10. Bukan Mawar

97 14 5
                                    


........

Suasana saat itu berubah aneh, tatapan Melati seolah mengisyaratkan betapa kecewa nya dia dengan pilihan Heaven. Mawar tidak menduga hal ini akan terjadi padanya, di dalam cerita bukan dia yang di pilih melainkan Melati.

"Kenapa kamu pilih saya?" tanya Mawar mengejutkan semua orang disana.

Heaven tidak menjawab dia hanya tersenyum tipis seolah itu adalah jawaban nya. "Kamu tidak suka Heaven memilih kamu Mawar?" tanya Rose membuat Mawar tertegun, bukan tidak senang namun dia merasa ini tidak sesuai dengan alue cerita.

"Aku.."

"Tenang saja kami akan memberikan mu waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Jika di rasa cocok kalian berdua akan melangsungkan pernikahan," beritahu Hendri dengan di tutup senyuman penuh harapan.

Mawar tidak tahu dia harus bereaksi seperti apa lagi, dia sudah merusak alur cerita yang dia baca. Mungkin kedepan nya dia tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya kepada diri nya dan jalan cerita Mawar.

..........

Mawar membuka pintu kelas lalu dia langkah masuk namun seketika langkah nya terhenti saat kedua matanya melihat seorang siswi berlumuran darah terbaring di lantai, dan kedua matanya berada di kedua telapak tangan nya yang sudah kaku.

"Aaaaargh!!!!" bukan Mawar yang menjerit melainkan Diora yang baru saja datang juga ke kelas.

"Woy ada apa?"

"Ada mayat!"

"Dia sudah mati?"

"Bau sekali!"

Seketika seisi kelas penuh dengan para murid yang penasaran dengan mayat seorang siswi yang mati tragis di kelas 12 IPA A.

"Kalian semua keluar!" bentak salah satu guru yang baru tiba dengan nada tegas.. Dia bernama pak Danang.

"Kenapa ada nama Mawar di dinding pakai darah?" tanya Diora terkejut sambil menunjuk ke dinding kelas di hadapan mereka.

"Bukan gue," ujar seseorang dengan nada panik dari arah belakang Mawar.

.........

Polisi tiba di sekolah untuk menyelidiki dan mengurus mayat siswi tersebut, nama dari siswi itu adalah Santi Diansa Putri. Santi duduk di bangku kelas 11 IPA A.

Mawar sama sekali tidak kenal dengan murid bernama Santi, melihat wajah nya saja sangat asing baginya, namun mengapa ada darah Santi di dinding kelas mengukir nama Mawar.

Kini Mawar di duga sebagai tersangka pembunuh Santi, Mawar merasa dunia nya sebentar lagi akan hancur padahal dia baru saja memulai hidup baru yang indah.

"Saya sama sekali tidak kenal dengan Santi pak. Baru pertama kali ini saya melihat Santi, dia sudah dalam keadaan seperti itu," ucap Mawar dengan nada meyakinkan, Mawar tidak ingin hidup nya berakhir di penjara.

"Saya dengar anda punya saudara kembar, nama nya Melati. Wajah nya mirip dengan anda?" tanya pak polisi dengan raut wajah mencurigai.

"Iya kami kembar identik," jawab Mawar.

"Kalau boleh tahu dimana keberadaan saudara Melati sekarang? Di sekolah dia tidak masuk, dan saat kami mengabari kedua orang tua anda, Melati juga tidak berapa di rumah. Mungkin anda tahu dimana keberadaan saudara Melati?"

Mawar yang mendengar perkataan pak polisi pun terkejut karna seingat dia, tadi pagi dia melihat Melati sudah memakai seragam sekolah, hanya saja Mawar berangkat duluan bersama dengan Diora yang selalu menjemput nya.

"Saya tidak tahu pak," jawab Mawar merasa ada yang salah dengan situasi ini.

"Mawar!" panggil Rose yang langsung menghampiri Mawar yang sedang duduk di kursi introgasi.

"Mama! Papa!" Mawar merasa tidak enak kepada kedua orang tua nya, sedati dulu dia selalu suka merepotkan kedua orang tua nya.

"Pak bisa jelaskan apa yang sudah terjadi?" tanya Hendri dengan tegas, tidak lupa Hendri dan Rose juga membawa seorang pengacara untuk membentuk Mawar.

'Melati. Ini bukan ulah lo kan?'

..........

Dengan bantuan dari pengacara Hendri akhir nya Mawar bisa bebas dari tuduhan pembunuhan kepada Santi, kenapa Mawar mudah bebas karna penyebab kematian Santi juga belum di pastikan pembunuhan atau bunuh diri, kasus ini masih dalam penyelidikan polisi.

Kemungkinan besar Mawar masih akan di panggil pihak kepolisian, Mawar harap dia tidak mendekam di penjara karna perbuatan yang tidak dia lakukan.

Jujur Mawar merasa sangat syok melihat mayat di hadapan nya dalam kondisi mengenaskan, nama mawar yang terukir di dinding menggunakan darah Santi sebagai tinta nya, membuat Mawar merasa ketakutan dan panik.

'Apa jangan-jangan sebelum nya Santi punya masalah sama gue? Tapi seingat gue Mawar nggak punya masalah sama orang bernama Santi.'

Mawar membasuh wajah nya dengan air namun seketika dia mematung saat melihat pantulan wajah nya sendiri di depan cermin wastafel.

"Gue Mawar dan lo bukan Mawar! Dia akan menjadi Gue disini. Peran akan berganti karena lo."

Pantulan diri Mawar sendiri yang mengucapkan itu, Mawar langsung kembali membasuh wajah nya lalu memastikan bahwa pantulan di cermin itu adalah diri nya.

"Gue cuma halu kan barusan? Nggak mungkin tadi itu Mawar asli? Dia udah nggak ada.... Sial gue jadi kayak orang gila sekarang," ujar Mawar kesal dengan diri nya sendiri.

Mawar masih merasa trauma dengan apa yang sudah dia saksikan dengan kedua mata nya sendiri, baru kali ini dia melihat hal mengerikan seperti itu, bayangan Santi dengan wujud mengerikan nya itu menghantui pikiran Mawar.

"Ayo Mawar lo harus lupain. Lo harus kuat dengan semua masalah ini, ini semua masih awal," ujar Mawar menyemangati diri nya.

Tok! Tok!

"Mawar!" panggil seseorang setelah mengetok pintu kamar mandi.

Mawar membuka pintu kamar mandi, betapa terkejut nya dia melihat Melati memakai seragam sekolah berada di hadapan nya dengan tatapan sendu.

"Dari mana aja lo?" tanya Melati dengan penasaran.

"Gue baru pulang dari rumah Nick. Dia lagi sakit makanya gue bolos sekolah buat jenguk dia," beritahu Melati.

"Gue nggak nyangka lo terlibat kasus kematian Santi. Lo sengaja bunuh Santi buat balas dendam sama gue? Santi itu sahabat baik gue!" ujar Melati dengan nada marah dan berlinang air mata.

"Gue nggak bunuh Santi! Gue bukan pembunuh!" bentak Mawar tidak terima dengan tuduhan Melati.

"Kalau bukan lo siapa? Cuma lo yang benci sama semua sahabat gue. Cuma lo yang selalu bully sahabat gue sampai mereka semua pergi ninggalin gue!" marah Melati sambil berusaha menahan isak tangis nya.

Mawar merasa dada nya mulai sesak. Baru saja konflik di mulai lagi dia sudah merasa lelah. "Gue nggak bunuh Santi. Belum ada bukti kalau gue yang bunuh Santi!"

"Mungkin bisa aja lo yang bunuh sahabat lo sendiri kan?" entah apa yang di pikirkan Mawar, ucapan itu keluar sendiri tanpa dia sadari seperti ada seseorang dari dalam diri nya yang memaksa dia berkata seperti itu.

"Gue? Selama ini yang jahat itu lo!"

"Lo pembunuh!"

Bugh!

"Mawar!"

..........


...........

Maaf baru up bab Mawar hitam, aku akan usahakan up terus setiap seminggu sekali... Stay terus pantengin kelanjutan cerita nya sampai End!!!

See you next....


Mawar Hitam [ Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang