Chapter 6

45 14 1
                                    


Soobin terdiam, matanya sembab, suaranya serak, atau bagaimana tubuh tegap itu menjadi begitu rapuh.

Helaian rambutnya memanjang tak terurus, juga rambut-rambut yang kini menghiasi wajahnya.

Dia lebih terlihat seperti mayat hidup.

"Sampe kapan bang? Sampe kapan lo mau kaya gini? Lo gak kasian sama bunda? Lo gak kasian sama gue? Sama bang Jun? Lo gak kasian sama diri lo sendiri bang? Beomgyu, gak akan tenang kalo lo terus kaya gini bang" Hueningkai menangis, dia sudah seringkali mengajak kakaknya bicara, dengan segala tegar yang ia bawa. Tapi bahkan sampai sekarang, tanpa kemajuan apapun. Dan topeng yang dibawanya pun retak. Hueningkai tidak sanggup lagi.

"Dia egois kai, dia egois, dia tau gue kangen banget sama dia- tapi dia bahkan gak sudi buat nemenin gue meski itu dimimpi sekalipun. Gue pengin tidur kai, pengin mimpiin dia, gue pengin liat dia senyum kai, pengin denger suaranya. Tapi bahkan dimimpi pun- rasanya kosong saat kebangun kai. Gue cape"

Kai menangis, dia mendekat pada Soobin- memeluk tubuh itu.

"Gue pengen hidup dimana pun asal ada Beomgyu disana, meskipun itu artinya gue harus nemuin kematian"

"Jangan ngada-ngada bang, bunda bakal sakit hati kalo ngedenger omongan lo ini. Beomgyu apalagi, dia bakal ngerasa bersalah kalo sampe tau apa yang lo pikiran"

"Maaf kai gue egois, tapi jangan sedih untuk gue"

"Gimana mungkin, lo abang gue. Jadi stop ngomong yang engga-engga, bunda bilang mau kenalin temen baru buat abang. Kali ini demi kai, demi bunda, demi Beomgyu bang. Mau ya? Dia baik, dia bakal bawa rasa sakit yang abang punya"

"Gue gak mau lupain Beomgyu kai, gue gak mau ketemu siapapun yang mau rebut Beomgyu dari gue"

Soobin melepas pelukan kai paksa, ia mundur ketakutan, menggeleng tak setuju. Kai kembali menenangkan nya, memberi tatapan teduh yang ia harap bisa menjangkau saudaranya.

"Dia gak bakal bawa Beomgyu kemana pun bang, dia hanya akan memperkenalkan kehidupan baru tanpa melupakan kehidupan lo sebelumnya"

"Lo bohong"

"Gue mohon bang, kali ini aja. Gue gak minta apa pun lagi"

Soobin pernah kehilangan, itu adalah saat usianya tujuh tahun. Ia masih ingat bagaimana rasanya saat tubuh kecilnya begitu kesakitan, atau juga bagaimana Ayahnya mencoba menyelamatkan nya saat tubuh pria itu sama buruknya.

Ia masih ingat bagaimana tatap teduh itu mengatakan semua akan baik-baik saja. Dia menyuruhnya menangis, bahkan di detik-detik ia kehilangan kesadaran- ia masih mengingat bagaimana hangat pelukan yang Ayahnya berikan.

Itu adalah kali terakhir, saat pada akhirnya Tuhan membawa raga itu dari kehidupannya.

Soobin kehilangan, Soobin ketakutan, Soobin merasa bersalah.

Jika saat itu ia lebih sabar, jika saat itu ia tidak merengek menyusul bundanya dirumah nenek. Mungkin laki-laki itu masih akan bersamanya juga bundanya.

Jadi saat ia kehilangan hal berharga lainnya untuk kedua kalinya, dan berbeda dengan bagaimana Ayahnya menyelamatkan nya- ia justru membawa Beomgyu dalam kematian itu sendiri.

Jadi bagaimana- bagaimana ia melanjutkan hidupnya?

"Kai jagain bunda ya, makasih sudah hadir dalam kehidupan gue juga bunda"

Soobin sudah diambang batasnya, kematian adalah hal yang ditunggu nya.

YOUR NAME - SOOGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang