Luna, seorang aktris yang sedang populer, tiba-tiba meninggal saat mandi dan bangun di tubuh Eryn, seorang gadis yang mengakhiri hidupnya sendiri.
Berada dalam tubuh Eryn, Luna menyadari penderitaan dan perlakuan tidak adil yang dialami oleh Eryn...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ujian semester pertama.
Eryn tengah fokus membaca buku di rumah kaca, bunga-bunga di sana mekar indah, semerbak aromanya membuat Eryn sangat betah di sana.
Ujian berjalan dengan lancar 6 hari silam, Eryn berusaha sangat keras, ia benar-benar tidak ingin merusak nama baik sosok Valeryna Gracella.
"Gimana? Happy?" Tanya seseorang yang membuat derap langkah cukup kuat.
Eryn tersenyum, cewek itu bangkit dari duduknya, "sebenarnya gue rada takut karena soal ujiannya sulit." Adu Eryn di depan Erland.
Erland terkekeh, "tinggal sehari doang, gak usah takut, Lo udah usaha." Erland mengusap pelan pucuk rambut Eryn, mengacaknya geram. Eryn sangat menggemaskan, cewek yang hanya memilik tinggi sebahu Erland itu sangat imut.
"Ah, lo udah belajar?" Tanya Eryn yang heran melihat Erland sangat santai.
Erland merangkul bahu Eryn, "ayo gue traktir makan!" Ajaknya membuat mata Eryn berbinar-binar.
❤️❤️❤️
Eryn menghela nafas lega saat ia berhasil mengumpulkan kertas ujian di menit terakhir, hal yang membuat satu kelas XII IPA 1 bagian A saling tatap penuh arti. Eryn tidak peduli, tugasnya sudah selesai, itu sudah cukup.
Eryn penuh percaya diri, meski soalnya sangat sulit, namun ia sudah belajar dengan giat, ia bahkan rela telat tidur demi membaca buku paket. Eryn yakin, usahanya tidak akan mengkhianati hasil.
"Ryn," Erland mendekap tubuh Eryn saat sampai di rumah, cowok itu menatap Eryn dengan bangga.
"Kenapa?" Eryn meraba wajahnya, "ada yang adeh di wajah gue, tadi lo natapnya gitu banget." Sambungnya lagi.
"Senang banget kayaknya, gak kayak tadi pas mau ujian, tangan aja geter," ledek Erland membuat Eryn mengerucutkan bibirnya.
"Ryn, bisa ga lo-gue nya di ganti aku-kamu aja?" Erland agak ragu, tangannya memegang pelan tangan Eryn.
Eryn berpikir sejenak, "boleh," jawabnya.
Erland sangat jauh berbeda dari sebelumnya, cowok itu semakin menempeli Eryn di mana saja, wajah datar dan sikap dinginnya akan langsung berubah jika bersama Eryn. Bahkan Eryn saja kewalahan dengan pertanyaan yang selalu di ajukan Erland. Cowok itu juga sering memancing amarah Eryn.
Ting...!
Eryn merogoh ponselnya, cewek itu memeriksa room chat nya.
