18

29 5 8
                                    


←〣☆~♥~☆〣→


"Hei! Pak? Hyunjin? Hwang Hyunjin?! HYUNJIN!!!"

Bugh!

"ASTAGA! Siapa yang menyuruhmu memukulku?!", ucap Hyunjin dengan marah karena Jisung tadi baru saja memukul pundaknya dengan tidak santai.

"Siapa yang menyuruhmu melamun?! Aku sudah memanggilmu berkali-kali tapi tidak kau dengar juga", jawabnya dengan kesal.

Sudah berkali-kali ia memanggil  bossnya ini, tapi tak kunjung dijawab. Kan, ia kesal jadinya.   

Melihat Hyunjin hanya terdiam melamun, ia takut bossnya ini kerasukan, itu sebabnya ia memukulnya. Kalau benar kerasukan, kan, Jisung jadi takut.

"Lagi pula, apa yang kau pikirkan? Sampai larut termenung hingga menghiraukan dunia di sekitarmu" , tanya Jisung penasaran.

Hyunjin menghelakan nafasnya panjang, ia menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi.

"Apa orang yang lupa ingatan bisa mengingat kembali kenangan yang ia lupakan?", tanyanya.

"Ha?" , Jisung kaget mendengar pertanyaan Hyunjin. Apa dia melamun karena memikirkan ini? Ah yang benar saja, ia bercanda?

Namun, Jisung melihat raut serius itu. Tidak ada candaan didalamnya.

"Setahuku bisa, dari drama yang ku tonton serta novel yang ku baca, semuanya bisa kembali. Hanya saja, butuh waktu dan tahap yang berbeda", jawabnya.

Hyunjin terlihat mengangguk kecil memahami jawaban Jisung.

"Eh! Untuk apa kau menanyakan itu?", tanyanya.

Hyunjin menggeleng, "Tidak, hanya ingin", jawabnya.

Jisung mengernyit melihat reaksi Hyunjin, 'Hmm, sepertinya ia menyembunyikan sesuatu', batinnya.













LALALALA LA LALALALA ~♪ ♬ ♬ ♪—

Suara dering panggilan telepon dari handphone milik Jisung menginterupsi ruangan itu.

"Kau! Bisakah kau mengecilkan volume deringmu itu? Berisik sekali",ujar Hyunjin dengan raut kesal. Ia terkejut dengan suara dering yang besar dan tiba-tiba.

"Jika kecil, aku tidak akan dengar. Bagaimana jika itu panggilan penting? Lagipula ini bagus, addicted !", jawabnya dengan santai.

"Terserah! Keluarlah dan jawablah panggilanmu itu. Aku ingin sendiri", ujar Hyunjin.

"Tidak perlu, panggilannya sudah terputus", jawabnya lalu, kembali mendudukkan diri di sofa ruangan Hyunjin membuat lelaki tampan ini kembali mengernyit.

"Untuk apa masih disini? Bukankah kubilang—






















HAL MAREUL NAEBAETJI TWE TWE TWE~♪

"ASTAGA HAN JISUNG APALAGI ITU?!—

"OH Maaf, itu alarm pengingatku. Ini sudah jadwal ku untuk makan siang, hehe. Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. Selamat siang", ujarnya lalu segera beranjak keluar.

Heuh, giliran makan saja, ia cepat.
Dasar tupai!

Hyunjin memijat pelan pelipisnya, kepalanya pusing. Dirinya masih memikirkan semua cerita dari pria bermarga Bang itu kemarin.

'Apa Hanna benar-benar melupakanku? Selamanya? Ia tidak mengingatku, bahkan setelah melihat wajahku'

Hyunjin memandangi foto Hanna ditangannya.

PRIMROSE || HWANG HYUNJIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang