Duduk di salah satu kursi yang di sediakan di dalam ballroom itu, Gaudencio menatap malas sekumpulan orang tua yang sedang sibuk mengobrol membahas bisnis.
Gaudencio merasa begitu bosan, dengan bibir mengerucut mirip anak bebek yang kelaparan. Dia gak pernah suka tempat ramai selain sekolah dan kantin sekolahnya.
Apa lagi, ada yang udah berbisik-bisik di dekatnya, mungkin mereka gak sadar kalau Cio bisa dengar gosip mereka yang lagi bahas dirinya dan si anak angkat.
Memang dasar kepo!
Memang lebih enak kalau baring di kamar, sambil dengar musik atau lanjut main game yang tadi.
"Cio..."
Pssst...
Cio merasa gatal di telinganya karena bisikan makhluk yang gak tahu malu di sampingnya.
Cio menoleh dan menatap malas gak ada minat sama Jay, ,"Diam."
Jaya dengan bibir bebeknya menatap Cio dengan mata anak kucing yang ternistakan.
Produk Garendra emang gak ada yang benar!
"Cio temenan yok..."
"Gak mau."
"Loh, kenapa?"
Jaya merasa sedikit kecewa dan mulai berpikir kenapa Cio gak mau temenan sama dia.
'ini semua pasti karena Abang!'
Abangnya itu gesrek, mirip aja kayak Leon. Cio pasti pikir kalau dia juga sama gesreknya.
"Ayo dong Cio, temenan yok. Aku tuh otaknya normal, gak eror kayak Bang Sakti."
Puk!
Kepala Jaya di geplak sama si Abang. Menatap kakaknya dengan marah, Jay berteriak:
"Bunda! Abang nakal!"
"Adek diam, ini di tempat umum loh bukan di pasar"
"Abang habisnya..."
Jay bungkam, gak tahu mau ngomong apa sama si kakak. Sakti cuma mengernyit.dan ikut menatap heran adeknya.
Ballroom begitu penuh, dan ada banyak orang yang hadir. Cio berada di sana hanya dengan satu harapan supaya acaranya cepat selesai.
Bosan dia...
.
"Kakak, Cio bosan...Huft""Ayo sini, kalau kakak tanya Cio ingin apa?"
"Pulang, Cio mau pulang ke rumah kakak singa..."
Leonardo mengelus kepala adeknya, dan bibirnya tersenyum. Di kehidupan yang dulu Cio tidak pernah ikut acara seperti ini, Papi tidak pernah mengajak Cio.
Sehingga banyak orang yang tidak mengetahui tentang keberadaan Gaudencio.
Sejujurnya, Leon sendiri merasa bingung dengan sikap papi mereka, sampai-sampai dia harus diam-diam mengawasi papinya.
"Ya udah, kakak tanya mami dulu yah."
Cio cuma jadi anak baik dan menunggu kakak keduanya.
"Cio mulai sekarang temannya Jay, fix gak ada bantahan!"
Hah!
Bocah ini...
Cio membuang wajahnya dari Jaya yang ternyata masih ada di dekatnya.
Curiga dia tuh
Bisa saja Jay akan memanfaatkannya lagi seperti pada kehidupannya yang dulu.
Tapikan sekarang Jay belum jadi anak jalanan yang suka malak di alun-alun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaudencio
Teen FictionGaudencio arti namanya Dia yang bahagia, tapi sayangnya itu berbeda dengan Gaudencio Garendra dia adalah anak bungsu dan merupakan yang termuda tetapi dia tidak pernah merasakan kebahagiaan selama 22 tahun hidupnya. Keluarganya menginginkan anak per...