13

22 5 2
                                    


←〣☆~♥~☆〣→


"Eh? Kak kau sudah baikan?", tanya Dobby saat melihat kakaknya turun dari tangga.

"Kau sudah minum obatmu? Makanlah, tadi kak Chan sudah memasak bubur untukmu sebelum pergi ke kantor"

Hanna sama sekali tidak menggubris ucapan  Dobby, ia malah segera mengambil sepatu dan memakainya.

"Eh. Kak kau mau kemana? Kak?", Dobby menghampiri Hanna.

"Kau mau kemana, kak? Kau masih sakit", ujarnya.

"Aku harus menemui Hyunjin. Aku harus mengatakan sesuatu padanya", ujar Hanna menyingkirkan Dobby dari hadapannya.

"Tidak! Kak, nanti saja, ya? Kau masih harus istirahat", bujuk Dobby lembut.

"Tidak, Dob. Aku tidak bisa. Dia bilang dia ingin pergi. Aku tidak tahu ke mana dan kapan ia akan pergi. Aku harus menemuinya sekarang", ujar Hanna.

Dobby menghela nafasnya, "Baiklah. Tapi aku ikut denganmu. Tidak ada penolakan!  Tunggu disini aku akan mencarikan taksi", ujarnya lalu segera mengambil jaketnya.

Mereka sudah sampai di rumah Hyunjin. Tapi, sepertinya sangat sepi.

"Maaf, permisi, pak. Hyunjinnya ada?", tanya Hanna kepada satpam disana.

"Oh, tuan Hyunjin baru saja berangkat ke bandara bersama nyonya dan tuan besar", jawabnya. .

"Bandara?!", kaget Hanna.

"Maaf, pak, boleh kami tahu, bandara mana dan ke mana tujuan mereka?", tanya Dobby.

"Jika saya tidak salah, tuan Hyunjin dan Nyonya akan ikut Tuan besar pindah ke Amerika untuk mengurus pekerjaan. Tapi, sepertinya, mereka akan tinggal di sana", jawab satpam itu.

"Kapan penerbangannya, pak??"

"Sekitar dua jam lagi"

"Aku harus menemuinya sebelum ia pergi", Hanna berlalu begitu saja meninggalkan Dobby.

"EH, Kak, tunggu! Terima kasih banyak, Pak.  Saya permisi dulu", ujarnya pada satpam itu lalu segera pergi menyusul kakaknya.



📍Incheon International Airpot

Hanna dan Dobby telah tiba di bandara. Begitu sampai, Hanna langsung berlari keluar dari mobil begitu saja. Ia mengambil handphone di sakunya dengan tergesa. Segera ia cari nomor Hyunjin dan menekan tombol panggilan.

Namun, sayang, panggilan itu tidak dapat terhubung. Sepertinya, Hyunjin sudah menghidupkan mode pesawatnya. Matanya terus mencari sosok Hyunjin. Berharap bahwa Hyunjin masih berada di public area. Dan juga berharap, bahwa Hyunjin masih menunggunya sebelum ia pergi.

Kakinya ia bawa berlari melangkah lebih jauh ke public area . Karena terlalu banyak orang disana, ia tidak tahu bagaimana caranya menemukan Hyunjin. Ia pun berteriak memanggil namanya.

"HYUNJIN!!"

"HYUNJIN KAU DIMANA?"

Ia terus berlari hingga sampai di Terminal 2, ia tetap meneriakkan nama Hyunjin. Sangat berharap bahwa lelaki itu mendengarnya.

PRIMROSE || HWANG HYUNJIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang