Happy Reading
***
Tingg suara notif dari ponsel Fisly yang berada diatas nakas, tak ingin menghiraukan apapun Fisly kembali memejamkan matanya ia tenggah menunggu kembalinya Darren.
"Fis sori ya lama, ayo makan." Ajak Darren sembari membawa sekotak makanan yang pasti Fisly akan menyukainya.
"Nggak laper gue."
"Yakin? Yaudah gue makan aja sendiri." Ucap Darren sembari memamerkan kotak martabak manis rasa cokelat itu.
Fisly antusias setelah melihat apa yang tengah dibawa Darren. "Iih mau deh!"
Tawa Darren terdengar kencang saat melihat perubahan ekspresi Fisly yang menurutnya itu sangat mengemaskan.
"Ayok! Sini duduk." Menepuk sofa yang tengah ia duduki.
Sunggu Darren ahli untuk mengembalikan mood Fisly. Beruntung sudah ada lelaki itu disampingnya, jika tidak ia tak tau akan seberat apa hidupnya sekarang.
"Der gue tadi ketemu Melia disini, Ternyata dia masih magang sumpah gue kangen banget sama dia." Seru Fisly menceritakan pertemuanya dengan Melia.
"Melia? Sepupu lo itu?"
"Iyaa, lama banget gue nggak ketemu. Tau nggak sih Der, Melia tuh sekarang cantikk banget.. Pinter lagi bentar lagi jadi dokter." Fisly sangat bersemangat menceritakan tentang Melia sembari melahap martabak manis yang dibelikan Darren.
Darren tersenyum ia tak melepaskan pandanganya dari mata Fisly, cantik. Tangan Darren terulur mengusap sudut bibir Fisly yang terkena cokelat. "Iya kah? Hebat ya kamu Fis cantik.. Apalagi makannya sampe blepotan gini."
Fisly terdiam mendengar perkataan Darren, bagaimana bisa lelaki itu malah memuji dirinya? Sedangkan Fisly tengah menceritakan Melia.
"Hah kok gue sih Der? Kan gue lagi ceritain Melia Darren!" Bibir Fisly mengerucut kesal, lelaki itu tidak memperhatikan ceritanya malah memperhatikan wajah dirinya.
Sudut bibir Darren terangkat membentuk lengkungan manis diwajah tampanya. "Apalagi kalo lagi kesel gini, rasanya pingin gue kantongin."
"Apa sih Der! Gak jelas lo!"
"Kenapa bisa ya gue dulu ninggalin wanita secantik ini? Bodoh banget gue."
Fisly mekirik Darren dengan was-was, aneh sungguh pria itu aneh. Tatapan Darren lama kelamaan membuat Fisly takut, tolong siapapun bawa Fisly kabur dari sini.
"Der! Gue takut sumpah, lo kenapa sih aneh banget!"
"Gapapa, lo cantik Fis."
"Darren lo gue gebuk ya!" Tangan Fisly terangkat bersiap melayangkan pukulan.
Tiba-tiba tawa Darren terdengar akhirnya berhasil menggoda gadis itu, lihat saja pipi Fisly kini sudah memerah seperti kepiting rebus. "Ciee salting."
Fisly baru tersadar jika dirinya terkena jahilan dari Darren, rasa kesal dan malu mulai menjalar di dalam tubuh Fisly.
"Nggak lucu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
What about me?
Fiksi RemajaFisly yang hidup bersama dengan rasa sakit yang pernah ayahnya berikan.