06

11 2 0
                                    

Happy Reading 👋

***

Darren menatap dalam gadis cantik yang kini matanya tengah terpejam tenang dengan luka yang mulai mengering dan selang infus yang masih bertengger ditangan putihnya. "Maafin gue Fis, lama banget ya gue ninggalin lo?"

"Tante, liat deh didepan, mereka kenapa tante?"

Lelaki kecil berusia enam tahun itu mengadu saat ia melihat seorang wanita yang tengah menggendong perempuan kecil yang berusia setara denganya didepan rumah. Ia memekik heran ketika melihat kondisi mereka yang sangat miris, tubuh wanita dewasa itu penuh lebam dengan darah yang mengalir dari beberapa luka. Mata kecil itu beralih menatap perempuan yang berada digendongan sang Ibu, sungguh hatinya ikut menangis melihat pipi kecil yang memerah dengan goresan disudut bibir.

Linda menghentikan langkahnya, ketika mendengar penuturan dari lelaki kecil yang tengah berdiri diambang pintu, ia segera melihat apa yang terjadi diluar. Tubuhnya terasa kaku melihat kondisi Ibu dan anak itu.

"Mbak Adira!"

Linda segera menghampiri mereka, dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Duduk sini Mbak, aku ambil minum sebentar."

Selang beberapa menit, Linda kembali dengan membawa kotak obat dan segelas air.

"Kenapa lagi Mbak? Salah paham ya?"

Pertanyaan itu hanya Adira balas dengan senyuman, menatap gadis kecil yang berada dipangkuanya.

"Sayang, kamu main dulu ya? sama ponakkan Tante, itu disana." Ucap Linda agar ia tak mendengarkan percakapanya dengan sang ibu. Setelah kepergian putrinya, Adira mulai menceritakan kejadian yang menimpanya.

"Hai aku Dareen." lelaki kecil itu mengulurkan tanganya ingin berkenalan.

"Aku Fisly."

"Ohh Fisly. Rumah kamu dimana?"

Tangan kecil Fisly teragkat menunjuk rumahnya. "Itu."

"Wah, rumah kamu sebelahan sama tante Linda. Aku bisa main sama kamu terus dong!"

Darren mengamati wajah Fisly, tangan kecil itu terangkat menyetuh pipinya yang memerah karena bekas tamparan.

"Pipi kamu kenapa?"

"Tadi Fisly dipukul Ayah."

Mendengar ucapan Fisly membuat ia menundukan kepala, sedih seakan ikut merasakan sakitnya.

"Kok Ayah kamu jahat?"

"Enggak. Ayah aku baik."

Darren  tersenyum, ia senang mendapatkan teman baru yang berhati baik.

"Aku mau jadi superhero buat Fisly lindungin dari orang-orang jahat! Kayak yang di film-film itu, Fisly tau?"

"Nggak. Aku taunya spongebob." ucap Fisly dengan kepolosanya.

What about me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang