Minggu Pagi Gaudencio

3.7K 273 5
                                    

Pada Minggu pagi, sekitar pukul 06.30 Gaudencio bangun dengan kepala yang masih belum bisa di pakai buat mikirin sesuatu.

Otaknya baru mencoba untuk memproses apa saja yang sudah terjadi kemarin malam. Dia menangkap sebuah memori dimana skor Cio 0 dan skor Papi Theo 2.

Rasa kesal menghampiri dirinya, inikan dia rebirth. Rencana awalnya dia mau rebut semuanya dari Ara, Cio gak mau peduli sama si Papi.

Tapi ini kok, dia udah dua kali kalah dari Papi Theo?

Pertama dia di puk-puk sampai tidurnya nyenyak banget di hari Senin kemaren, kedua kemarin kok Cio bisa sih di suapin sama papi.

Gak cuma sampai acara makan malam saja, Cio masih gak bisa percaya situasinya saat ini.

Iya dia tahu kalau kasur mami dan papi itu besar, lebar, muat buat banyak orang tapi gak gak gini juga caranya.

Satu keluarga tidur sekamar, dua kakaknya itu udah besar, jauh sama tubuh Cio mah.

Nah, mami juga gak kalah. Tubuh mami Karina itu seperti model, tinggi juga meskipun masih lebih tinggi kakaknya Cio.

Papi Theo gak usah di tanya mah, orang gen kakaknya berasal dari sana.

Kalau sekarang mungkin Cio bisa manggil kakaknya Giant, nah si papi malah Cio bisa sebut ya ayah raksasa.

Balik sama situasi Gaudencio sekarang,  tubuhnya yang paling kecil di peluk sama kedua kakaknya, habis itu mami dan papi tidurnya di paling pinggir dan meluk mereka.

“Uhuk! Ini Cio lagi ditawan yah?”

Mau gerak aja susah...

Gak ada pilihan selain pakai jurus mewek kek bayi...

“Uwuwah!!!! Lepasin Cio hiks... Mau pipis, udah gak tahan lagi...”

Sambil gerak-gerak mirip ikan yang lagi butuh air buat melanjutkan hidupnya.

“Kakak! Hiks... Mami! Papi!!!”

Uhuk!

Uhuk!

Antena Theo langsung berdiri, pas dengar Cio seperti manggil Papi, matanya terbuka dan langsung duduk sambil menatap wajah tidur dua putra menyebalkannya.

“Cio tadi manggil Papi?”

Udah tahu, masih tanya...

Pikun yah?

Menatap kesal pada Papi Theo, Cio cosplay dengan bibir bebek dan mata anak kucing yang menyedihkan, terus mengangguk.

“Panggil Papi lagi, baru papi bantu...”

Mata anak kucing Cio melotot tidak percaya pada si Papi.

Dasar ngelunjak!

Dikasih hati minta jantung!

“Papi...”

“Iya, Adek mau apa?”

Ck!

“Cio mau pipis Papi!!! Ngerti gak sih! Udah di ujung...Hiks... Jangan salahin Cio kalau Ngompol disini...”

“Iya-iya, sini papi bantu...”

Cio gak tahu apa emang ini yang namanya takdir yah, kalau Cio yang mau lepas dari kakaknya susah banget.

Tapi kok, pas Papi yang lepasin tangan dan kaki mereka dari Cio enteng banget  kayak kapas.

Mana pas Cio udah bebas, Papi ngubah mereka lagi. Jadinya Mike dan Mami Karina peluk Leon.

GaudencioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang