🕊🕊🕊
•

"Setiap orang mempunyai berbagai takdir nya tersendiri. Dan itu telah menjadi urusan Tuhan. Yang dapat kita lakukan hanyalah berdoa dan berharap bahwa takdir yang telah digariskan untuk kita tak akan sekejam itu menimpa kita nantinya"
- Perkumpulan Our Home, Keandra Bagaskara
•
Keandra Bagaskara namanya. Anak yang memiliki eye smile bagaikan bulan sabit yang melengkung cantik di kedua matanya kala ia tersenyum. Ia juga memiliki wajah yang terlihat sangat tampan, dan juga mempunyai hati bak seorang malaikat. Ia ramah, murah senyum dan juga sangat kalem. Berbeda dengan dua temannya, yaitu Haidar dan juga Narendra. Kalau Raevan? Sudah pasti anak itu juga kalem seperti dirinya. Ia bahkan terlihat sangat cuek. Walau begitu Keandra paham, jika itu bukanlah sifat asli dari temannya satu itu. Temannya itu suka sekali menyembunyikan idi hatinya.
Keandra juga anak yang berprestasi di sekolah, jika Raevan juara 1 paralel. Maka juara duanya dipegang oleh Keandra Bagaskara. Keandra suka pelajaran sains karena ia ingin menjadi seorang dokter nantinya. Bukan tanpa alasan Keandra ingin menjadi seorang dokter, ia ingin bisa berguna bagi banyak orang. Terutama bagi ibunya.
Keandra mempunyai seorang ibu yang sangat ia sayangi. Tapi jauh dari beberapa tahun yang lalu, kenyataan pahit dari semesta harus ia terima lantaran mendapat kabar bahwa sang ibu terkena beberapa penyakit yang sudah bersarang di tubuh ibunya. Karena hal itulah yang menyebabkan sang ibu harus mau tidak mau menghabiskan sebagian hidupnya di rumah sakit. Kondisinya sangat tidak stabil. Bahkan dulu sang ibu pernah hampir menghembus nafas terakhir jika saja Keandra terlambat membawanya ke rumah sakit untuk segera ditangani. Ia bersyukur, setidaknya Tuhan masih memberikan kesempatan kepada dirinya untuk merawat sang ibu. Bahkan ia juga berjanji pada diri sendiri untuk selalu bisa ada di samping sang ibu.
Ia tak ingin merasakan pahitnya rasa kehilangan.
Jika di tanya dimana sang ayah. Keandra tidak pernah ingin membahasnya, ia benar-benar sangat benci pada seseorang yang dulunya ia sebut dengan panggilan ayah itu.
Ayahnya pergi dengan wanita lain saat tau bahwa sang ibu tengah mengidap beberapa komplikasi dari beberapa penyakit. Lelaki itu pergi seakan tak berdosa dari rumah mereka dan membangun rumah tangga baru dengan wanita lain. Ia bahkan benar-benar tidak lagi layak untuk disebut sebagai ayah.
Sampai kapanpun rasa benci itu akan terus bersarang di dalam diri Keandra. Ia tidak pernah sudi jika bertemu dengan sang ayah. Mendengar namanya saja membuat Keandra muak.
Yang ia pedulikan saat ini hanyalah kesehatan sang ibu yang sedang berjuang sendiri saat ini.
Jika boleh, ia ingin egois. Ia ingin sang ibu sembuh, bagaimana pun caranya. Hanya itu yang Keandra inginkan. Apakah sulit? Sepertinya iya.Jika pun ia ditanya apakah Keandra rela jika hidupnya ditukar dengan sang ibu, pasti jawaban Keandra adalah Iya. Ia rela jika hidupnya bisa ia tukar dengan sang ibu.
Sungguh tidak apa. Setidaknya ibunya bisa kembali merasakan bahagia.
🤍🤍🤍
Langkah kaki jenjangnya ia bawa masuk kedalam bangunan bewarna putih gading itu, bau khasnya seketika menyeruak menembus penciuman siapapun yang berada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur sang Semesta || TERBIT ✅
Conto"Kebahagiaan itu tidak perlu dicari, Tuhan Maha Adil. Ia sendiri yang akan memberikan kebahagiaan itu. Tunggulah sampai waktu itu tiba." - Perkumpulan Our Home ; Quotes. Ada yang mengatakan, hidup itu tentang sebuah perjalanan panjang yang tidak kit...