🍃12 : Sudah terlalu jauh

18 6 0
                                    

🕊️🕊️🕊️

"Aku hanya ingin berharap bahwasanya hari esok akan menjadi hari yang lebih baik lagi dari hari ini"

- Perkumpulan Our Home

🤍🤍🤍

Raevan terbangun dari tidur nya saat jam telah menunjukkan pukul delapan lewat. Tanpa ia sadari ternyata ia tertidur kala ia tengah melamun di kamarnya sore tadi, segera ia bangun dari tempat tidurnya untuk segera membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian..

Selesai Raevan membersihkan dirinya, ia lantas duduk di kursi meja belajarnya untuk mengulang pelajaran yang tadi ia pelajari dari sekolah. Lembar demi lembar ia buka sembari sebelah tangannya menuliskan beberapa rumus yang telah ia pelajari.

Namun perkataan sang Papa tadi sore masih menganggu pikiran Raevan sampai sekarang, perkataan sang Papa yang mengulang bak kaset rusak yang mengulang setiap kejadian.

"Kamu pikir kamu sudah cukup pintar Raevan?"

"Kalau kamu masih suka keluyuran begini sama saja tak ada gunanya kami berdua membesarkan anak pembangkan seperti mu!!"

"Akhh" ringisnya saat perkataan sang ayah mengalun ribut di telinganya. Dengan segala usaha ia tutup kedua telinganya sembari menutup kedua bola matanya.

Dengan segera tangannya mencari sesuatu di dalam laci meja nakasnya, sebuah botol obat. Raevan mengambil empat butir obat itu dan langsung menelannya tanpa air minum secara rakus. Juga tanpa mempedulikan efek sampingnya.

Ia sandarkan kepala lelahnya ke bagian belakang kursi, sambil menghela nafas pelan. Ia benci saat-saat seperti ini.

Tak lama kemudian suara pintu di ketuk terdengar di antara kedua telinga Raevan, raga nya seakan membatu kala mengetahui siapa yang mengetuk pintu kamarnya itu. Ia tidak langsung menyuruh orang itu masuk, sampai suaranya terdengar dan langsung menyadarkan lamunan milik Raevan.

"Raevan, ini mama," ucapnya.

Raevan pandangi sebentar pintu tersebut sembari menghela nafas pelan dan lantas berkata, "Buka aja ma."

Lantas sang mama masuk ke kamar Raevan, kamarnya sangat rapi dan juga wangi. Tidak seperti kamar kebanyakan remaja lelaki lainnya yang akan tampak seperti kapal pecah dan juga mungkin bau pengap. Berbeda dengan kamar Raevan, buku-buku tertata rapi, baju-baju yang menggantung cantik di tempatnya dan juga aroma kamar khas dari Raevan membuat siapapun yang berada di kamarnya akan merasa nyaman dan enggan meninggalkan tempat itu.

Raevan tidak mempedulikan sang mama yang sedang melihat-lihat isi kamarnya, netra kembali ia fokuskan ke arah buku di hadapannya.

Sang mama melihat-lihat isi kamar putranya itu, sudah sangat lama semenjak ia tak memperhatikan sang putra lagi. Dulu yang akan ia lihat hanya kamar yang berantakan, mainan-mainan Raevan yang berserakan dan juga beberapa gambar-gambar indahnya.

Hahh, ia sudah terlalu jauh ternyata..

Sekarang yang ada di kamar milik sang putra adalah barang-barang sederhana yang tidak lagi tampak seperti anak-anak. Ditambah dengan beberapa pajangan piala yang tersimpan rapi di dalam sebuah lemari khusus dikamarnya menambahkan kesan kalau Raevan telah semakin besar sekarang.

Ia pandangi punggung Raevan yang kini membelakanginya karena dirinya tengah belajar sekarang, kini sang mama mulai mendekati Raevan.

"Raevan sedang apa?" tanya sang pemilik suara lembut itu sembari ia duduk di kasur tepat di sebelah meja belajar Raevan.

Alur sang Semesta || TERBIT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang