Bersama kakak

4.5K 390 1
                                    

Alun-alun kota saat ini terlihat.begitu ramai, ada air mancur dan kursi taman untuk para pengunjung. Gaudencio adalah salah satunya, duduk di tengah-tengah kakaknya sambil makan jajanan.

Dia merasa sangat senang, menghabiskan waktu bersama kakaknya adalah salah satu impian kecil Cio sejak dulu yang tidak pernah bisa dia wujudkan di kehidupannya yang dulu.

Dia terus mengejar kakaknya sampai usianya 17 tahun, ingin kakaknya menyadari keberadaannya, saya sekali apa pun yang Cio lakukan tidak pernah membuahkan hasil.

Dia bergabung bersama dengan sekumpulan anak jalanan yang putus sekolah karena masalah biaya, orang-orang itu mendatangi dirinya saat Cio merasa sedih dan duduk sendiri di trotoar alun-alun.

Setelahnya, Cio tidak lagi memikirkan kedua saudaranya. Sekalipun di kehidupannya yang dulu, dia sering melihat kakak keduanya lewat di alun-alun sambil melihat dirinya ngerokok.

Kakak kedua tetap mengabaikannya....

Hanya ketika cio memutuskan hubungan dengan keluarga dan meninggalkan rumah besar Garendra, Cio melihat mata kedua kakaknya menatapnya dengan sendu.

Seperti mengatakan ku mohon jangan pergi...

Tapi Cio tetap melangkah, tidak dia sangka setelah meninggalkan keluarganya, anak-anak jalanan yang selalu menemani dirinya juga memilih untuk meninggalkannya.

Barulah Gaudencio sadar, bahwa dirinya sudah di manfaatkan selama bertahun-tahun, dan memang satu-satunya orang yang tulus hanyalah Paman Tio, Baby sisternya.

Dan juga kakak dan Ibunya yang diam-diam selalu mengirimi Cio uang bulanan selama setahun.

Di berikan kesempatan untuk hidup lagi, Cio tidak menyia-nyiakan hanya saja Cio belum tahu apa yang harus dia lakukan pada Papinya.

Theo itu menyebalkan...

"Adek suka makan telur gulung, takoyaki, Cilok..."

"Kalau Cio gak suka, gak mungkin Beli kakak! Ini juga kalau kakak mau sana beli, jangan habisin punya Cio dong!"

Kesal dia tuh, Cio udah rencana habis makan telur gulung, bakalan lanjut makan Takoyaki sama Cilok tapi dua kakaknya udah makan duluan punya Cio.

Padahal tadi keduanya sempat protes pas Cio mau beli, sampai Cio terpaksa harus merengek kek Ara baru di turutin.

Aneh memang raksasa dua ini.

Udahlah yah, pokoknya Cio mau morotin uang jajan kakaknya sebagai hukuman biar tahu rasa mereka.

"Kak, udah sore beliin Cio Boba dong kak. haus ini loh, dari tadi makan tapi gak ada minum, sekalian aja titip seblak pinggir jalan yah, buat dimakan di rumah."

"Adek!!!"

Si kakak bersamaan teriak, meksipun gak kasar sih cuma yah cukup buat Cio untuk tutup kedua gendang telinganya.

"Kalau Cio Tuli, ini semua salah kakak! Cepat sana, beliin seblak buat mami."

Si kakak cosplay jadi patung, "Oh, buat mami toh dek..."

"iyalah kak, buat siapa lagi? si Papi? Ara? Ogah gue"

"Oooohhhh.... ya udah, Leon beli seblak sana."

Leon, melotot pada kakak mereka "Ih, kok Leon sih kak. Kakak aja sana."

"Kakak beli Boba buat adek kecil, adek beli seblak buat mami..."

"Cih, dasar...."

Leon pergi dengan kesal, kakaknya pasti cari kesempatan dalam kesempitan makanya Mike pilih Boba karena kalau seblak harus nunggu lama.

GaudencioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang