09

29 5 0
                                    


←〣☆~♥~☆〣→

"Kak", panggil Dobby ke kakaknya yang sedang  berbaring di sofa.

"Hm?", jawabnya tanpa menoleh.

"Kau dan kak Hyunjin itu, ada apa?", tanya Dobby penasaran.

"Hm? Ada apa memangnya?", tanya Hanna bingung.

"Ck! Kau pikir aku tidak tahu? Kau memiliki perasaan untuknya, bukan?", ujar Dobby tanpa ragu.

Hanna yang tadinya berbaring santai itu  segera bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk menghadap adik laki-laki yang hanya berbeda satu tahun dengannya ini.

"Apa yang kau katakan??", tanyanya.

"Sudahlah, katakan saja. Aku benar kan?"

"Hahh baiklah. Darimana kau tahu? Kau membaca buku diaryku,ya?!",tuduh Hanna.

"Sembarangan saja! Tidak pernah aku menyentuh bukumu. Yang mana saja aku tidak tahu", ujar Dobby tak terima.

"Lalu, kau tahu darimana??"

"Ck! Dari kecil aku selalu bermain denganmu. Apa kau lupa? Tentu saja aku bisa membacanya dari raut wajahmu saat kau sedang membicarakan lelaki itu. Juga pandangan matamu saat kau melihatnya. Aku menebaknya dan itu benar.", jelas Dobby.

"Kau cenayang", ujar Hanna.

"Terserah", Dobby tidak menghiraukan ucapan kakaknya. Bagaimana tidak? Di sekolah, teman-temannya pun sering menyebutnya cenayang hanya karena ia sering secara tidak sengaja menebak sesuatu dengan benar dan tepat. Bukankah itu suatu keberuntungan? Bukan berarti Dobby cenayang. Haduh, Dobby lelah.

"Lalu, bagaimana dengan hubungan kalian? Sudah memiliki status? Ku lihat, kak Hyunjin itu juga sepertinya memiliki perasaan untukmu", ujar Dobby.

"Kau juga merasakannya? Aku tidak tahu, tapi, jika ia memang merasakan hal yang sama, mengapa ia tidak mengatakannya! Apa ada yang membuatnya ragu? Apa ia takut aku tidak akan menerimanya? Bukankah sikapku sudah menunjukkan bahwa aku suka padanya? Apa lagi yang ia tunggu?", ujar Hanna

"Hmm, sepertinya kau harus memberitahukan perasaanmu padanya. Maksudku, kau harus memberikan semacam kode(?)", saran Dobby.

"Kode seperti apa? Aku tidak mengerti"

"Berikan saja ia hadiah"

"Hadiah? Dalam rangka apa? Tidak mungkin rasanya jika tiba-tiba memberikan hadiah", tanya Hanna.

"Tidak masalah sih bagiku. Tapi, jika kau rasa kurang,, emmm bagaimana saat hari ulang tahunnya? Apa itu sudah lewat?"

"Ulang tahun ya? Hmm, AH ulang tahunnya minggu depan", jawab Hanna setelah mengingat tanggal lahir Hyunjin.

"NAH, baiklah. Berikan sebagai hadiah ulang tahun. Semoga saja ia mengerti maksud hatimu"



"Ibu", panggil Hyunjin sembari duduk di sofa depan TV. Ibunya yang sedang duduk juga sambil menonton TV itu menoleh.

"Hm?", sahutnya.

PRIMROSE || HWANG HYUNJIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang