Eryn menangis tersedu, tubuhnya gemetaran, matanya sembab, Erland apa yang di lakukan cowok itu.
"Bocah kurang ajar! Bisa-bisanya dia malah borgol gue di sini, gue mau pulang! Mana ponsel gue gak ada, seenak jidat main sita aja.
Eryn diam sejenak saat mendengar suara orang tengah mengobrol di luar. Awalnya Eryn berteriak minta tolong, namun saat ia pastikan lagi, suara itu milik perempuan, Sera? Apa yang dia lakukan bersama Erland.
"Cowok brengsek, malah enak-enakan di sana, lah gue disini tersiksa."
"Sera! Mending pulang, gue lagi males di ganggu."
Suara yang cukup keras itu terdengar oleh Eryn."Tapi, gue kan pengen ngobrol lama sama lo, semenjak ada Eryn lo sering gak peduliin gue," mata Sera berkaca-kaca, sudah menjadi kebiasaan baginya dengan ekspresi sedih dan mata yang mudah berair.
"Ra, Eryn pacar gue, wajar gue lebih peduli," ucap Erland beralih meninggalkan Sera.
"Tapi sebucin apapun lo sama dia, gue tetap teman lo Land, gue yang selalu ada buat lo selama ini, bukan dia." Sera mengejar Erland, cewek itu tidak menyerah. "Land, putusin Eryn yah," pintanya memelas.
"Ra! Lo emang teman gue, jangan sampai gue lupa itu, pulang Ra!" Tegas Erland tidak suka dengan Sera yang suka mengaturnya.
"Oke, sorry buat hari ini," Sera meninggalkan Erland, cewek itu pergi dengan kecewa yang teramat.
❤️❤️❤️
Eryn mendadak diam saat pintu kamarnya terbuka, sosok Erland mulai masuk dalam pandangan Eryn. Eryn membencinya, dia membuat Eryn kecewa.
"Lo ... Baik-baik aja kan?" Tanya Erland kemudian duduk di samping Eryn.
Eryn tidak menjawab ia bahkan mengalihkan pandangannya.
Tangan Erland menahan dagu Eryn, mengarahkan pelan agar Eryn menatapnya, dengan kesal Eryn menatap Erland tajam.
"Udah tau salah lo?" Erland melirik tangan Eryn, cowok itu tidak melakukan apa-apa untuk melepaskan borgol yang menyiksa Eryn.
"Ck, cowok brengsek," Eryn menyeringai sekian detik hingga tatapannya kembali datar.
"Ryn, jaga sikap lo, gue baik bukan berarti gue patuh sama lo," Erland beranjak berdiri, "kita bicara lagi pas lo udah sadar." Sambungnya lagi.
Eryn mengerutkan dahinya, "maksud lo apa? Gue sadar kok, apa nya yang gak sadar, lo kali yang gak sadar, gak waras juga."
Erland berbalik cowok itu memegang kasar dagu Eryn dengan tangan besarnya. "Lo pacar gue, minimal jangan rusak harga diri gue, gue gak suka barang milik gue di sentuh orang lain." Tatapan itu membuat Eryn merasa sangat hina.
"Barang? Land gue manusia, bukan barang lo, gue berhak lakuin apapun yang gue suka." Mata Eryn berkaca-kaca, rasanya sesak, barang? Jadi selama ini gue cuma sebatas barang di mata lo. Batin Eryn lirih.
"Ryn, jangan bikin gue muak liat lo, gue gak suka liat cewek cengeng yang taunya cuma nangis, menjijikkan." Erland tidak merubah ekspresi nya sama sekali, wajah datarnya sangat menggangu.
"Gue mau putus! Enyah lo dari hadapan gue! Cowok kejam, gak punya hati." Eryn berteriak dengan air mata yang sudah mencucur keluar, suaranya bergetar, seakan rongga dadanya tiba-tiba menyempit, seperti tercekik hingga sulit bernafas.
Erland menarik sudut bibirnya, menunjukkan seringai, namun sudut matanya tidak menyipit sama sekali, itu bukan senyuman yang di sukai oleh Eryn. "Lo pikir bisa semudah itu pergi dari gue, lo bisa pergi atau gak nya tergantung gue, gue masih butuh lo atau gak, masih berguna atau menyusahkan."
"Cowok gila!"
"Haha, Lo itu barang Ryn, selagi gue menginginkan lo, lo gak bisa selangkah pun pergi dari gue, mati pun jasad lo tetap milik gue, mau gue awetkan, bakar atau gue kasih makan hiu itu hak gue." Erland benar-benar gila, Eryn tidak menduga telinga nya akan mendengar hal gila seperti ini.
"Bunuh gue Land, gue lebih baik mati, dari pada jadi barang milik lo," ucap Eryn lirih, ia bahkan tidak menatap Erland lagi.
Erland terdiam, cowok itu melepaskan tangannya dari dagu Eryn, terlintas perasaan aneh di dadanya, apa ini? Perasaan apa ini? Rasanya sakit saat mendengar Eryn berkata seperti tadi.
"Ck, bahkan nyawa lo gak lebih berharga dari anjing jalanan." Erland keluar dari kamar Eryn, cowok itu menutup kuat pintu hingga membuat bunyi yang keras.
Eryn, cewek itu menangis, rasanya jauh berkali-kali lipat lebih sakit di bandingkan saat ia terjatuh hingga berdarah, luka ini tidak memiliki sayatan, namun sakitnya menusuk sangat dalam, apa cuma gue selama ini yang beranggapan kita akrab, Eryn tidak bisa lagi mengungkapkan sesakit apa hatinya, sekecewa apa dirinya. Ini pertama kalinya ia sedekat ini dengan cowok, pertama kalinya ia punya pacar, pertama kalinya ia seakan kehilangan bagian penting dirinya.
Erland yang dia kenal berubah secepat itu, seakan tidak punya hati sama sekali, apa senyuman yang di lihat Eryn selama ini palsu? Apa ini resiko yang harus ia tanggung karena menyetujui permintaan Erland saat itu. Apa yang salah? Erland memang orang yang berkuasa, sedangkan Eryn hanyalah anak yang bahkan tidak memiliki orangtua, orangtuanya saja tidak menginginkan nya, bagaimana bisa berharap Erland akan menganggap nya manusia. Eryn tidak akan sesakit ini jika saja ia tidak memiliki perasaan aneh ini, sejak kapan ia menyukai Erland? Saking tak terlihatnya, datangnya pun tidak di sadari oleh Eryn. Berharap dan percaya pada manusia adalah hal yang semu, rasa sakit yang tertunda, bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm ❌Luna❌ Eryn
FantasyLuna, seorang aktris yang sedang populer, tiba-tiba meninggal saat mandi dan bangun di tubuh Eryn, seorang gadis yang mengakhiri hidupnya sendiri. Berada dalam tubuh Eryn, Luna menyadari penderitaan dan perlakuan tidak adil yang dialami oleh Eryn...