ia terus melihat seisi ruangan sehingga dia baru sadar kalau ia telah melewatkan satu lemari.
Jisung berdiri dan berjalan ke arah lemari tersebut, tidak bisa dibuka. Jisung melihat ke sekeliling lalu menetapkan pandangannya pada sejumlah pisau yang telah dilihatnya tadi.
Ia berjalan mendekati dinding tersebut lalu mengangkat tangannya ingin mengambil salah satunya, namun kenapa terasa sangat sulit?
Jisung mengerahkan seluruh tenaga untuk menariknya. "Argh!" Jisung meringis, pisau itu terjatuh dan menggores lengannya.
Jisung tidak peduli akan itu, dia mengambil pisau yang terjatuh sedikit jauh dari tempatnya berdiri lalu menatapnya sebentar.
Jisung menggelengkan kepala lalu menggumam dengan suara kecil sambil berjalan menuju lemari kayu yang berwarna cokelat.
Jisung menodongkan pisau itu dan menusukkannya berkali-kali namun tidak terbuka lalu mencoba nya dari atas hingga bawah dan tetap tidak berhasil.
Dan Jisung ingin segera mengakhiri ini sehingga ia menusukkan pisau itu secara berulang dan dengan energi yang masih dimilikinya dibagian kayu yang terlihat tipis.
Itu berhasil membuat lubang kecil disana, Jisung tersenyum senang dan mengintip kedalam lemari. Seketika Jantungnya berdegup kencang, pupil matanya membesar. Ia segera menjauh dari sana dan kembali ke tempat duduknya diawal dengan wajah ketakutan.
Jisung memejamkan matanya lalu memukul kepalanya hanya sekali. Jisung berusaha menenangkan pikiran dengan meremat pakaian ditubuhnya.
Sebenarnya Jisung sendiri bingung ini pakaian siapa, karena ia tidak pernah memiliki pakaian sebagus ini tapi ia sangat senang dan bersyukur dengan hal itu.
Jisung terlonjak kaget saat mendengar suara pintu dibuka dari arah pintu ruangan.
Jisung menatap pintu itu dengan lekat, takut Jaemin yang menghampirinya. Untungnya dugaannya tidak benar, hanya ada seorang wanita menggunakan masker dan topi berwarna hitam sambil membawa nampan ditangannya.
Senyum Jisung sirna ketika melihat wanita itu melemparkan nampan yang awalnya ditatap Jisung dengan sumringah. Ia melihat seluruh makanan yang tergeletak dilantai kotor tersebut.
Jisung berjalan lalu memungut daging dari lantai.
"Jangan jijik, Jisung.. kumohon. Bisa saja ini adalah makananmu untuk beberapa hari kedepan, ini bukan dihutan."
Jisung menatap daging tersebut dengan tatapan yang terlihat tidak menginginkannya, tetapi ia tetap memasukkannya kedalam mulut kecilnya. Segera setelah Jisung merasakan pasir yang menyentuh lidah dan rasa yang hancur karena debu yang menyentuh daging tersebut, ia memuntahkannya.
Jisung mundur beberapa langkah lalu meludah ke lantai. "Itu menggelikan." Jisung memegang perutnya dan menggerakkan bibirnya untuk mengucapkan maaf.
Jisung duduk ke lantai menatap daging yang tergeletak di lantai, rasanya ia ingin menendang semua hal itu keluar, tapi tubuhnya tidak mau bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐖һ᥆'s 𝕻ᥲіᥒ?! _ 𝙹𝚊𝚎𝚖𝚜𝚞𝚗𝚐
Sonstigeschap 1 & 2 cek di akun Ly-viee Hanya menceritakan kehidupan Byun Jisung yang hidup diantara orang-orang gila akan nafsu. Seperti terjebak dalam labirin yang terkadang tampak indah namun menjebak. Karena dia yang kurang kasih sayang sejak kecil membu...