02

35 7 1
                                    


←〣☆~♥~☆〣→


Hyunjin tengah berdiri di balkonnya. Matanya menatap kosong bintang-bintang yang bertaburan di langit.

"Apakah...... umurku benar hanya sampai situ?", tanyanya pada bintang di sana.

"Kau tahu? Sebelum aku mengetahui tentang penyakitku. Aku memiliki mimpi yang indah. Sungguh, aku sangat berkeinginan menjadi seorang pengusaha hebat yang memiliki cabang perusahaan yang tersebar. Aku bahkan sudah memikirkan sebuah nama untuknya. Saat kecil aku selalu mengimpikan, aku yang memakai jas dan dasi yang rapi tengah berjalan menuju ruang meeting disertai dengan sekretaris pribadi disampingku. Haha, bukankah aku akan terlihat keren? Bahkan dengan konyolnya, aku terus mengkhayal hingga suatu saat nanti, aku akan menikahi seorang perempuan cantik dan memberikan kehidupan yang indah untuknya", Hyunjin terkekeh.

"Konyol, konyol sekali. Aku sendiri bahkan tidak memiliki kehidupan yang indah. Bagaimana bisa aku membawa putri orang untuk masuk ke dalam kehidupanku yang redup"

"Hai, Bintang. Disana, kau terus berkelip. Apa kau mendengarku?", Hyunjin melihat ke satu bintang yang terus berkelap-kelip.

"Orang bilang, saat seseorang telah meninggalkan dunia, ia akan menjelma menjadi bintang yang terang di langit", Hyunjin kembali tertawa kecil.

"Aku tahu, mungkin itu hanyalah dongeng untuk anak-anak. Tapi..... bisakah aku berharap itu benar terjadi? Saat umurku telah 24, aku akan.... Tunggu bukankah sekarang umurku 21? Itu artinya, 3 tahun lagi? Haha, waktu berlalu dengan sangat cepat. Tidak kurasa, waktuku sesaat lagi akan habis. Jadi, bisakah aku menjadi bintang? Setidaknya untuk melihat kedua orang tuaku. Aku ingin memastikan mereka berdua tetap hidup bahagia setelah kepergianku"

Tidak terasa air matanya menetes, lalu, ia merasakan angin malam yang menerpa wajahnya.

"Ahh, ini sudah larut. Aku tidak bisa berlama-lama di luar. Terima kasih,sudah menemaniku", lalu ia pun segera masuk dan mengunci pintu balkonnya. Merebahkan tubuh ke kasurnya. Dalam heningnya, ia bertanya, "Mungkinkah aku akan terus seperti ini hingga akhir? Aku... Aku lelah harus menahannya. Jika bisa, aku ingin dipercepat saja. Namun, aku juga tak ingin. Aku masih berharap dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluargaku.", ia menghela nafasnnya, lalu memejamkan matanya, mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.



"Kakak jadi kan membawaku ke restoran yang baru itu?! Iya, kan?! Ya?Ya?!", tanya Doyoung sambil mengikuti kakaknya yang berjalan ke sana dan kemari.

"Heuhh..iya iyaa jadi", ujarnya dengan resah, lanjut menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu.

"Kalau begitu tunggu apa lagi?? Ayo berangkat!!", ajaknya antusias sambil menarik-narik kecil ujung baju yang dipakai sang kakak.

"Tunggu sebentar, Doy. Aku sedang mencari—
HAA KETEMU!", ujarnya setelah menemukan sebuah tas kecil.

"Baiklah, ayo pergi"



ting

Suara bel di pintu restoran berbunyi, seorang lelaki berwajah tampan dengan kulit putih dan tubuh yang tinggi baru saja masuk ke dalamnya.

"Hyunjin?", tanya pemilik restoran yang kebetulan sedang ingin keluar.

Pemilik nama pun menoleh, "Paman", sapanya.

PRIMROSE || HWANG HYUNJIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang