Beomgyu berlari kencang, Soobin merentangkan tangannya- menangkap tubuh kecil itu dalam pelukannya.
"Soobin aku rindu sekaliii!" Soobin tertawa mendengar itu, ia menatap yang lebih kecil, meneliti wajah yang memerah itu.
"Lelah? Cuacanya panas sekali, lihat kulitmu- begitu coklat" Bibir itu mempaut, dan Soobin tertawa geli, ia mendekatkan wajahnya, bermain dengan hidungnya gemas.
"Ingin sesuatu untuk pacar Soobin yang sudah bekerja keras? Katakan apa pun dan kamu akan memilikinya"
"Hari ini Soobin milikku?!"
Soobin kembali tertawa, menjatuhkan kepalanya pada bahu kekasihnya. Surai panjang itu menggelitik nya- membuat kupu-kupu berterbangan di perutnya. Rasa aneh yang anehnya begitu menyenangkan.
"Hal lainnya? Karena Soobin memang selalu menjadi milikmu"
-
Mereka berjalan bergandengan tangan, Beomgyu berceloteh sepanjang jalan dengan Soobin yang setia mendengarkan. Tas milik pemuda itu sudah berpindah pada pundak Soobin.
"Mau makan dulu?"
Beomgyu menggeleng tegas, ia menatap Soobin dengan imutnya. Salah satu kebiasaan saat dirinya ingin merengek meminta sesuatu.
"Aku tidak lapar, ayo kita pulang. Aku ingin memelukmu seharian ini"
"Kamu akan mendapatkannya, tetapi kita harus makan. Kapan terakhir kamu memasukan makanan dalam perutmu huh? Kita makan atau tidak ada pelukan"
Beomgyu berdecak, tetapi pada akhirnya ia semakin menempelkan tubuhnya pada si jangkung, total membebankan diri padanya.
"Tubuhmu kecil tapi berat, jalan dengan benar"
Teguran itu lagi-lagi membuat Beomgyu memutar bola matanya, tapi dia tidak peduli, ia memilih memejam dengan masih berjalan, bergandengan tangan dengan Soobin yang menuntunnya."Soobinnn, Beomgyu mencintaimu"
Bisikan itu membuat Soobin tersenyum.
Ia meremat tangan kecil itu lembut.
"Soobin juga mencintai Beomgyu"
.
.
.
.
.
Diusia dua puluh satu adalah pertamakali Soobin mengenal seorang Beomgyu. Diusia itu juga ia pertama kali mengenal apa yang orang sebut sebagai jatuh cinta.
Kalian percaya cinta pada pandangan pertama?
Soobin tidak peduli kalau itu disebut mitos sekali pun, karena pada nyatanya dia merasakan hal tersebut.
Ia ingat saat tubuh kecil itu berjalan mengikuti adiknya, tangan mungilnya bertaut dengan baju kemeja yang dikenakan Hueningkai- seakan jika dia melepasnya, ia akan kehilangan bocah tersebut.
Ia iri waktu itu, bertanya-tanya apa bocah lelaki itu pacar dari adiknya?
"Loh lo dirumah bang?" Pertanyaan itu hanya diangguki olehnya, wajahnya melongok penasaran pada seseorang yang tepat dibelakang tubuh adiknya.
"Beomgyu, sini gue kenalin sama abang gue. Gak perlu malu" Begitu katanya waktu itu, si kecil pada akhirnya berjalan mendekat, berdiri bersisian dengan Hueningkai.
Dari sini bisa terlihat perbedaan tinggi mereka yang amat kontras.
"Kekasihmu?"
"Mana ada! Kenalin bang, Beomgyu, gue satu fakultas sama dia"
Mendengar itu hanya ada rasa menggelitik padanya, jadi Beomgyu ini hanya seorang teman untuk Hueningkai kan?
Soobin mengulurkan tangannya, menatap si kecil yang pada akhirnya memamerkan bola mata coklat yang begitu indah. Tuhan pasti sedang sangat berbahagia saat menciptakannya.
"Gue Soobin, abangnya Hueningkai. Salam kenal"
Si kecil menyambut uluran tangan itu, dan Soobin terkekeh gemas saat merasakan perbedaan ukuran tangan mereka. Semua yang ada dalam bocah bernama Beomgyu itu, kecil. Menggemaskan.
"Beomgyu Kak, salam kenal" Tetapi tidak dengan suaranya. Suara itu begitu dalam dan halus- jika ia bernyanyi, Soobin akan percaya jika semua orang akan meleleh mendengarnya.
Yah itu adalah yang pertama, dengan kebetulan-kebetulan lain yang berdatangan.
Beomgyu adalah cinta pertamanya.
Beomgyu adalah pacar pertamanya.
Beomgyu adalah ciuman pertamanya.
Beomgyu adalah, segala hal pertama yang dirasakan oleh Soobin.-
Soobin menatap teduh pada figur kecil yang kini memasukan makanan pada mulutnya. Beomgyu punya mulut yang kecil, ia akan kesusahan dalam mengunyah yang membuat Soobin dengan telaten memotong makanan itu kecil-kecil.
Berbanding terbalik dengan Hueningkai yang suka makan segala hal, Beomgyu nya adalah seorang yang pemilih. Soobin tidak menyukai sifatnya yang itu, tetapi dia hanya akan menegur kebiasaan-kebiasaan itu.
"Bagaimana disana? Apa tempatnya nyaman? Apa teman-temannya baik?"
Sikecil menggangguk dengan fokus masih mengunyah. Soobin tersenyum, mengulurkan tangan untuk membersihkan noda makanan yang belepotan di mulutnya.
"Katakan jika ada yang mengganggumu"
"Apa yang akan Soobin lakukan?"
"Membuatnya menyesal karena sudah menyentuhmu? "
"Heyyy, berhenti bersikap menakutkan begitu. Setiap kali Soobin melakukannya aku masih tidak habis pikir- Soobin ku yang manis tidak boleh begitu, mengerti?"
Soobin menggeleng maklum, ia mengacak surai itu jenaka.
"Tidak peduli apa pun, kamu tidak perlu memikirkannya kan? Karena Beomgyu ku hanya akan melihat Soobinmu yang saat ini" Katanya tak peduli, sedang Beomgyu sudah terpana untuk sekian kali.
"Sobinnnn, Beomgyu mencintaimu"
Bahkan meski ratusan kali, ribuan kali. Kata cinta itu tidak pernah memudar. Selalu, untuk kesekian kali.
"Soobin juga mencintai Beomgyu"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR NAME - SOOGYU
FanfictionSeperti tahun lalu, kali ini pun sama beratnya. Helaan nafas berulang itu terasa begitu sesak. Lelehan bening itu begitu memilukan. Atau fakta bagaimana tawa lepas itu begitu menyakitkan. Bahkan untuk kesekian kali- Aku ingin hidup dimana ada dia d...