une erreur certaine III

238 44 8
                                    

Sana dengan telaten memeras handuk basah tersebut dan menaruhnya pada dahi Tzuyu,dia berdecak kecil ketika melihat Tzuyu masih tidak berhenti meriang terbaring di sofa apartementnya.Pria itu masih sempat-sempatnya mencuri pandang padanya dengan mata yang sembab dan hidung yang merah yang tersumbat.

"kenapa bisa tiba-tiba tumbang begini?"celetuk Sana sambil menaikan selimutnya pada tubuh bongsor Tzuyu.Setau Sana Tzuyu adalah manusia terkebal yang pernah dia kenal,imun Tzuyu sangat kuat dan dia sangat jarang sakit,ini pertama kalinya Sana melihat Tzuyu demam seperti ini.

"maafin aku San"Jawab Tzuyu ditengah menggigilnya.Tzuyu sakit karena kemarin dia kehujanan saat pulang setelah mengobrol dengan Chaeyoung,dia juga belum makan apapun,untung saja Sana barusan memberinya bubur hangat favoritnya,dia memakannya dengan nikmat hingga habis.Dia hanya merenung dari semalam karena pikirannya hanya fokus pada perempuan didepannya ini.Sana hanya menatapnya dengan mata tak kalah sembabnya dari Tzuyu tanpa menjawab apapun,daritadi Tzuyu tidak berhenti meminta maaf kepadanya.

"kenapa hmm?"tanya Sana mulai melunak.

"kenapa kamu gak pernah jujur San"Tzuyu mulai duduk dibantu oleh Sana,agar mereka bisa berkomunikasi dengan lebih nyaman.Sana siap mendengar dengan seksama apa yang akan dibicarakan mantan suaminya itu.

"kamu kenapa gak jujur kalau kamu sakit hati gara-gara kejadian malam itu"Sana sedikit mengerutkan keningnya agak heran"aku inget sekarang,waktu kamu jemput aku sebelum kamu minta cerai tiba-tiba"Sana terdiam lama memandang raut sedih mantan suaminya itu.

"buat apa?"jawabnya pelan.

"maksud kamu?"tanya Tzuyu tak bertenaga.

"buat apa aku harus jujur kalo kamu juga ngelakuin hal yang sama"mendengar itu Tzuyu langsung tertunduk merasa bersalah,Sana benar,secara tidak langsung Sana pasti merasa dibohongi atas kalimat-kalimat yang begitu menyakiti hatinya itu.

"awalnya emang kaya gitu San,emang bener kalau aku sempet suka sama Mina"Sana memejamkan matanya,mendengar langsung dari mulut Tzuyu membuat dia merasa miris."tapi itu dulu,sekarang semuanya udah berubah,bahkan Mina juga udah tunangan-kan,yang aku butuhin sekarang cuma kamu San"

"kamu gak butuh aku Tzu,kamu cuma kasian sama aku-"Sana berusaha menahan tangisnya"aku gamau pernikahan kita dimulai atas dasar empati,aku mau buktiin sama kamu kalau aku bisa bertahan sampai sejauh ini"Ucap Sana sambil mengalihkan pandangannya menghindari tatapan lamat Tzuyu.

"San..aku tau aku salah mandang kamu,kamu emang sekuat itu kamu emang setegar itu-"Tzuyu mengigit bibirnya menahan sesak"tapi setaun ini kamu pergi,aku baru sadar kalau aku udah senyaman itu sama kamu tanpa aku sadari,aku bener-bener butuh kamu San"

"Tzu..itu semua karena kamu terbiasa hidup bareng sama aku,bukan karena kamu bener-bener sayang sama aku"Ucap Sana terkekeh kecil sambil memeriksa suhu tubuh Tzuyu dari dahinya menggunakan punggung tangannya.Tzuyu mengambil tangan Sana didahinya dan mengenggamnya.

"aku sayang sama kamu San"Ucap Tzuyu sambil menatap dalam mata Sana dengan sungguh-sungguh.

"Tzu,do you see me as a woman or as your chilhood friend?"Tzuyu mengerutkan keningnya heran,pertanyaan macam apa itu,tapi pertanyaan menohok itu mampu membuat dia gelagapan sulit untuk menjawab.

"see?raut muka kamu ngejawab semuanya"Ujar Sana terkekeh kecil.

"dari kamu ngelamar aku dengan niat gak niat juga udah jelas Tzu,perlakuan kamu selama kita nikah juga gak beda jauh kaya kita sebelum nikah dulu.aku gamau egois,pernikahan itu bukan tentang satu pihak,aku mau kamu juga jalanin pernikahan dengan hati yang penuh dan bahagia,bukan karena empati semata"Ucap Sana sambil menyodorkan pil obat demam pada mulut Tzuyu,pria itu menurut dan langsung meneguk air putih dari tangan Sana.

"San,kalau emang aku gak mandang kamu layaknya wanita,bukannya udah jelas Sullyoon jawabannya,kita gak mungkin punya anak kalau aku sekedar mandang kamu sebatas itu."bela Tzuyu membuat Sana cukup terdiam.

"Tzu,we are adults in here and we are married before,udah pastinya-kan making love sama nafsu itu beda"Tzuyu mengigit bibirnya setengah kesal mendengar itu.

"intinya kamu gak sesayang itu sama aku Tzu,kamu lihat aku hanya karena aku sahabat kamu,karena aku Ibunya Sullyoon,udah sebatas itu aja"

"San itu gak bene-"

"tapi itu yang gue rasain selama kita nikah Tzu"tegas Sana membuat Tzuyu menghela nafasnya.

"demamnya udah mulai turun,mending lo pulang sebelum kemaleman"mendengar itu Tzuyu memicingkan matanya dan langsung menidurkan tubuhnya pada sofa dengan setengah kesal.

"gue gamau pulang,gue mau disini"Tzuyu menarik selimutnya dan membelakangi Sana,enggan menatap Sana yang sama keras kepalanya seperti dirinya.Sana hanya menghela nafasnya dan merapihkan peralatan p3k-nya dan berjalan ke arah dapur,untuk hari ini dengan lapang dada dia akan membiarkan mantan suaminya itu tidur disofanya karena kondisinya yang sedang sakit.

"Sana,gue bakal buktiin kalau semua asumsi lo salah tentang perasaan gue,gue bakal bikin lo balik lagi sama gue apapun caranya"Gerakan Sana terhenti ketika dia akan membuka pintu kamarnya mendengar suara tegas Tzuyu.Dia mengabaikan itu dan mengunci kamarnya dari dalam.

.

Sana memandang jengah ketika melihat ada bucket bunga dimeja kerjanya,siapa lagi kalau bukan ulah mantan suaminya itu,Tzuyu benar-benar memegang kata-katanya,dia mendekati Sana lagi bagai anak remaja,Tzuyu melakukan hal-hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya,seperti mengirim pesan penyemangat yang manis,seingat Sana dulu Tzuyu memanggilnya manis jika dia sedang marah saja lalu mengirimkannya bunga dan makanan kesukaan Sana.Dan yang luar biasa adalah Tzuyu mengantar dan menjemputnya bekerja,dan Tzuyu tidak pernah absen mengajaknya makan malam setelah menjemput dia dari tempat dia bekerja,dulu Sana harus merajuk dulu hanya untuk sekedar mengajak Tzuyu keluar,karena kepribadiannya yang introvert itu,tapi lihatlah Tzuyu sekarang.

Suara notif handphone membuat Sana mengalihkan perhatiannya dari bunganya,dia langsung memutar bola matanya sambil terkekeh geli.

'aku udah diparkiran ♡'

Sana tidak membalas apapun dan mulai merapihkan mejanya untuk menghampiri mantan suaminya itu dengan senyum yang tertahan,setelah melihat usaha Tzuyu akhir-akhir ini membuat Sana sedikit membuka hatinya dan memutuskan untuk memberi Tzuyu kesempatan,salahkan hatinya yang tidak pernah berubah barang secuil-pun pada Tzuyu,rasanya dia kembali kasmaran.Dia disambut dengan senyum sumringah dari Tzuyu.Pria itu langsung membukakan pintu mobil dan memakaikan seatbelt pada Sana.

"Sullyoon dititipin lagi?"Tanya Sana yang dibalas senyum konyol dari Tzuyu."emang Ibu gak keberatan dititipin terus?"ucap Sana,karena beberapa minggu ini Sullyoon banyak menghabiskan waktunya dirumah neneknya dan Jihyo akhir-akhir ini,dengan alasan Tzuyu ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan Sana.

"justru Ibu seneng bisa bareng terus sama cucunya,dia juga dukung banget waktu tau aku lagi coba deketin kamu lagi"jawabnya dengan sumringah.

Mereka berhenti ditempat makan seafood favorit Sana,sambil makan mereka berbincang ringan seputar keseharian mereka,dan ini yang membuat Sana luluh,saat menikah dulu Tzuyu jarang mengajaknya bicara,pria itu hanya bicara seperlunya bila Sana tidak bertanya duluan,meskipun Tzuyu selalu baik dan sigap dulu ketika menjadi suaminya,apalagi kepada Sullyoon,tapi Sana belum pernah merasa seintim ini layaknya pasangan seperti ini waktu itu.

Baju Sana terkena sauce,Tzuyu dengan sigap berdiri dan meminta tissue tambahan untuk Sana,ketika menunggu Tzuyu,Sana merasakan ada yang menyentuh bahunya,dia kira itu Tzuyu,saat dilihat ternyata itu teman kuliahnya dulu.

"Sana?"Ujar pria itu dengan sumringah sekaligus tak percaya.

"Jun?"



to be continued.






Satzu Un TirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang