Kembali ke Sekolah

8.4K 680 5
                                    

Pada Senin pagi, Gaudencio bangun dengan gembira. Hari ini dia akan kembali ke sekolah setelah hampir dua Minggu tidak masuk. Tas sekolah dan seragamnya sudah disiapkan oleh Tio kemarin.

Keluar dari kamarnya, Cio sudah rapi dengan pakaian seragam sekolahnya dan tas ransel hitamnya.

Cio turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama. Mungkin saat di kehidupan yang dulu, Cio akan berwajah murung. Setiap kali hari sekolah akan di mulai, pagi harinya akan selalu disini dengan kedekatan Ara dan keluarganya.

Kedua kakaknya akan tersenyum dan menggoda anak angkat papinya itu, Theo duduk menikmati kopi paginya sambil sesekali mengelus kepala Ara dan Karina maminya akan menyiapkan sarapan pagi untuk gadis itu.

Sekarang...

Cio melihat ruang makan sangat sepi, Ara duduk di kursi bukan menempel pada Papinya lagi, Kedua kakaknya hanya diam tidak merespon ucapan Ara yang mencoba mengobrol dengan mereka.

Dan Mami Karina, tidak banyak yang berubah hanya saja kali ini maminya menyiapkan sarapan untuk dirinya.

Hah!

Apa gak salah?

Cio melihat maminya meletakkan segelas susu coklat hangat favoritnya dalam gelas besar di meja kosong, di tengah-tengah kedua kakaknya.

“Selamat pagi mami, kakak...”

“Pagi adek...” ketiganya serentak membalas salam Cio.

Uhuk!

Uhuk!

Cio menoleh dan melirik papinya, Ada apa dengan pria tua itu?

“Kau tidak melupakan sesuatu kan, Gaudencio?” Theo menatap putra bungsunya.

Cio juga menoleh dan sedikit memiringkan kepalanya, menatap bingung pada papinya, “Tidak, Cio tidak lupa apa-apa.”

Wajah Theo jadi tiba-tiba muram, “Mana ucapan selamat pagi untuk Papi?”

Karina dan kedua kakak Cio langsung terkejut dan menoleh, Ini beneran papi mereka?

Cio berpikir sebentar, kemudian dia menyadari kehadiran Tio yang akan berjalan keluar rumah sambil membawa kunci mobil.

“Ah, Cio ingat. Selamat pagi Papi Tio!” suara Cio agak meninggi sehingga membuat baby sister-nya itu langsung panik.

Tuan muda anda benar-benar akan membunuh ku

“GAUDENCIO! Berhenti bermain-main!” Theo meninggikan suaranya sedikit, kesal dia.

Puk!

Karina memukul kepala Theo, “Mas, apa-apaan sih!”

Sebelumnya, Karina mungkin hanya akan diam takut suaminya ngamuk. Tapi setelah dia mendengar semuanya dari Leon, putra keduanya.

Karina mencoba untuk percaya bahwa kehidupan kedua itu memang ada, Leon mengatakan bahwa Cio meninggal tepat di depan mata mereka, karena menyelamatkan Theo dari tembakan Ara..

Leon juga mengatakan bahwa Michael bahkan mati lebih dulu dari mereka. Kemudian di susul Karina setelah kematian Cio, lalu dirinya yang sekarat dan mungkin yang paling terakhir adalah Theo.

Kalau saja yang meninggal dirinya atau Theo, Karina tidak Masalah tapi ini menyangkut nyawa anak-anaknya!

Orang tua mana yang akan terima itu!

Karina memperhatikan bahwa wajah Theo, suaminya begitu masam.

Dia tidak peduli, yang jelas kalau yang di katakan Leon benar, maka mulai sekarang dia akan memberontak pada suami.

GaudencioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang