←〣☆~♥~☆〣→ding..dong...
"Ibu, aku pulang", ucapnya sembari melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah.
"Hyunjin, kemana saja kau? Mengapa kau pergi sendirian? Wajahmu pucat, kau baik-baik saja?", tanya sang Ibu khawatir saat melihat anak satu-satunya itu kembali dengan wajah yang pucat.
"Ibu, aku tak apa. Mungkin hanya lelah karena berjalan sebentar. Jangan khawatir, oke?", ujarnya pada sang Ibu agar tidak khawatir.
"Tetap saja. Lain kali jika ingin pergi keluar, ajaklah ibu. Jangan pergi sendirian. Kau tahu? Aku sangat khawatir akan terjadi sesuatu padamu"
Hyunjin tersenyum, "Ibu, terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Aku baik-baik saja. Tapi, aku lapar. Apa ibu sudah memasak?", tanyanya.
Sang ibu tersenyum, kemudian mengusap kedua pundak sang anak, "Baiklah kalau begitu. Ibu sudah memasak makanan kesukaanmu. Ayo duduklah di meja makan. Ibu sudah menyiapkannya", ajaknya.
Hyunjin pun mengagguk sembari melangkahkan kakinya mengikuti jejak ibunya menuju ke ruang makan.
•••
"Hyunjin, ibu....boleh bertanya sesuatu?", tanya sang ibu ragu.
Hyunjin yang sedang meneguk air putih selesai makan pun menoleh ke arah ibunya, "Ya, ibu tanyakan saja. Kenapa?",tanyanya.
Sang Ibu terlihat diam sejenak sebelum bertanya, "Kau masih tidak mau melakukan transplantasi jantung?", tanyanya hati-hati.
Hyunjin menggeleng, "Tidak, ibu. Maaf, tapi aku tidak ingin melakukanya. Ku harap ibu menghargai keputusanku", ujarnya sopan.
Sang Ibu menghela nafasnya sebentar, "Sebenarnya apa alasanmu tidak ingin melakukannya?"
Hyunjin tersenyum teduh, "Bukan sesuatu yang besar. Hanya saja, bukankah suatu saat nanti aku juga akan tiada? Maksudku, tidak ada yang tahu bagaimana Tuhan mengatur takdir kita. Jika aku sudah ditakdirkan hanya hidup sampai usia sekian, maka aku akan hidup. Jika tidak, maka, ya tidak. Aku tidak ingin merebut jantung milik orang lain yang hidupnya sehat dan kuat. Walaupun mungkin saja, dalam hidupnya ia tidak bahagia atau sengsara hingga membuat dia enggan untuk melanjutkan hidup dan mendonorkan jantungnya. Bukankah mereka hanya seperti ingin bunuh diri tapi dengan cara yang lebih baik? Aku tidak ingin melakukannya,Bu, sungguh. Aku harap orang-orang yang masih bisa hidup sehat dan normal di luar sana, selalu menjaga tubuhnya", jelas Hyunjin panjang.
Membuat sang Ibu meneteskan air matanya terharu, lalu segera beranjak untuk memeluk anaknya.
"Kau adalah satu-satunya anakku. Aku dan ayahmu sangat menyayangimu. Sejak kecil, kau tidak pernah meminta apapun. Kau selalu terima apa yang kami berikan. Sekarang kau sudah tumbuh besar, aku akan berusaha menghargai keputusanmu. Ingat ini, kapan pun, ibu dan ayah akan selalu berada di sisimu. Jangan katakan tentang umurmu. Itu hanya perkiraan dari seorang dokter. Kita tidak tahu apa yang Tuhan rencanakan. Jika tidak bisa dalam kehidupan ini. Ku harap di kehidupan selanjutnya, kau akan tetap menjadi anakku dan memiliki umur yang panjang", ucapnya sambil menangis.
Hyunjin mengusap pelan punggung ibunya, "Tenang saja, ibu. Aku menyayangi kalian. Aku bahagia memiliki kalian. Terima kasih selalu ada untukku", ujarnya tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRIMROSE || HWANG HYUNJIN [✓]
Fiksi Penggemar"Bodoh!! Kau bodoh!! Aku membencimu..." "Ya, benci saja aku. Itu jauh lebih baik" ••• Hwang Hyunjin, seorang lelaki tampan yang mencintai seorang gadis bernama Kim Hanna, gadis yang ceria dan lucu. Namun, sayangnya, Hyunjin memiliki jantung yang san...