🍃29 : Dia berhak bahagia

24 5 0
                                    

🕊🕊🕊

"Kalian itu layaknya semesta bagi gue, berjanji lah, setelah ini teruslah berbahagia, ya? jangan lagi ada kesedihan yang mengikuti"

- Raevan Anarta, Alur sang semesta

🤍🤍🤍

Tok tok..

Bunyi pintu yang telah diketuk lantas mengudara di ruangan milik sang dokter kala itu, ia yang menyadari bahwasannya ada seseorang yang ingin menjumpainya lantas menyuruh seseorang itu untuk masuk.

"Masuklah" Ujar lelaki bername-tag Juna tersebut.

Ceklek..

Pintu terbuka dan menampilkan sosok Raevan disana dengan satu amplop coklat yang telah ia bawa.

"Permisi dokter.. perkenalkan saya Raevan" Sapa nya dengan senyuman manis miliknya.

Sang dokter balas tersenyum, "Selamat siang Raevan" Lantas setelah itu ia mempersilahkan Raevan untuk duduk.

"Dokter, saya ingin pasien bernama Oktavio Narendra untuk segera di operasi" Ujarnya to the point. Juna tentu saja terkejut, lantas ia kembali berkata.

"Tapi ananda Narendra harus mendapatkan donor organ dari seseorang baru kami bisa melakukan operasinya" Jelasnya.

Raevan tersenyum. "Saya sudah mendapatkannya, dok" Ujar Raevan yang berhasil membuat Juna pada akhirnya kembali tersenyum.

"Benarkah? kamu sudah menemukan pendonor untuknya?" Raevan lantas mengangguk mengiyakan. Setelah itu Raevan menyerahkan amplop coklat yang tadinya ia genggam kepada Dokter Juna.

"Wah, siapa yang mau mendonorkan organ vitalnya? dia benar-benar orang yang sangat baik"

"Itu adalah saya, dokter...."

Deg...

Pergerakan Juna lantas terhenti setelah mendengarkan penuturan dari Raevan yang sampai kini masih juga tersenyum padanya.

"Yang mendonorkan organ untuk Oktavio Narendra, adalah saya.. Raevan Anarta"

"Kamu bercanda, Raevan?" Ucap sang dokter memastikan dan balasan yang ia dapatkan adalah gelengan ringan.

"Tentu saja tidak, dokter bisa melihat hasil test kecocokan organnya di amplop itu. Untung saja hasilnya cocok, dokter"

Setelah mendengarkan ucapan Raevan, dengan sigap sang dokter lantas kembali membuka amplop coklat itu guna kembali memastikan apa yang disampaikan oleh Raevan adalah omong kosong belaka.

Namun apa yang diharapkan nya nihil, kertas yang ada di amplop itu murni mengatakan bahwa pendonornya adalah benar Raevan Anarta.

Sang dokter lantas kembali menatapnya, "Apa, apa yang membuat mu dengan yakin mau mendonorkan organ mu, Raevan? kamu tau kan, jika organ itu di pindahkan kepada Naren, maka kamu akan...."

Alur sang Semesta || TERBIT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang