un jeune homme

644 41 3
                                    


Begitu membuka pintu kos-san adiknya,Sana disambut teriakan ribut dari suara adiknya dengan kedua teman sebayanya yang sedang heboh bermain game playstation di tengah ruangan tersebut.Sana menggeleng sambil berdecak kesal dengan adegan yang sudah biasa terjadi tersebut.Dia menaruh heels semi formal nya ke rak sepatu yang tersedia di depan pintu.Dia mulai menghampiri adiknya yang masih sibuk berteriak.

"Dahyun tolol main kaya ginian aja lo kaga bisa!"teriak chaeyoung sambil berusaha merebut stik ps dari tangan Dahyun.

"diem lo!bentar lagi tumbang nih si jangkung!"Dahyun membela diri dengan berusaha menahan kepala Chaeyoung menggunakan tangan kiri nya dan juga berusaha menahan perut Chaeyoung dengan kedua kakinya.

Sedangkan pria jangkung yang disebut Dahyun tersebut hanya merespon santai pada kedua sejoli yang sedang ribut tersebut,dia kembali memfokuskan dirinya pada game yang sedang mereka mainkan.

Sana menahan gertakan giginya lalu menghampiri adik kandungnya tersebut dan menarik telinga adiknya tersebut tanpa ampun.

"gimana?seru maen-maennya?"tanya Sana halus dengan nada mencekam.

Chaeyoung meringis menahan sakit ditelinganya sekaligus menahan takut.

"a..aww!mbak ngapain kesini?"

Sana semakin memperkuat jeweran telinga adiknya yang menambah pekikan tersiksa dari Chaeyoung.Melihat itu Dahyun dan Tzuyu ikut meringis melihat temannya yang teraniayaya tersebut,sisi lain mereka tidak bisa membantu karena mereka juga tau begitu galaknya kakak Chaeyoung tersebut.

"kenapa..?gak seneng gue dateng?punya nyali segede apa lo berani ngomong kaya gitu?!"Ujar Sana mulai mengeraskan suaranya.

"iya!iya maaf!lepas dulu dong mbak sakit banget ini!"Sana menarik tangannya sambil berdecak kesal,lalu menatap kedua teman adiknya yang sudah berdiri dan menunjukkan gelagat sopan.

"halo kak Sana"sapa Dahyun ramah sambil menunjukkan senyum lebarnya,Tzuyu ikut menyapa Sana masih dengan wajah datarnya.Sana menghiraukan itu karena dia tau pria jangkung itu memang punya kepribadian pendiam dan lebih serius dibanding Chaeyoung dan Dahyun.

"adek,sekarang jelasin ke mbak,maksudnya apa kamu tiba-tiba cuti kuliah hmm?kamu udah semester 6 dek,bisa-bisa nya kamu cuti tanpa diskusi dulu sama mbak"tanya Sana mulai tenang sambil mendudukan dirinya di sebuah karpet berukuran sedang tersebut.

"adek cuman mau istirahat aja dulu mbak"ujar Chaeyoung tanpa berani menatap Sana.

"yakin cuman itu?!"

"yakin lah!"Chaeyoung berdecak masih tidak mau menatap Sana.

"Chae liat mbak,jawab mbak serius"ujar Sana tegas yang membuat atsmosfer kembali menegang,Dahyun mulai kembali takut dia menatap Tzuyu memberi kode bahwa ini sudah bukan ranah mereka untuk mendengar permasalahan kedua adik kakak ini.Dahyun mengajak Tzuyu keluar dan membiarkan Sana dan Chaeyoung punya waktu sendiri.


Sana menatap langit dengan tatapan sendu dengan sigaret di jari cantiknya,air matanya kembali mengalir seketika bila mengingat perdebatan dirinya dengan adiknya,dia kembali menghisap sigaret itu dengan perasaan yang campur aduk.Udara dingin menerpa ditambah heningnya malam membuat dia begitu hanyut dalam pikirannya.

Sebuah jaket besar menghangati tubuh bagian atasnya,Sana mendongak ke atas melihat siapa yang menyampirkan jaket tersebut hanya tersenyum kecil dan kembali menatap langit sambil menghembuskan asap sigaret nya.Pria disamping Sana hanya diam memandang lekat wanita lebih tua beberapa tahun darinya dari samping.

"setau gue lo diajak balik sama si Dahyun,ngapain nyusulin gue kesini"tanya Sana yang bahkan sendiri dia sudah bisa menebak apa yang dipikirkan pria disampingnya,tapi dia tetap saja bertanya hanya sekedar untuk menghilangkan keheningan.

Tzuyu hanya tersenyum kecil lalu menbuka plastik putih yang dibawanya yang isinya beberapa minuman dan cemilan,dia memberikan tissueyang sengaja dibelinya kepada Sana yang mulai menangis tersedu.

"gausah kasih gue tisu!gue ga secengeng itu yah!"ujar Sana sambil membuang puntung sigaret nya sembarangan yang langsung diambil Tzuyu dan membuangnya ke tempat sampah yang tersedia disana.

"semenjak bokap meninggal tuh bocil emang jadi rese,kenapa coba keras kepala malah milih nyari kerja bukannya kuliah yang bener,dia kira gampang emang kerja zaman sekarang,emang tuh anak gak tau diuntung"Sana mulai membuka unek-uneknya panjang lebar,sedangkan Tzuyu setia mendengarkan apapun yang diucapkan Sana kadang dia tertawa kecil bila Sana sudah memaki sahabatnya dengan kata-kata yang menurutnya lucu.

Sana diam dengan nafas memburu setelah melepaskan semua unek-uneknya,Tzuyu segera membuka botol air minum mineral dan menyerahkannya pada Sana yang langsung diterima oleh sang empu.

"apa gue bukan kakak yang baik buat Chaeyoung"ujar Sana melembut dipenuhi rasa bersalah karena tadi sudah memarahi adiknya habis-habisan

"lo yang terbaik mbak"ucap Tzuyu sambil menatap Sana dalam dengan senyum tulusnya.

"lo selalu jadi yang terbaik buat Chaeyoung,adik lo cuman gak mau nyusahain kakak satu-satunya yang harus biayain kuliahnya dan juga seluruh ekonomi keluarga,dia tau semenjak bokap kalian meninggal,mbak Sana jadi harus kerja dua kali lipat buat buat jadi tulang punggung keluarga,dia gamau nyusahin mbak."terang Tzuyu perlahan.

"dia juga tau lo kerja bukan di satu tempat,lo juga sibuk part time,sibuk ngajar les juga buat nyari tambahan,dia cuman mau mandiri dengan jalannya mbak,saat ekonomi sudah membaik dia akan coba lanjut kuliah lagi"Tzuyu kembali menyerahkan tisu yang sekarang untungnya diterima sang empu.

"brengsek tuh bocah,kenapa gak ngejelasinnya kaya gini coba jadi kan enak dengernya"ujar Sana sambil mengusap air matanya yang bercucuran,sejujurnya dia memang sudah di titik terendahnya semenjak ayahnya meninggal,sebagai anak pertama Sana merasa tanggung jawab keluarganya ada di tangan dia sekarang,Sana tidak menyangka bahwa Chaeyoung akan merasakan hal seperti itu.

"lo juga udah tau gue gamau nerima bocah ngapain masih ngintilin gue sampe sekarang huh?!"Sana berkata sambil menatap tajam sang empu yang hanya dibalas tawa puas dari Tzuyu.

Tzuyu selama 2 tahun ini memang secara terang-terangan menunjukkan ketertarikan pada kakak sahabatnya itu,bahkan Chaeyoung dan Dahyun pun sudah jelas mengetahuinya,awalnya Chaeyeong tidak menerima ketika Tzuyu mempunyai perasaan romantis pada kakaknya itu,Tzuyu bahkan pernah dihajar fisik oleh Chaeyeong,tapi melihat kesungguhan Tzuyu membuat Chaeyoung membiarkannya,lagipula Chaeyoung tau bahwa Tzuyu adalah anak baik-baik.

"karena lo spesial mbak"jawab Tzuyu yang hanya dibalas pukulan di bahu kekarnya.





To be continued.





Satzu Un TirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang