===============
.𝑆𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎.
==============="Yayah Halca boleh macuk?"
Arga menoleh, menatap Harsa yang sedang berdiri di pintu ruang kerja nya
"Masuk aja a' gak papa" ujar Arga
Harsa pun menurut, Harsa duduk di pangkuan Arga
"Kenapa a'?" tanya Arga
"Yayah buna temana? Tenapa cuma ada tita belima? Heca, Acel, Cena puna mama. Tenapa Halca ndak puna buna?" ujar Harsa menatap kosong laptop di depannya
Seketika Arga berhenti mengetik. Ia membeku setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan Harsa
"Harsa punya kok, Harsa punya buna" ujar Arga
"Tapi Halca ndak pelnah liat buna di lumah" balas Harsa
"Memang, karna buna nya aa' ada disini" ucap Arga menunjuk bagian dada Harsa
"Buna ada di hati Halca?" tanya Harsa
Arga mengangguk
Harsa menunduk. Bagaimana bisa? Ia saja tak pernah mengetahui sosok yang ia sebut buna
"Tapi Halca ndak pelnah liat buna" ujar Harsa
"Aa' mau liat buna?" tanya Arga
Harsa langsung menatap Arga dengan mata yang berbinar. Tentu saja ia sangat ingin melihat sosok buna yang belum pernah ia lihat itu
"Ayo kita ke kamar aa', sekalian tunjukin sama yang lain juga" ucap Arga
Harsa pun menurut, ia turun dari pangkuan Arga. Kemudian mereka pergi ke kamar Harsa dengan Arga yang membawa sebuah buku
..
..
..
..
.."Ayo sini naik" ucap Arga
Renja, Jean, dan Naren yang tadinya sedang bermain pun langsung menghampiri Arga dan Harsa yang sudah berada di atas kasur
"Tenapa yayah?" tanya Jean
"Ayo sini kita liat-liat fotonya buna, sekalian ayah ceritain juga tentang buna kalian" ujar Arga
Mereka bertiga langsung menatap Arga dengan mata yang berbinar, persis seperti Harsa tadi
"Mau!" ucap mereka bersamaan
Mereka pun segera mengambil posisi nyaman, dengan keempat bocah itu berbaring diatas kasur. Sedangkan Arga duduk di tepi kasur
Arga mulai membuka buku yang ia bawa, yang ternyata merupakan sebuah album foto
"Lihat ini buna kalian, cantik kan?" ucap Arga menunjukkan foto-foto seorang wanita yang merupakan ibu dari anak-anaknya
"Buna canci" ujar Jean
"Buna kalian itu kayak mas Renja, gampang banget marah. Tapi juga kayak aa', jahil banget orangnya" ucap Arga
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins nya ayah [End]
Teen Fiction"Mas marah-marah mulu, cepet tua ntar" "Harsa jangan kabur!" "Abang bantuin" "Makanya kalo lagi pelajaran tuh jangan tidur mulu"