Di ruangan yang cukup besar, rekan kerja yang asik dan kepala departemen yang sefrekuensi. Rasanya nyaman banget. Ah, apa itu bully? i don't care. Karena hidup dengan beberapa kepala divisi yang berpendidikan, pola pikir yang bijak dan jam terbang yang cukup tinggi, aku rasa bully dan rasan-rasan bukanlah topik yang penting untuk dibahas. Pastinya, mereka memiliki cara yang bijak untuk menanggapi segala hal negatif itu sehingga menjadi sekedar candaan saja dan yang rasan-rasanpun enggan untuk membahasnya lebih lanjut.
Jadi nyaman deh, aman deh, ada yang jagain. Memang pilihan yang tepat Pak Copra menempatkan aku di ruangan ini.
Karena Pak Copra yang menitipkan aku, dan Pak Ary yang sering bahas aku, aku jadi sering masuk lamtur tuh haha. Tapi gpp, kan ada my guardian angel yang selalu belain aku. hemmm.... so sweet. Dia bilang aku cantik lagi. "Hem..... repot-repot banget sih ganteng....", kataku sambil senyum-senyum memandang dia yang sedang bekerja. Dia itu bukan siapa-siapa tapi belain aku. Padahal gak semua gosip butuh reaksi kan.... Kenapa gak coba untuk bodoamat? Kenapa harus repot buat belain aku. Kan so sweet..... Mungkin dia risih aku di omongin orang.
My Guardian Angel is Pak Awan. Pria berkulit putih yang duduk dipojok ruangan itu. Dia sering belain aku kalau aku diomongin dibelakang, kadang dibully juga. Aku yang awalnya biasa saja jadi mulai interest kan.... Peduli banget sih sama aku.
Karena saking sibuknya bekerja, aku tidak seberapa memusingkan hal yang lain. Lagian kan ada dia yang selalu menghilangkan segala gosip dan bully.an itu.
Ah.... Pak Copra emang sepeduli itu sama aku. I love you, papa. Dia tau, dia peka, dia tau yang terbaik untukku.
Mondar-mandir bawa berkas, mondar-mandir bawa kardus. Sampai yang duduk terus daritadi risih kemudian nyeletuk, "Dia itu apa tidak capek gak ada berhentinya, aku saja yang lihat ikut capek", ucap si Kakek Tara. Kakek Tara juga seorang karyawan tapi sudah level manajer, karena dia sudah punya cucu, jadi kita sering manggil dia dengan sebutan "Kakek Tara".
"Eh Fel, kamu gak capek ta? Riwa-riwi gak ada berhentinya", Tanyanya. "Namanya juga kerja, kek. Harus semangat, harus maksimal", jawabku. Kemudian menjelang sore, kami bercanda kecil rame-rame seruangan bahas suatu topik dan yey.... jam 17:00 waktunya pulang. Akupun lekas merapikan berkasku dan bergegas pulang. Sebelum meninggalkan ruangan, seperti biasa aku menyapa kepala departemen beserta perangkat-perangkatnya "Bapak Awan, Bapak-Bapak, pulang dulu, pak....." Seraya aku melambaikan tangan berdiri didekat pintu dan keluar ruangan untuk segera pulang.
Ini memang seperti rumah, saling menguatkan, saling mengingatkan, saling support, saling mengisi, memberikan rasa aman dan nyaman. Diammu di mengerti. Ada masalah dibicarakan baik-baik, diberikan solusi yang terbaik.
Aku selalu bilang bahwa di ruangan ini itu enak banget, bercandanya itu sefrekuensi. wkwkwk

YOU ARE READING
Rumah Kedua
Kısa HikayeHai, Aku Felicia. Umurku 24 tahun. Hidup dari keluarga sederhana yang tidak harmonis, membuatku sering merasa sepi. Rumah yang harusnya menjadi tempat pulang yang nyaman, menjadi tempat yang sangat ingin aku hindari. Bermain dan bekerja bersama tema...