"Kamu orang yang spontan, itu berlebihan- kuharap kamu bukan penguntit"
Begitulah pada akhirnya aku pulang dengan kegagalan, Beomgyu ketakutan. Itu jelas terlihat dimatanya.
Tentu saja, aku tidak lebih dari orang asing untuknya saat ini. Dan aku membenci fakta itu.
"Soobin sudah pulang nak? Bunda mesti ke kafe, lagi rame. Kamu kalo mau makan ada dilemari ya lauknya. Dipanasin dulu"
Suara lembut itu membuatku tersadar dari lamunan. Bunda terlihat cantik dengan pakaian kasual nya, dia terlihat lebih muda dari usianya. Sampai saat ini aku tidak mengerti mengapa ia betah dengan kesendirian nya, apa karena rasa cintanya begitu besar untuk Ayah? Dan karena fakta itu juga rasa salah selalu merasuk dalam hatiku.
Jika saja...
"Soobin? Kamu dengerin bunda ngomong gak sih?"
"Iya denger kok, bunda hati-hati dijalan"
"Iya, kamu jaga rumah yah- kamu gak mau pergi ke mana-mana kan?"
"Iya engga, emang Kai kemana bun?"
"Kamu lupa ini tanggal berapa? 14 Februari, Kai kepanti ketemu adik-adiknya. Agenda tahunan kan"
Aku membulatkan mulutku, mengangguk seadanya.
"Soobin lupa, tapi- happy valentine bunda, Soobin sayang bunda"
Wanita itu tersenyum, lalu melebarkan tangannya menyuruhku mendekat.
Aku tersenyum, memeluknya cukup lama.
.
.
.
.
Hampir empat jam rumah kosong, semua hal remeh sudah kulakukan. Sampai pintu kamarku terbuka begitu saja, lalu sosok tinggi Kai yang menyelonong masuk begitu saja.
"Dah balik bang, nih- happy valentine"
Dia menyodorkan sebungkus coklat padaku, membuatku mendecih geli.
"Sudah mau habis tanggalnya baru ngucapin lo, jadi gue orang kesekian?"
Kai tertawa ngakak, ia memandang jahil.
"Bukan salah gue juga, siapa coba yang buang adeknya buat alasan yang gue gak tau sampe sekarang. Tapi tenang, meskipun ini ucapan kesekian, lo tetep yang spesial- setelah bunda tentunya"
Aku terkekeh kecil mendengar itu.
"Happy valentine juga Kai, gue juga sayang lo ko"
"Iuhhh, jadi sekarang karna keliatan nya abang gue udah waras lagi- bisa ceritain urusan apa yang sampe bawa-bawa hidup dan mati?"
Aku mengedik, menyuruhnya duduk.
"Karena lo kenal Beomgyu waktu kuliah, gue gak tau apa efeknya kalo lo kenal dengan Beomgyu lebih cepat dari seharusnya. Tapi karena ini penting jadi lo memang harus kenal dia lebih awal"
"Aelah, dikira udah waras- malah balik aneh lagi lo bang. Apaan maksudnya? Beomgyu siapa?"
"Choi Beomgyu, gue suka sama dia"
"Huh? Lo- orang apatis kaya lo punya perasaan kaya gitu bang?!"
"Mulutnya"
Kai nyengir begitu saja, ia mendekat padaku- menatap dengan raut berbinar.
"Jadi Beomgyu ini siapa? Kakak kelas? Teman seangkatan? Atau teman angkatan gue?"
"Teman angkatan lo, gue inget banget lo adalah orang yang cukup banget buat Beomgyu nempelin lo mulu. Jadi gue butuh lo sekarang buat jauhin makhluk lain bernama Taehyun yang kemungkinan bakal jadi penghambat buat perasaan abang lo ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR NAME - SOOGYU
FanfictionSeperti tahun lalu, kali ini pun sama beratnya. Helaan nafas berulang itu terasa begitu sesak. Lelehan bening itu begitu memilukan. Atau fakta bagaimana tawa lepas itu begitu menyakitkan. Bahkan untuk kesekian kali- Aku ingin hidup dimana ada dia d...