07.🍁

1.1K 88 1
                                    




Beberapa hari pun berlalu akhirnya Gisella pun sudah di perbolehkan pulang .

Dan ketika pulang mereka berpapasan dengan keluarga MEGANTARA .

Disana jelas ibu gisella kikuk ketika berpapasan dengan jenzy violleta megantara ibu dari Jayden .

" Mah , ngapain kok berhenti" tanya Gisella

" Nak ,sebentar   kamu tunggu di sini aja mau ke sana sebentar, km jgn kemana mana !" Ucap tegas sang ibu

" Oke lah,jangan lama lama ." Balas Gisella

Tanpa menjawab pertanyaan sang anak ibu gisella pun menuju ke jenzy violleta megantara, karena ibu Gisella tau bawah ada yang gak beres.

Pov megantara family.

"Peka juga orang itu " smrik jenzy

" ngapain anda kesini ?" Tanya sang ibu gisella

" Saya berada disini ingin menjenguk Calon menantu saya " balas jenzy dingin di dalam mobil

" Tidak perlu, jangan repot repot " balas sang ibu gisella

"Harus dong ,karena saya ingin melihat kondisi calon mantu saya , saya tidak akan menerima jika ia mempunyai penyakit, namun untung nya anakmu itu tidak punya riwayat penyakit yang membahayakan, jadi bisa kan anakmu di percepat menikah dengan anak saya ? " Ucap jenzy

Mendengar hal tersebut sontak membuat ibu gisella berguduk lemas , ia merasa tak tega jika sang putri harus di nikahkan  orang yang gak di cintai nya, namun bagaimana lagi demi masa depan keluarganya ia rela menjodohkan sang putri sulung nya itu .

" Nyonya itu tidak terlalu cepat kan perjanjiannya menikah saat gisella berada di usia 22 tahun." Tanya sekali lagi ibu Gisella

" Lebih cepat lebih baik, masalah utang keluarga mu akan terselesaikan dengan cepat.! Ga mau?." Balas jenzy

" Intinya kami akan tunggu 3 hari lagi di rumah kami , kita pertemukan dulu gisella dengan Jayden , sekalian tunangan "

" Saya tidak mau basa basi , saya  tunggu jawaban nya dua hari lagi  pikirkan dengan baik baik , demi masa depan keluarga mu Loh ,atau mati dengan sia sia " ucap jenzy sambil menjalankan mobil nya

(Aku gak mau anak ku masuk ke dalam keluarga brengsek itu , aku takut anak ku setelah nikah disiksa dengan mereka ,hiks ) ucap ibu gisella di dalam hati

Pov jayden menghampiri ibu Gisella.

"Kenapa ucapan eomma ku membuat mu nangis ?" Tanya tiba tiba Jayden di belakang ibunya gisella

" Ngak ,eh iya nak! , ku tidak mau menikah kan anak sulung ku dengan mu , aku takut anak ku di apa apain sama keluarga mu " Ucap ibu Gisella dengan nada tinggi serta menangis .

" Ya kalian sendiri yang bisa bisanya menjual anak sendiri kepada kami ,lebih tepatnya suami mu sih " ucap Jayden

" Hiks .. ,gimana lagi nak kami bangkrut perusahaan kami bangkrut , kami harus bagaimana lagi nak , waktu itu kami tidak bisa berfikir jernih" ucap ibu Gisell ke Jayden

"Anak sulung mu itu sudah berkerja keras mengumpulkan uang , aku tahu kerja kerasnya dia  bagaimana , sampai sampai bisa masuk rumah sakit ."

" Aku tidak mau calon istriku kecapean selama beberapa hari ini , tolong jaga baik baik calon ku !" Ucap Jayden

" Kalau kamu ingin menikah i anak sulung ku tolong kamu janji ke saya " balas ibu Gisel

" Hm janji apa?"  Jawab dingin Jayden

" Jangan sakiti hati kecil putri ku, jika kamu tidak ada rasa kembalikan saja ke kami , namun jika kami sudah tiada tolong banget ,jaga putri kecil ku dengan baik baik. Jangan membuat nya nangis ."

" Aku tahu kamu dengan Gisell menikah bukan karena cinta , namun kalau dia sudah jadi istrimu tolong jaga baik baik , karena dia tidak bisa menjaga dirinya dengan baik , kalau kamu masih belum cinta dengan nya berusaha lah untuk mencintai nya nak "

" Jangan sampai ayah ibu dan adik adikmu termasuk kamu menyakiti putriku , putri ku tidak tahu apa apa nak ,itu saja yang ingin saya bicarakan ke kamu "ucap pesan ibu gisella ke Jayden

" Hemm liat aja situasi nya , tapi saya akan berusaha , namun  tolong supaya gisella tidak membenci keluarga saya. " Balas Jayden

" Saya usahakan " balas ibu Gisel




Kalian dapat cerita dari mana
Seru ga ceritanya ?
Atau kepo nih gimana lanjutan ceritanya

Tunggu next chapter ya ... Makasih

JAYDEN ✓| JENSELLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang