Happy Reading 👋
***
Waktu menunjukan pukul tujuh lebih lima menit. Fisly bernapas lega akhirnya dia tidak telat seperti biasanya, masih belum siap tubuhnya jika harus mendapatkan hukuman. Suara bel terdengar, segera mungkin Fisly mempercepat langkah menuju kelas.
"Fisly! Lo gapapa kan? Mana yang sakit? Kemana aja lo tiga hari?"
Pertanyaan berruntun itu Fisly dapatkan saat baru saja memasuki kelas, Fisly melihat raut sahabatnya itu penuh kekhawatiran akan keadaanya.
"Gue baik-baik aja, tenang."
Jawaban santai dari mulut Fisly membuat Juliya mengerutkan alis, bagaimana bisa gadis itu bilang baik-baik saja sedangkan yang tertutup cardigan adalah luka. Juliya sudah paham jika Fisly mengenakan cardigan atau hoodie pasti ia tengah menyembunyikan luka.
"Gue nggak percaya. Masih sakit?"
"Enggak Jul, udah sembuh tinggal bekasnya aja."
Mendengar ucapan sahabatnya itu, Juliya menghembuskan napas. Sedih, karena sehabis Fisly pulang dari rumahnya ia tak menerima kabar sama sekali.
"Maafin gue Fis, gara-gara lo nolongin gue jadinya lo kayak gini."
"Apasih lo, nggak gitu kalik. Udah biasa ini mah nggak sakit." Bohong Fisly tak mau Juliya merasa bersalah, nyatanya terbayang kilas kejadianya saja menyakitkan bagi Fisly.
"Awas gue mau duduk Jul."
Juliya segera menyingkir dari hadapan Fisly, dan mengikuti duduk disebelahnya. Kali ini kelas sangat ramai dikarenakan belum ada guru yang mengajar.
"Tumben rame, dari tadi belum ada guru Jul?"
"Belom, katanya sih jam pertama mau diisi wali kelas kita."
"Kenapa lagi? Kelas kita buat salah?"
Juliya meletakan ponsel yang sedari tadi ia mainkan, menghadapkan tubuhnya ke arah Fisly bersiap untuk membicarakan sesuatu. "Tau nggak Fis?"
"Nggak." potong Fisly, ia tau sahabatnya itu mau mengajaknya ghibah pagi.
"Ih serius, jangan dipotong dulu kocak!"
Tawa kecil Fisly terdengar saat melihat muka kesal Juliya. "Iya deh, lanjut mbak Jul."
"Katanya ada murid baru yang bakalan masuk ke kelas kita, makanya belum ada guru masuk, lagi sibuk ngurusin itu."
"Kata siapa lo?"
"Kata si Aji tuh ketua kelas kita. Terus ya tadi gue kan lewat depan kantor guru, gue lihat deh sekilas murid baru itu."
"Cewek?"
Juliya meringis mendengar pertanyaan Fisly. "Gatau, gue lupa."
"Yee dasar ingatan dory. Kenapa dia masuk kelas kita? Kan jumlah siswa kelas kita udah penuh, kenapa nggak kelas sebelah aja masih longgar."
"Gatau. Kayaknya dia pakai sogokan Fis, orang dalam orang dalam gitu."
"Bisa ya gitu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
What about me?
Novela JuvenilFisly yang hidup bersama dengan rasa sakit yang pernah ayahnya berikan.