rumah yang sebenarnya.

527 58 26
                                    

Hutan yang dipenuhi pohon-pohon tinggi dan banyaknya semakin belukar, kini menjadi sumber kebahagiaan bagi Jisung.

Tinggal di hutan tidak seburuk yang dipikirkan Jisung, mereka sangat bahagia meskipun harus selalu membersihkan seluruh semak dan rumput liar di sekitar rumahnya. Tapi ada berbagai cara untuk menghilangkan penatnya, seperti saat ini, mereka sedang berendam di dalam sungai yang memiliki banyak bebatuan yang cukup besar. Lumayan lama lama berjelajah hingga menemukan spot menyenangkan ini membuat Jisung merasa sangat bahagia.

Tidak ada kecanggungan antara mereka, Mingyu sekali pun sangat membuat Jisung merasa diterima. Jisung mengambil buah-buahan yang sudah mereka petik saat menuju sungai ini. Jisung duduk di batu besar dan memakan apel merah ditangannya.

"Buah di hutan ini nikmat!" Jisung menunjukkannya pada Seulgi, dengan cepat Seulgi langsung mengambilnya dari tangan Jisung dan memakannya dengan gelagat yang mengejek Jisung.

Jisung merengek pada Mingyu, namun ia hanya tertawa dan mengambil apel lain dan ikut memakannya.

"Tentu saja buahnya nikmat. Dipetik langsung dari pohonnya." Mingyu menyipratkan air ke arah Jisung dan membuatnya terkejut lalu jatuh ke air. Jisung membalasnya dan Seulgi mengomel karena apelnya terjatuh kedalam air. Kedua nya hanya tertawa.

Sakuya yang duduk di atas rumput memajukan bibirnya merasa kesal, Seulgi tidak membiarkannya untuk ikut ke dalam air.

"Sakuya! Sini kakak gendong!" Sakuya yang mendengar suara Jisung langsung tersenyum dan berlari ke dalam air, Jisung dengan sigap langsung menangkap Sakuya dan menciumi pipi anak lelaki yang sangat menggemaskan itu.

Sakuya dengan senyum lebarnya kembali mencium pipi Jisung, tertawa senang karena merasa geli saat Jisung menggelitikinya, Seulgi hanya mendengus karena Sakuya mengabaikannya yang statusnya adalah ibu biologis Sakuya.

Semuanya terlihat bahagia tanpa hambatan dan pikiran lain, termasuk Jisung yang terlihat semakin ceria sejak dirawat oleh kedua orang dewasa di dekatnya.

Sudah terhitung 6 Minggu sejak kepergian Jisung membuat keadaanya membaik dan lebih banyak tersenyum. Berada di dekat orang baik membuatnya merasa dihargai dan bahagia.

Ia tidak akan pernah bosan karena sesekali, Jisung akan dibawa keluar dari hutan untuk membeli keperluan di rumah kecilnya, namun harus dengan penyamaran. Karena Jaemin masih mencarinya hingga saat ini. Setiap dua kali seminggu juga mereka akan berjalan-jalan di dalam hutan seperti saat ini mencari air terjun atau sungai dan buah-buahan untuk di rumah nanti.

perut Jisung juga semakin membulat dan membesar. Semua orang menjaga Jisung termasuk dengan Sakuya yang tidak sabar dengan kehadiran bayi.

Tetapi sulit bagi Jisung untuk melupakan trauma yang sudah didapatnya sejak masih menjadi anak-anak. Terkadang ia berpikir kalau ia harus menyerahkan tubuhnya pada Mingyu sebagai bayaran, tetapi Mingyu menolaknya.

sebulan tidak berada di dekat Jaemin membuat Jisung merasa sedikit lebih tenang, tentu saja karena ia sudah memiliki sosok pengganti. Bahkan Jisung merasakan dia mulai menumbuhkan rasa suka pada Mingyu.

kehamilannya sudah menginjak 9 Minggu. Semua menjaga Jisung beserta kandungannya. Mereka tidak memperdulikan perintah Donghyuck yang mengatakan jangan berkeliaran terlalu jauh di dalam hutan karena banyak hewan buas. Seulgi tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari hutan yang mereka tinggali seperti apa.

Sakuya mencubit pipi Jisung hingga melebar dan membuatnya terkejut, Sakuya tertawa melengking melihat reaksi Jisung.

"Sakuya! Serang ibu!" Jisung mendekatkan tubuh mereka dengan Seulgi dan Sakuya mengambil salah satu keranjang buah yang sudah kosong dan menyiramkan air pada Seulgi melalui keranjang itu. Lalu bergantian pada Mingyu, melihat Seulgi yang memicingkan matanya membuat Sakuya meminta Jisung agar menjauh dari sana, sambil tertawa dia terus menatap ke arah Seulgi.

𝐖һ᥆'s 𝕻ᥲіᥒ?! _ 𝙹𝚊𝚎𝚖𝚜𝚞𝚗𝚐 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang