Sang Pangeran SMA Bintang Bangsa

86 8 2
                                    

♡♡♡ [5] ♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡♡♡ [5] ♡♡♡

Yang namanya bintang sudah pasti bersinar, mungkin bagi orang-orang atau murid SMA Bintang Bangsa punya pangeran yang bersinar layaknya bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang namanya bintang sudah pasti bersinar, mungkin bagi orang-orang atau murid SMA Bintang Bangsa punya pangeran yang bersinar layaknya bintang. Sejak pertama kali masuk Binsa Nicho sudah menjadi sorotan para kakak kelas dan juga murid seangkatannya. Ayolah, mana mungkin ada seseorang yang tak tertarik dengan wajah tampannya yang seperti bukan hal nyata. Saking tampannya mungkin, sampai orang-orang di Binsa pun memanggil Nicho dengan seburan Prince.

Kadang Nicho berpikir, apa mungkin mereka masih berpikir demikian setelah melihat kondisi Nino yang tak berambut dan lebih mirip seperti zombie. Hampir satu tahun lebih Nicho tak kembali ke sekolahnya, tapi kini dia kembali. Baru turun dari mobil yang mengantarnya saja, dia sudah menjadi sorotan banyak orang. Terutama adik kelas yang belum tahu tentangnya, mereka tampak sangat penasaran dengan kehadiran Nicho di sekolah itu.

"Wow, gue nggak salah lihat kan? Ini lo, Cho?" Pekik seorang cewek yang berpenampilan seperti cowok. Nicho berdecak lalu merangkulnya, Gladis--cewek yang menjadi teman Nicho sejak lama itu benar-benar tak bisa menyembunyikan binar bahagia sekaligus kerinduan.

"Sumpah, lo jahat banget nggak ngasih tau gue kalau dah balik! Nggak adil sih tepatnya, Yogas udah tau tapi gue sama sekali nggak tau." Nicho tak bisa menahan tawanya mendengar protesan dari Gladis.

"Gue nggak sempet ngasih kabar, karena ada banyak urusan semenjak gue dateng." Nicho menepuk bahu Gladis, memberi semangat pada cewek itu.

"Parah! Katanya lo bakal ngulang kelas?" Gladis bertanya, mendapat anggukan dari Nicho. Binar bahagianya pun hilang.

"Sumpah, kenapa harus ngulang sih? Lo ngapain aja disana? Jangan-jangan diem-diem lo jadi trainee?" Pekik Gladis heboh. Tangan Nicho pun jadi gemas untuk tidak menoyor kepala Gladis.

"Nggak usah ngadi-ngadi, nanti lo juga bakal tau." Nicho memasukkan tangannya ke dalam saku almamaternya, lalu berjalan mendahului Gladis,  dia ingin cepat-cepat sampai di kelasnya. Karena sejak tadi rasa pusing di kepalanya berdenyut-denyut.

Sementara Gladis mengikuti Nicho di belakangnya. Tanpa kata dia menatap punggu Nicho yang terlihat semakin kurus dan ringkih, entah apa yang terjadi padanya tapi Gladis punya feeling kalau ada hal yang disembunyikan oleh Nicho. "Cho, lo nggak ngobat atau pake fentanyl yang kayak di webtoon-webtoon gitu kan?"

Be My StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang