Baper 57

154 10 10
                                    

"Gi, yakin?" Tanya Fatur memastikan.

"Dia baper karena film, ya otomatis harus dibikin baper lagi biar sadar." Regi menjawab dengan penuh percaya diri.

"Tapi budgetnya...."

"Nggak masalah." Potong Regi.

"Ya udah gue cari tim dulu ya, biar meyakinkan." Ujar Fatur akhirnya.

"Siap. Ehh sekalian cari cara biar dianya mau." Sahut Regi.

"Oke." Fatur pun mengangguk sembari berpikir keras di mana ia bisa mendapatkan tim produksi sebuah film pendek dan bagaimana cara membujuk Gita agar mau memerankan tokoh utama di film tersebut.

***

"Mama dukung." Sebenarnya Erni merasa berat mengatakan itu. Berat karena posisi Ramdan sudah beristri. Opsinya hanya dua menikahi duda dengan catatan Ramdan berpisah dengan istrinya atau menjadi istri kedua, yaitu poligami. Tapi mengingat apa yang istrinya Ramdan lakukan pada Cika dan membuat putri kesayangannya itu jatuh sakit sampai harus dirawat intensif, membuat Erni merasa itu sebuah pelajaran yang pantas diterima perempuan yang konon sudah merebut Ramdan dari Cika.

Cika ada semangat, merasa ada yang mendukung. Kesehatannya meningkat tajam, sehingga dokter memperbolehkan Cika pulang hari ini. Bukan hanya Cika yang senang tapi juga Erni.

"Cik, mau ke mana?" Tanya Lusi yang seperti biasa menyempatkan diri menjenguk sahabatnya itu.

"Pulanglah."

"Lu udah dibolehin pulang?" Tanya Lusi memastikan, Cika mengangguk. "Syukur deh, selamat ya. Sehat terus, Cika."

"Thank you. Ehh lu nggak kuliah?"

"Baru beres."

"Hah?!"

"Iya cuma sampai Pak Anwar. Bu Loli nggak ada." Tutur Lusi.

"Ohh..."

"Cik, kita bakal ikut nggak?" Tanya Lusi tiba-tiba.

"Ikut apa?"

"Kan anak bumi mau naik gunung. Sekalian sertijab."

"Kapan?"

"Long weekend sekarang."

"Ikut dong."

"Yakin?!"

"Yakin. Yuk, ikut ke rumah. Kita ngerumpi di rumah." Ajak Cika yang hendak mengajak Lusi merancang rencana merebut kembali Ramdan dari Gita.

***

"Gita...." Sapa Fatur saat Gita muncul sore ini di cafe batas kota.

"A, duh pada ngumpul gini. Ada apa sih?!" Sahut Gita saat netranya juga menangkap sosok Regi ada di sana.

"Gini, saudara aku ada yang dapat tugas gitu bikin film pendek buat tugas sekolah. Maklum anak SMK jurusan broadcasting dan perfilman gitu dia. Nah minta tolong dibantuin. Jujur gue nggak ngerti, pas cerita ke Regi, kata Regi, kamu baru aja menangin sebuah ajang bergensi perfilman. Jadi kepikirian minta bantuan kamu."

"Heh?!" Gita membulatkan mata.

"Please bantuin. Kasian." Fatur agak memohon, lebih tepatnya memelas agar Gita iba padanya dan bersedia. Agar semua berjalan sesuai rencana. Pasalnya ia sudah deal dengan tim produksi dan membayar mereka di muka.

"Bantuin apa?" Tanya Gita kebingungan.

"Bantu jadi pemeran utama."

"Hah?!" Gita membulatkan mata.

"Iya, please." Lirih Fatur harap-harap cemas.

"Cerita tentang apa?"

"Kehidupan New Adult katanya. Yang lagi happening mungkin."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

B a p e rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang