Baper 10

90 16 6
                                    

"Mereka sepupuan?" Gumam Yayu tidak percaya.

"Serius ini teh?" Timpal Lusi. "Cubit gue coba." Pintanya. "Aww..." Rintih Lusi kemudian.

"Sakit?" Tanya Yayu memastikan.

"Sakit." Jawab Lusi sembari mengelus lengannya yang dicubit Yayu.

"Berarti nggak lagi mimpi." Seloroh Yayu.

"Tapi kok bisa?! Terus kok kita nggak tau?" Yayu yang juga tidak mengetahui jawabannya itu hanya bisa angkat bahu. "Cika tau nggak ya?" Tanya Lusi lagi.

"Kayaknya nggak sih." Ujar Yayu.

"Iya ya."

***

"Ta..." Panggil Ramdan saat Gita baru saja turun dari ojek online tepat di depan tempat kost nya.

"Ramdan?! Lagi ngapain di sini?" Tanya Gita dengan dahi yang berkerut.

"Makan yuk?! Kamu pasti belum makan." Bukannya menjawab, Ramdan malah mengajak.

Bukan sok tahu, Ramdan memang tahu jika Gita selepas membuat konten di alun-alun kota langsung memesan ojek online dan Ramdan sengaja terus mengikutinya.

"Aku mau makan di kafetaria ibu kost." Jawab Gita sembari menunjuk sebuah tempat makan milik Wati itu.

"Ya udah aku temenin." Putus Ramdan.

"Ehh..."

"Ayo." Seru Ramdan.

Mereka pun kini tengah berjalan beriringan menuju kafetaria yang terletak tepat di samping kost-kostan tempat tinggal Gita saat ini.

"Mau pesen apa, Gita?" Tanya Wati.

"Mau pesen mie tektek." Jawab Gita yang memang semenjak sore sudah membayangkan akan makan malam dengan mie tektek Wati yang menurutnya enak itu, sesuai selera Gita.

"Siap. Apa lagi?" Tanya Wati sembari melempar pandang ke arah Ramdan. Seolah ia bertanya Ramdan hendak pesan apa.

"Dan, mau pesen nggak?" Sikut Gita. Ramdan mengangguk tapi dengan ekspresi datar saat Gita kembali memanggil dirinya Dan, padahal ia sudah sangat senang Gita belakangan ini memanggil dirinya Ram.

"Nasi sama ayam goreng aja, Bu." Ujar Ramdan.

"Iya, tunggu ya Ibu siapin dulu." Sahut Wati yang diangguki Gita juga Ramdan.

Selama memproses pesanan Gita dan Ramdan, Wati sesekali mencuri pandang memperhatikan gerak gerik keduanya terlebih gerak-gerik Ramdan. Dasar anak muda zaman sekarang, batinnya saat melihat begitu perhatiannya Ramdan pada Gita.

Pesanan siap, Wati sudah mengantar pesanan Gita dan sepupunya itu. Kini keduanya siap menikmati makan malam mereka berdua.

"Nggak makan nasi, Ta?" Tanya Ramdan.

"Nggak ahh."

"Kenapa?"

"Lagi pengen mie tektek aja."

"Makan nasi, dikit juga nggak apa-apa. Biar nggak masuk angin." Ujar Ramdan. "Nih..." Gita terperanjat saat Ramdan siap menyuapinya. "Buka mulutnya....." Gita menggeleng tapi Ramdan bersikukuh. Gita pun menyerah, dilahap makanan yang disuapkan Ramdan kepadanya.

"Makasih." Ucap Gita pelan sembari mengunyah.

"Sama-sama. Lagi ya?!"

"Nggak, udah."

"Dua suap lagi aja."

"Ihh nanti mie nya malah yang nggak abis. Mubazir."

"Nanti aku bantuin makan mie nya. Yuk buka lagi mulutnya." Ujar Ramdan lembut.

B a p e rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang