03

32 5 2
                                    


←〣☆~♥~☆〣→

Hyunjin mengerjapkan matanya mencoba menghilangkan pandangannya yang sedikit buram. Lalu, ia melihat sekitar sebelum suara seorang perempuan mengejutkannya.

"Kau sudah bangun?! Kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?", tanyanya.

"Aku baik-baik saja. Tapi, bagaimana aku bisa berada di sini? dan maaf, kau... siapa?", tanya Hyunjin.

"Ohh,  syukurlah. Aku adalah orang yang tidak sengaja kau tabrak. Dan saat aku melihatmu kau sudah pingsan. Beruntung, rumah sakit ini berada diseberangnya. Aku dan adikku yang membawamu kesini karena ku lihat wajahmu pucat. Kau merasa lebih baik?", ujar Hanna.

Hyunjin memandangi wajah perempuan di depannya itu. Entah mengapa, sepertinya, detak jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya.

"Hey, kau merasa lebih baik?", ulang Hanna seraya melambaikkan tangannya di depan wajah Hyunjin ketika melihat ia hanya terdiam saat ditanya.

"A-ah, aku..aku baik-baik saja. Terima kasih banyak sudah mengantarku ke sini. Dan, maaf.. Aku minta maaf karena sudah menabrakmu tadi. Kepalaku sangat berat sehingga aku tidak sadar jika ada orang di depanku", ujar Hyunjin.

Hanna tersenyum dengan mata menyipit, lalu ia berkata, "Tidak masalah. Senang membantumu".

Hyunjin terpaku pada senyum itu, cantik, lucu sekali matanya menghilang—batinnya.

"Ini, untukmu" ujar Hanna sembari memberikan sekuntum bunga padanya. Membuat Hyunjin mengernyit kebingungan.

"Hadiah dariku. Terima saja. Maaf jika kau tidak suka warnanya. Ini adalah bunga kesukaanku. Kau tahu? Walaupun ini hanya palsu tapi ini kesukaanku. Aku memberikannya untukmu karena aku dengar, saat menjenguk orang yang sedang sakit, kita bisa memberikan buah tangan dan bunga. Karena aku tidak sempat membeli buah tangan. Aku memberikanmu bunga saja. Bunga ini selalu ku bawa di tasku, hehe", jelasnya. 

Hyunjin hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Sebenarnya, ia tidak terlalu menangkap semuanya. Ia baru saja sadar dari pingsannya, jika kalian lupa.

"Baiklah, jika kau sudah tak apa, aku akan pulang.", ujar Hanna. Ia segera beranjak berdiri untuk pulang. Adiknya sudah menunggunya di depan. Ia bilang tidak ingin masuk, ingin tunggu di depan saja, katanya.

Hyunjin sebenarnya ingin lebih lama bersamanya. Namun, melihat ia sudah berdiri dan membuka pintu, ia mengurungkan niatnya.

"Hyunjin. apa yang terjadi?!", Yeri baru saja masuk ke ruangannya sambil tergesa-gesa.

"Aku mendapat telepon dari Dokter Hong, dia bilang kau pingsan", ujarnya dengan raut khawatir.

"Tenanglah, Ibu. Aku sudah tidak apa. Tadi kepalaku sangat berat sehingga aku tidak sengaja menabrak seorang perempuan. Untungnya, ia orang yang baik. Ia dan adiknya mengantarkanku ke sini", jelas Hyunjin.

"Lalu, dimana ia?"

"Sudah pergi, Bu. Baru saja, mungkin tadi kau berpapasan dengannya", jawab Hyunjin.

Yeri pun mengangguk paham, "Syukurlah kau tidak apa".



PRIMROSE || HWANG HYUNJIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang