09. Pilihan Dia

117 15 4
                                    


.......

Keluarga Brawijaya telah tiba di mansion kediaman keluarga Hendrawan. Kedua keluarga bertemu untuk membahas hal penting yang bersangkutan langsung dengan anak-anak mereka.

"Selamat datang Bram," sapa Hendri ramah kepada sahabat lama nya sekaligus rekan bisnis nya.

"Bagaimana kabar mu Hendri? Sudah lama kita tidak bertemu," ujar Bram senang bertemu dengan teman lama nya.

"Winda. Lama tidak bertemu, kamu semakin cantik," ucap Rose dengan nada ramah sambil menggerakkan kedua tangan nya memperagakan gerakan Bahasa isyarat untuk berkomunikasi kepada penyandang tunarungu atau tunawicara.

"Kamu juga sangat cantik Rose!" balas seorang wanita cantik yang tidak lain adalah istri Bram Brawijaya. Dia bernama Winda Brawijaya, memiliki paras cantik dan sifat yang sangat lembut dan ramah.

Winda memiliki masalah dengan pendengaran nya sejak kecil, akibat hal tersebut dia harus berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat untuk membantu nya, walau kondisi Winda tidak sempurna Bram sama sekali tidak keberatan, dia justru sangat mencintai Winda.

Mawar menyadari jika Wanita bernama Winda tersebut tidak bisa mendengar dan berbicara, Mawar cukup kagum dengan Bram seorang ceo kaya raya yang mau menikah dengan seorang gadis tunarungu, Mawar pikir hal seperti ini tidak akan pernah ada di kalangan keluarga kaya raya.

"Perkenalkan ini kedua putri kami," ujar Rose menarik Melati dan Mawar ke hadapan kedua pasangan suami istri tersebut.

"Melati."

"Mawar."

"Kalian berdua sangat cantik," puji Winda menggunakan bahasa isyarat membuat Melati tampak kebingungan, namun tidak dengan Mawar yang paham dengan bahasa isyarat.

"Terima kasih atas pujian nya. Anda juga sangat cantik," balas Mawar dengan di tutup senyuman tipis, seketika raut wajah semua orang disana terkejut melihat ke arah Mawar.

Disaat semua sedang terdiam terkejut, datang seorang pria tampan mengenakan stelan jas rapi, aura wibawa nya sangat terpancar membuat siapapun aja terpesona melihat nya, pria tampan itu datang bersama dengan seorang gadis cantik di samping nya.

"Dia?"

"Hai  Kak Mawar!" Sapa Hana dengan senyuman riang nya di hadapan semua orang.

"Kalian berdua sudah saling kenal?" tanya Hendri terkejut, karena baru pertama kali ini mereka mempertemukan anak-anak mereka, sedari dulu meraka tidak punya waktu untuk mengadakan pertemuan keluarga.

"Iya. Mawar ketemu sama Hana di sekolah," jawab Mawar jujur, perhatian Mawar tertuju pada pria tampan yang sedang memandang nya dengan tatapan dingin namun dia sempat menarik smrik membuat Mawar merinding.

"Mawar bisa bahasa isyarat?" tanya Rose kaget karena setahu nya Mawar tidak bisa bahasa isyarat sama seperti Melati.

"I-iya Ma. Baru belajar," jawab Mawar  gelagapan.

Dulu saat Lita berada di bangku SMP dia sempat memiliki teman tunarungu, Lita rela belajar susah payah bahasa isyarat demi bisa berkomunikasi dengan teman nya, setelah lulus SMP sayang nya kedua nya harus berpisah.

"Perkenalkan ini kedua anak kami," ujar Bram memperkenalkan putra dan putri nya.

"Heaven."

"Hana."

"Hana senang bisa bertemu dengan kak Mawar lagi," ujar Hana, sejak menolong Hana yang di bully saat itu Mawar dan Hana menjadi teman dekat.

"Gue juga." Mawar sebisa mungkin bersikap santai dia tidak boleh terlihat tegang.

Mawar Hitam [ Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang