Matahari yang bersinar menandakan musim dingin akan segera berganti, walau tidak semua bagian wilayah mengalaminya karena salju tidak sepenuhnya mencair di Utara.
Pergantian musim tidak menjadikan udara berubah menjadi lebih hangat bahkan dinginnya tetap terasa, tapi hal itu tidak menjadikan antusias warga terhenti mereka bahkan sudah bersiap melakukan segala aktivitas setelah musim dingin berkepanjangan.
Gelak tawa terdengar disetiap penjuru, anak - anak berlarian tanpa kesulitan dengan baju tebal yang sekarang terganti menjadi lebih tipis.
Leinchester menjadi lebih sibuk dimusim panas, para penambang yang sudah lebih awal pergi dan para pedagang berdatangan memenuhi pasar.
"Tetaplah memakai pakaian hangat" Arron mengalungkan mantel ketubuh Daphne, sejak tadi istrinya itu berada di balkon yang menghadap langsung ke area pemukiman.
"Aku ingin menikmati sinar matahari pertama di musim panas" Protes Daphne, mereka mulai terbiasa berbicara informal.
Penginapan yang berada di tengah pusat Leinchester, dimana mereka berada sekarang. Letak Kastil berada diatas bukit sehingga pemandangan yang biasa dilihat hanya hutan, sebuah kesempatan bagi Daphne untuk melihat aktivitas warga hari ini.
Arron memegang tangan Daphne, terasa dingin sedingin es. "Tapi Dap, tanganmu bahkan sangat dingin"
Tubuh Daphne selalu terasa dingin itulah yang Arron rasakan selama ini, walaupun kamarnya dilengkapi pemanas dan Kastil dilindungi sihir menjadikan lebih hangat itu tidak berdampak pada Daphne.
Seakan semua itu tidak cukup untuk menjadikan suhu tubuh Daphne menjadi lebih normal, hal ini tentunya membuat khawatir Arron.
"Ini karna terlalu lama berada diluar"
Tanpa berkata Arron membopong tubuh Daphne masuk kedalam kamar. "Sekarang lebih hangat bukan?" Godanya menidurkan Daphne diatas kasur.
Tangan Daphne bergerak menutupi wajah Arron, "Yang Mulia, bukan waktunya kembali tidur" Protesnya, mengecup kening Arron.
"Astaga istriku"
Daphne menghiraukannya, dia memilih masuk kedalam kamar mandi yang sudah disiapkan pelayan.
"Apa ini sesuai selera anda?" Tanya Arron cemas.
Daphne hanya mengangguk sebagai balasan.
Sarapan yang disajikan lebih sederhana dari biasa Daphne dapat di Kastil, namun terasa nikmat karena Daphne akan banyak beraktivitas.
Penanaman bibit menjadi sebuah tradisi yang dilakukan saat musim panas datang, para petani berbondong - bondong menanami lahannya untuk menghasilkan gandum berkualitas.
"Ini akan membuat pakaian anda kotor" Cegah seorang ibu yang menahan Daphne tidak turun ke area pertanian.
"Kita bisa mencucinya kembali"
Daphne tidak memakai gaun, dia memakai stelan laki - laki dengan celana dan sepatu bot untuk memudahkannya melakukan aktivitas. Dari kejauhan terlihat Arron sedang sibuk mengobrol dengan Marquis Helizar yang bertanggung jawab dalam proses pertanian, Daphne merasa senang hari ini bisa melihat kegiatan pertanian di Leinchester.
Baru kali ini Daphne merasa seakan kembali pada kehidupan Akademi, berbaur dengan bebas tanpa harus merasa takut bahkan pengawasan lebih minim dari biasanya.
"Andai saja Rea bisa ikut" Guman Daphne mengingat putri kecilnya tidak bisa ikut karena masih dalam proses pemulihan, apalagi lusa mereka sudah harus pergi ke ibukota.
Tanah yang biasanya tertutupi oleh salju sekarang mulai ditumbuhi rumput hijau, bunga - bunga dengan berbagai warna bermunculan memperindah.
Tidak jauh dari Daphne berdiri, sebuah alat berukuran besar ditengah sungai mengalirkan aliran air menuju lahan pertanian.
"Daphne...." Arron datang menghampiri bersama dengan Marquis Helizar.
"Kincir air itu anda yang buat tuan?" Tanya Daphne langsung.
"Iya, Yang Mulia"
"Anda luar biasa" Pujinya fokus pada benda besar yang Daphne liat. "Bisa kau menjelaskan cara kerjanya?"
Marquis terlihat terkejut dengan kejujuran Daphne, padahal biasanya para bangsawan akan sungkan bertanya bahkan tertarik.
"Mari kita melihatnya secara langsung, Yang Mulia"
Mereka berjalan menuju benda besar yang mengalirkan air, sisi wilayah Leinchester memang gurun yang memiliki tingkat kekeringan parah jadi diperlukan irigasi.
"Roda bergerigi itu berputar karena mendapat dorongan dari arus air ataupun angin" Marquis Helizar terlihat antusias mempresentasikan alat yang dibuatnya itu.
"Bagaimana jika debit airnya berkurang?"
"Kami akan membuat sedikit bendungan diujung sana "
Daphne mengikuti langkah Marquis menuju bendungan yang sengaja terbuka karena aliran air melimpah.
"Anda sangat menguasainya"
"Tidak - tidak Yang Mulia, saya juga mempelajarinya dari kitab orang timur"
"Apa sudah selesai?" Arron datang menghampiri, dia hanya bisa mengawasi bagaimana sang istri begitu tertarik pada sebuah alat.
"Kita akan pulang?" Daphne malah balik bertanya, sebenarnya masih banyak pertanyaan yang akan ditanyakan.
"Kita masih harus mendatangi tempat lain"
Arron mengulurkan tangan membantu Daphne berjalan, tanah lembek membuat kesulitan berjalan.
"Sepertinya kami harus pergi, Marquis" Pamit Daphne.
"Semoga perjalanan anda menyenangkan Yang Mulia" Helizar membungkuk sopan.
Matanya masih melihat kesatu arah, pasangan suami istri yang sedang menaiki kuda. Penguasa wilayah
"Bisakah kita makan dulu?" Tanya Daphne setelah berhasil naik keatas kuda.
"Tentu..." kuda Arron berjalan mengikuti laju kuda Daphne.
Sebenarnya Arron tidak setuju mereka berada di kuda berbeda, tapi Daphne kekeh memaksa lagipula mereka akan mengunjungi beberapa wilayah akan menyita waktu jika menggunakan satu kuda.
Hal lainnya mengapa mereka tidak menggunakan satu kuda ataupun kereta kuda, ini bukanlah kunjungan resmi dan wilayah yang akan didatangi lebih pelosok dengan kondisi yang bisa saja tidak memungkin sehingga berkuda menjadi pilihan.
=========================
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duchess
RomancePernikahan didasarkan pada hubungan politik pasti tidak akan pernah bahagia, itulah yang dipikirkan Daphne sampai pada akhirnya ia melayangkan keinginan bercerai dari suami yang baru saja ditemuinya, tapi yang didapatnya bukan surat cerai melainkan...